Friday, 28 December 2012

Khotbah Lukas 3:15-17, 21-22, Minggu 13 Januari 2013

Introitus :
Yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraannya dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipetahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi dan menjadi sama dengan manusia (Filipi 2:6-7).

Bacaan : Mazmur 29:1-12; Khotbah : Lukas 3:15-17, 21-22

Tema :
Yesus Adalah Raja Penolong (“Mesias”)

Pendahuluan

Saudara-saudara yang kekasih dalam Nama Tuhan Yesus,

Minggu ini adalah minggu ke dua ditahun 2013, Semangat Natal (tema natal: Allah telah mengasihi kita) telah kita terima yang menjadi kekuatan atau modal bagi kita untuk memasuki tahun 2013 dan menjalani Tahun 2013. Minggu kedua tahun 2013 ini, tema khotbah kita, Yesus adalah raja penolong (“Mesias). Tema ini menyadarkan kita betapa pentingnya penolong dalam hidup ini. Coba kita renungkan kalau Pembantu Rumah Tangga (PRT) mogok kerja atau pulang ke desa. Betapa repotnya kita yang ditinggalkan PRT tersebut, untuk mengerjakan pekerjaan pembantu tkita tersebut. Yang paling merepotkan adalah pekerjaan yang biasa dikerjakan PRT tidak biasa kita kerjakan. Pada waktu demikian biasanya berkeluh kesah dan menyadari betapa pentingnya pembantu itu dalam kehidupan keluarga kita.

Saudara-saudara yang kekasih dalam Nama Tuhan Yesus,

Nats khotbah kita menawarkan penolong dalam perjalanan hidup kita. Untuk memahami Raja Penolong (Mesias) tersebut perlu kita pahami konsep Mesias bagi bangsa Israel. Konsep Mesias bagi bangsa Israel adalah:

Mesias berasal dari bahasa Ibrani yaitu:”Mashiah” yang berarti “yang diurapi”. Didalam bahasa Yunani kata Mesias diterjemahkan dengan kata Kristos (Kristus)., yang menjadi salah satu gelar Yesus. Sebutan Mesias bagi orang Yahudi mengenai seorang tokoh pada masa depan yang akan datang sebagai wakil Allah untuk membawa keselamatan bagi umat Yahudi.

Saudara-saudara yang kekasih dalam nama Tuhan Yesus,

Di dalam kekristenan Yesus Kristus adalah sebagai Mesias yang membawa keselamatan dari Allah kepada manusia. Yang diurapi biasanya adalah Raja, Imam, dan Nabi. Jadi Yesus adalah:

Pertama, Yesus itu adalah raja, berarti Ia adalah raja diatas segala raja, Alfa dan Omega, semua kuasa telah berada di bawah telapak kaki Yesus.

Kedua, Yesus itu adalah imam, berarti Ia adalah perarntara dan sekaligus jalan untuk sampai kepada Bapa, (Yoh. 14:6), Ia yang menyelamatkan orang yang percaya (Yoh. 3:16; 5:24).

Ketiga, Ia adalah Nabi, berarti Ia yang menyampaikan Firman Allah, bukan saja Ia yang menyampaikan tetapi Ia sendiri adalah Firman Allah (Yoh. 1:14).

Saudara-saudara yang kekasih adalam Nama Tuhan Yesus,

Dalam nats Khotbah kita Lukas 3: 15-17, 21-22 menerangkan Mesias Penolong dalam kehidupan.

Yang pertama, saudara-saudara, Yohanes Pembaptis, menerangkan siapa dirinya dan siapa Tuhan Yesus (Lukas 3:15-17). Dugaan orang banyak bahwa Yohanes Pembaptis adalah Mesias yang diharapkan (Lukas 3:15), dimentahkan oleh pernyataan Yohanes Pembaptis sendiri, bahwa dirinya bukanlah Mesias dengan perbedaan pembabtisan yang dilakukannya dan yang dilakukan Mesias yang akan datang. Yohanes membaptis dengan air, tetapi Mesias yang akan adatang membaptis dengan Roh Kudus dan api (Lukas 3:16). Ini merupakan tanda yang baru untuk umat Allah.

Yang kedua, saudara-saudara, Yohanes Pembaptis menyatakan bahwa kedatangan Mesias menuntut setiap orang percaya mengambil keputusan percaya atau tidak percaya, tidak ada tempat yang netral. Yohanes Pembaptis menyatakan bahwa alat penampi sudah siap di tanganNya. Untuk membersihkan tempat pengirikanNya dan untuk mengumpulkan ganndumNya ke dalam lumbungNya, tetapi debu jerami itu akan dibakarNya dengan api yang tak terpadamkan (Lukas 3:17). Orang yang mau ditolonglah yang tertolong, orang yang tidak mau ditolong tidak mendapat pertolongan.

Yang ketiga, saudara-saudara, Roh Kudus turun ke atas Yesus dan proklamasi dari Allah sendiri bahwa Yesus adalah AnakNya yang Dia kasihi dan KepadaNya Dia berkenan (Lukas 3:22). Yesus diurapi dan diberi kuasa oleh Roh Kudus bagi pelayananNya, sehingga Ia dapat melakukan tugasnya dengan berkemenangan.

Saudara-saudara yang kekasih dalam Nama Tuhan Yesus,

Dari nats khotbah Lukas 3:15-17, 21-22, kita mendapat peneguhan tentang janji pertolongan dari Raja penolong yaitu Mesias :

Pertama, saudara-saudara, bahwa Mesias yang dinanti-nantikan itu adalah Yesus Kristus, sehingga kita tidak perlu lagi menantikan yang lain atau mengharapkan Mesias yang lain, sebab dalam Yesus Kristus janji Allah tentang Mesias sudah digenapi. Yohanes Pembaptis meyaksikannya dan pelayanan Yesus sendiri menjadi saksi bahwa Ia adalah Raja penolong.

Kedua, saudara-saudara, ada tiga tipe kepemimpinan yaitu: pertama, pemimpin yang mengorbankan orang lain. Kedua, pemimpin yang sama-sama memajukan orang lain, ketiga, pemimpin yang mengorbankan dirinya untuk kebaikan orang lain. Mesias adalah pemimpin yang mengorbankan dirinya untuk kebaikan manusia yang berdosa. Ia menolong orang lain dengan mengorbankan diriNya untuk kita yang berdosa (Introitus Filipi 2:6-7).

Ketiga, saudara-saudara, pemberian Allah Mesias terhadap kita orang berdosa adalah inisiatif Allah melulu dan kita harus menyambutnya dengan percaya. (pisteuo). Kata percaya (pisteuo) mengandung tiga unsur yaitu: kenyakinan yang kokoh bahwa Yesus adalah Anak Allah dan satu-satunya Mesias, persekutuan yang menyangkal diri dan dan ketaatan kepada Mesias , kepercayaan penuh kepada Mesias bahwa Mesias mampu menuntun kita kepada kehidupan yang kekal, sehingga bolehlah kita hidup dalam berkemenangan. Berkemenangan oleh karena ditolong Mesias Raja Penolong, semoga…Amin

Cileungsi Simalem, 18 Desember 2012
Pdt. Rasmidi Sembiring MTh.

Catatan sermon
Ilustrasi: selamat karena menolong.
Ada seorang laki-laki yang melakukan per lanan dengan melintasi sebuah gunung yang tinggi pada waktu musim dingin. Malang baginya, tengah perjalanannya itu dia diserang oleh badai salju yang dahsyat sekali. Ketika dia berjuang n lawan badai, dia segera menjadi sangat letih. Ia menyadari bahwa dia harus berjuang terus sampai dia mendapatkan tempat untuk berlindung, karena berhenti pada saat itu sama saja artin dengan pembekuan yang bisa menyebabkan kematiannya. Karena itu, dia terus berjuang sampai kepayahan, dan kelopak matanya tak dapat lagi menahan serangan kantuk yang amat sangat. Akan tetapi, bila dia menyerah, hal itu akan me bahayakan jiwanya. Pada saat dia sudah tidak dapat berjalan lebih jauh lagi, dia segera tahu bahwa ternyata ada seorang pelancong lain yang tergeletak di jalan itu dengan separo tubuhnya telah tertutup oleh salju.

Orang itu lantas mengerahkan segenap tenaga yang masih ada padanya, dan sambil berjalan dengan terhuyung-huyung, dia mengangkat pelancong lainnya tadi ke atas bahunya. Dengan segala daya yang masih dimilikinya, akhirnya dia bisa sampai ke sebuah tempat perlindungan. Pada saat itu dia menyadari bahwa usahanya untuk menyelamatkan orang yang tak dikenalnya tadi telah memberikan dorongan atau motivasi ekstra kepadanya untuk menyelamatkannya. Ketika dia sedang berusaha menyelamatkan orang lain, dia telah menyelamatkan dirinya sendiri.

Bukankah Injil juga seperti ini? Pada saat-saat tertentu kita tampaknya hampir tidak berdaya oleh segala godaan dan kesukaran yang menimpa kita. Akan tetapi, jika dalam saat-saat seperti itu kita berusaha memberitakan Kabar Baik kepada orang-orang lain, kita akan segera tahu bahwa pada saat kita menolong mereka, sebenarnya kita sedang mengatasi godaan-godaan yang menyerang kita//asbrahm.


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment