Introitus :
Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan
sayap-Mu/Kawali aku bagi ngkawali anak mata, buniken aku i teruh
kabengNdu (Masmur 17:8)
Bacaan : Masmur 36 : 6-13; Khotbah : Matius 8:23-27 (Tunggal)
Thema :
”Teneng Ibas Ndalani Kegeluhen”/Tenang Menjalani Kehidupan
Saudara-saudara didalam Yesus Kristus,
Salah
satu yang dicari atau diperjuangkan manusia di dalam kehidupan ini
adalah kebahagiaan hidup. Hal ini menjadi wajar karena setiap manusia
pasti ingin hidupnya berbahagia. Untuk mendapatkannya banyak hal atau
cara yang dilakukan, misalnya saja ketika kita beranggapan bahwa materi
atau uang yang banyak memberikan kebahagiaan maka wajar sekali jika uang
yang menjadi perjuangan di dalam kehidupan ini, bahkan sering sekali
untuk mendapatkannya segala cara dilakukan termasuk didalamnya upaya
yang instant dengan cara merugikan orang lain bahkan diri sendiri
sebagai akibatnya. Secara umum banyak orang beranggapan bahwa
uang/materi/kekayaan, jabatan/kedudukan (termasuk status sosial),
pengetahuan (kehebatan) inilah yang dapat mendatangkan kebahagiaan
hidup. Hal ini juga dapat dilihat dari realita kehidupan ini maka
orang-orang yang mendapatkan hal tersebut diatas sudah dianggap hidup
bahagia. Pertanyaannya : Apakah benar semuanya itu pasti mendatangkan
kebahagiaan ?
Kenyataannya
ketika kita berbicara dengan orang-orang yang kita anggap bahagia
seperti gambaran diatas ternyata banyak juga dari mereka yang hidup
berkecukupan dari segi harta, hebat dari pengetahuan, sukses di dalam
kedudukan/jabatan ternyata mereka juga belum merasakan kebahagiaan
tersebut. Ketika ditelusuri ada saja yang membuat ketidak tenangan yaitu
kekawatiran di dalam kehidupan ini. Apakah berhubungan dengan masa
depan (diri sendiri, keluarga = anak-anak), pengaturan/pengelolaan apa
yang mereka miliki dan sebagainya. Sederhananya mereka masih saja
diliputi kekawatiran.
Mengapa
hal ini dapat terjadi ? Hal ini dapat saja kita menjawabnya karena kita
tidak tau apa yang terjadi besok, minggu depan, bulan depan atau tahun
depan.... Bisa saja semua yang kita miliki hilang/habis ketika
berhadapan dengan berbagai masalah, hal ini membuat kita selalu berupaya
sebaik mungkin menjaga apa yang kita miliki. Semuanya ini tidaklah
keliru sepanjang kita tidak hanya mengandalkan diri sendiri. Ketika
seseorang mampu me-manage pola pikirnya dengan baik tentu ada ketenangan
didalam perjalanan hidupnya, sebaliknya ketidakmampuan me-manage
pikiran kita maka akan bermunculan kekawatiran bahkan ketakutan di dalam
hidup ini.
Apa
yang harus kita lakukan ?..... Bagaimana caranya aku dapat hidup tenang
dan berbahagia ? Menjawab pertanyaan ini tentu kita harus terlebih
dahulu menyadari bahwa didalam perjalanan hidup ini tidak semuanya
berjalan seperti yang kita harapkan. Sekalipun kita adalah orang yang
beriman/percaya, tidaklah menjamin maka hidup ini akan terjadi seperti
yang kita harapkan saja. Banyak hal akan terjadi, karena hidup ini akan
terus berputar seperti roda.... yang perlu diingat janganlah kita
berhenti menjalankan roda kehidupan ini dan tetaplah berpegang kepada
yang mengendalikan roda kehidupan ini yaitu Tuhan Allah.
Pada
Minggu 2 setelah ephipanias ini kita bersyukur bahwa Tuhan Allah
kembali mengingatkan kita bahkan menerangi diri, pikiran kita karena
Allah adalah kasih yang menginginkan kita anakNya hidup didalam
kebahagiaan dan sukacita. Sebagai anak Allah kita diterangi Minggu ini
tentang kasih Allah yang luar biasa. Pengertian sederhana dapat kita
imani bahwa di dalam Tuhanlah kita mendapatkan kebahagiaan dan
ketenangan hidup. Pemazmur memberikan kesaksian bagi kita bagaimana
Allah adalah penuh/maha kasih, ia menggambarkan kasih Allah sampai
kelangit (tidak terukur), setiaNya sampai ke awan, keadilanNya seperti
gunung dan hukumNya seperti samudera (Maz 36:6-7). Bahkan pemazmur juga
merasakan perlindungan Allah seperti dibawah sayap Tuhan (penuh
keteduhan dan kesenangan) memberikan yang terbaik bagi anakNya :
kesukaan dan kesenangan (ay. 8-9). Artinya Pemazmur benar mengimani bahwa didalam Tuhanlah ia mendapatkan kebahagiaan hidup.
Bagaimana
dengan kita...? didalam berbagai liku-liku kehidupan ini yang sering
suka duka silih berganti... apakah kita tetap mengimani seperti
pemazmur? Tentu kita juga seharusnya demikian. Sekalipun banyak
peristiwa yang kita hadapi tidak seperti yang kita harapkan tentu
tidaklah membuat kita lari dari kasih Allah. Sekalipun banyak yang
menawarkan jalan menuju kebahagiaan hidup baiklah kita hanya percaya
kepada pemilik kebahagiaan itu yaitu Tuhan Allah. Janganlah kiranya
ketika kita berhadapan dengan masalah kita menjadi takut bahkan tidak
tau harus mencari pertolongan kemana. Ingatlah ada Tuhan yang tetap akan
menolong kita.
Peristiwa
ketika Yesus dan murid-muridNya menyeberangi danau dan pada saat
diperjalanan itu Yesus tertidur diperahu sementara datang angin ribut
jelas membuat murid-murid Yesus dipenuhi ketakutan yang luar biasa. Yang
ada dibenak mereka adalah “celaka” Pikiran tersebut membuat mereka lupa
bahwa ada Tuhan didalam Perahu tersebut. Ketika mereka membangunkan
Yesus maka Yesus menunjukkan kuasaNya dengan menenangkan angin ribut
tersebut. Peristiwa ini dicatat di dalam Injil Matius dan Minggu ini
menjadi bahan Kotbah kita.
Melalui
peristiwa ini kita kembali diingatkan bahwa sering sekali didalam
perjalan hidup ini kita seperti murid-murid Yesus. Kelemahan murid-murid
terlihat dari ketidak mampuan mereka melihat dan mengenal kemahakuasaan
Yesus. Ketika diperhadapkan dengan masalah (angin ribut) maka yang
muncul adalah ungkapan “celakalah kita” . Sampai di dalam kehidupan
jaman sekarang ini banyak juga orang yang tidak mampu melihat/menghadapi
masalah dengan mengandalkan iman percayanya kepada Yesus. Justru yang
ada adalah dengan mengandalkan kekuatan diri sendiri menghadapi masalah
tersebut sampai akhirnya yang ada di dalam benak pikiran kita adalah
“bahaya, celaka” yang justru membuat kita tidak dapat hidup dengan
tenang. Mengapa hal ini terjadi....? Jelas semuanya itu karena kita
senantiasa “membiarkan Yesus Tidur” di dalam kehidupan kita. Artinya
karena kita tidak lagi berseru, berserah bahkan memanggil, berhubungan
dengannya, kita hanya sibuk dengan urusan, perjuangan, pekerjaan atau
setiap aktivitas kita, maka sama saja kita menidurkan Yesus didalam diri
kita. Akibatnya kita akan selalu merasa takut bahkan menganggap
persoalan yang kita hadapi begitu beratnya bahkan sampai tidak ada jalan
keluar. Ingat Ada Yesus yang akan tetap setia menolong kita.
Mari kita selalu “membangunkan Dia” didalam kehidupan kita dengan cara
selalu berseru kepadaNya melalui doa kita, ibadah kita dengan kata lain
jagalah hubungan yang harmonis dengan Tuhan, maka ketika kita berhadapan
dengan masalah kehidupan ini kita tidak takut karena ada Tuhan yang
akan menolong kita. Pasti semuanya ini akan membawa ketenangan bagi kita
di dalam menjalani hidup ini. Ingatlah dengan tenang dan selalu
mendengar suaraNya akan menolong kita menyelesaikan banyak hal termasuk
masalah seberat apapun yang kita hadapi. (Ilustrasi : 3 orang anak yang
disuruh bapaknya menemukan sebuah jam tangan di sebuah gudang yang gelap
dan berserakan.... Anak 1 membawa sekop..(Menggambarkan orang yang
menghadapi masalah dengan mengandalkan kekuatannya)... tapi sampai dia
kelelahan dia tidak mampu menemukannya. Anak 2 Membawa senter
...(menggambarkan orang yang menghadapi masalah dengan menyalahkan orang
lain), sampai batree senternya habis dia tidah temukan. Anak 3 dalam
waktu sekejap di dapat menemukan jam tersebut karena yang dibawanya
adalah ketenangan... Dia masuk kedalam gudang dan mendengarkan bunyi
jarum jam yang bergerak..tik..tik..tik dan dia menemukannya. Jadi
ketenangan itu bersumber dari Tuhan maka berserahlah kepadaNya maka kita
juga akan mendengar suaraNya.... Anakku Aku ada disini menolongmu....
Luar biasa Tuhan kita..... Amin
Bekasi, Desember 2012
Pdt. Alexander. S. S.Th
081386498009; 087777100076;
singchall@yahoo.co.id;
alex.singchall@gmail.com
0 komentar:
Post a Comment