Tuesday, 3 December 2013

Renungan / Khotbah Kolose 3:15-17, Minggu 29 Desember 2013

Introitus : 
Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah Bapa kita (Kolose 3 : 17)

Bacaan : Yohanes 14 : 27 – 31 (Tunggal); Khotbah : Kolose 3 : 15 – 17 (Tunggal)

Tema : Kristuslah yang menjadi teladan kita

Pendahuluan
Di dalam setiap kehidupan kita, pribadi lepas pribadi baik dalam keluarga ataupun ditengah-tengah masyarakat, ditempat dimana kita bekerja, kita selalu ingin membuat yang terbaik untuk orang lain, untuk Tuhan, dan untuk keluarga kita. Membuat dan mencapai sesuatu yang terbaik itu, mempunyai proses yang harus dilalui tahap demi tahap, baik dalam kehidupan pergaulan, pekerjaan, dan pengalaman. Baik sesuatu yang mendatangkan sukacita, ataupun yang mendatangkan yang tidak sesuai dengan kehendak kita. Sesuatu yang terbaik untuk Tuhan dan untuk manusia itu, bukanlah hal yang mudah diperoleh dan dipraktekkan di dalam kehidupan kita. Bisa saja dikatakan bahwa, mudah dikatakan namun sulit dilakukan. Teladan yang terbaik itu, berproses di dalam baik dalam pendengaran, perenungan, dan prakteknya yang dapat dirasakan oleh orang lain dan oleh diri kita sendiri sebagai pelaku perbuatan yang baik itu.

Sebagaimana juga dalam injil Yohanes 15 : 13, seperti Yesus telah menyatakan kepada murid-murid-Nya setelah Yesus membasuh kaki murid-muridNya Dia mengatakan, teladan yang telah kuperbuat padamu, juga supaya kamu lakukan kepada sesamamu, seperti yang telah kulakukan.
Melalui ini Tuhan Yesus, ingin mengatakan inilah yang menjadi teladan bagi murid-muridNya untuk melakukan pelayanan dengan kerendahan hati karena hanya melalui inilah orang yang percaya kepada Kristus menjadi teladan, dan dapat diteladani oleh orang lain juga supaya orang melakukan hal yang sama. Apa yang dituntut dari renungan kita pada Minggu ini adalah marilah kita bersama-sama melihat, membaca, dan merenungkan untuk khotbah minggu ini.

Isi
Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Kolose, mengingatkan bahwa sebagai orang yang telah menjadi manusia baru yang hidup di dalam Kristus, hendaklah damai sejahtera Kristus itu tetap tinggal dalam hidup mereka. Damai sejahtera Kristus itu adalah damai sejahtera yang datangnya dari Surga, bukan berasal dari dunia ini, sehingga apa yang dikatakan Yesus, damai sejahtera yang datang dari dunia ini tidak sama dengan damai sejahtera yang datangnya dari Yesus. Damai sejahtera yang berasal dari dunia ini bersifat sementara, tidak mendasar di dalam kehidupan manusia, tetapi damai sejahtera yang datangnya dari Yesus adalah damai sejahtera yang membuat manusia itu hidup tenang bersekutu dengan Tuhan, dapat memuji Tuhan, bersukacita, dan saling mengasihi. Karena di dalam orang yang Percaya itu, Kristus hidup di dalamnya. Manusia tersebut sudah diperbaharui hatinya melalui kekayaan Kristus yaitu firman-Nya, kuasa-Nya dan kasih-Nya. Dengan demikian, manusia yang sudah percaya kepada Kristus itu dituntut untuk selalu bersukacita, bersyukur dan menjadi teladan. Kristuslah yang menjadi andalan dan teladan dalam kehidupan setiap hari.

Aplikasi
Dalam kehidupan kita sebagai orang yang beriman kepada Kristus, patutlah kita juga berbuat apa yang dikatakan oleh Paulus agar supaya damai sejahtera yang kita terima dari Tuhan Yesus, kita dimampukan untuk memberikan teladan dalam melaksanakan apa yang difirmankan oleh Tuhan, setiap saat kita dapat bersukacita dalam hidup ini hanya karena Tuhan memampukan kita. Kita dapat berbuat baik, berfikir dan menyaksikan di dalam perbuatan kita, sehingga orang lain dapat merasakan apa yang telah kita terima dari Tuhan dan dapat dinyatakan dalam hubungan kita sebagai pribadi lepas pribadi, terhadap orang lain, terhadap persekutuan dalam Gereja kita dan di tempat kita bekerja. Teladan yang telah dilakukan Tuhan Yesus bagi kita, itu lah yang kita andalkan demi nama Tuhan, dan melalui itu juga, orang lain dapat memuliakan Tuhan, memuji Tuhan, dan dapat memberlakukan apa yang telah dilakukan Tuhan Yesus dalam kehidupan setiap harinya. Hati yang selalu diperbaharui oleh Roh Kudus, firman Tuhan, itulah yang menjadi andalan kita, baik dalam pelayanan kita kepada orang sakit, kepada orang yang sedang berduka, yang membutuhkan pertolongan, yang membutuhkan doa serta orang yang membutuhkan kehadiran kita. Hal tersebut semuanya membuat orang lain juga akan semakin percaya kepada Kristus karena kita melakukannya tidak hanya dengan kata-kata, namun melalui tindakan kasih dan rendah hati sebagaimana yang telah dilakukan oleh Tuhan Yesus kepada kita murid-muridNya. Marilah kita senantiasa mengucap syukur, dan mengandalkan Tuhan melalui kerendahan hati terhadap sesama kita.

Bandung, Oktober 2013
Pdt. Johannes Karosekali, S.Th
GBKP Runggun Bdg Pusat


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment