Monday, 31 March 2014

Renungan / Khotbah Yehezkiel 37:1-14, Minggu 6 April 2014

Introitus : 
Rohlah ia memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkatan yang Kukatakan kepadamu adalah Roh dah hidup (Yohanes 6:63).

Bacaan : Roma 8 : 6-11 (Anthiphonal); Khotbah : Yehezkiel 37: 1-14 (Tunggal)

Thema :
DENGARKANLAH FIRMANNYA, TERIMALAH ROHNYA


Pendahuluan/Pengantar :
Mendengar dalam kehidupan kita setiap hari sangat penting karena melalui pendengaran kita, kita tahu dan mengerti apa yang sedang dan yang akan terjadi dalam kehidupan kita. Dengarkanlah salah satu kalimat imperatif yang disuruh aktif bagi seseorang untuk siap mendengarkan dan memfokuskan tentang apa yang akan terjadi. Untuk mendengarkan sesuatu itu, perlu ada konsentrasi dan perhatian. Untuk itu perlu ada perhatian serius yang untuk dilaksanakan dalam kehidupan setiap hari. Banyak orang yang salah dengar atau salah mendengarkan dan hasilnya juga salah membawa kebingungan dan keheranan di dalam praktek setiap hari, contohnya :
Ada seorang yang membeli obat ke apotik, karena dia merasa pusing dia membeli obat sakit kepala. Setelah dia menerima obat dari apotik, maka apoteker itu menyatakan, “semoga cepat sembuh!” Tetapi karena dia pusing kepala, dia mendengar, “semoga cepat kambuh!” Sehingga akibat salah pendengaran dan salah pengertian maka terjadilah pertengkaran dan emosi padahal yang seorang menyatakan untuk kebaikan bagi yang membeli obat dan orang yang salah mendengar, mendengarkan secara negatif.
Di dalam firman Tuhan yang akan kita dengarkan, melalui khotbah minggu ini di dalam Yehezkiel 37:1-14, marilah kita memfokuskan dan mendengarkan firman Tuhan yang akan membawa kehidupan dan yang sesuai dengan kehendak Tuhan.

PENDALAMAN TEKS
Yehezkiel sebagai seorang nabi diberi penglihatan oleh Tuhan tentang perjalananannya ke suatu lembah dan di lembah itu terdapat banyak tulang-tulang kering yang berserakan, Yehezkiel dibawa oleh Roh Tuhan ke tempat tersebut. Yehezkiel di sini disebut sebagai anak manusia, ungkapan anak manusia ini sering di temukan dalam kitab Yehezkiel. Arti dari ungkapan ‘anak manusia’ ini hendak memperlihatkan bahwa sekalipun Yehezkiel hanyalah manusia tetapi dia adalah orang yang dipanggil Tuhan untuk berbicara atas namaNya kepada bangsa Israel (bdk. Yehezkiel 4:1). Kapan waktunya Yehezkiel menerima penglihatan ini, tentang tulang belulang yang kering ini, tidak diketahui, tetapi mungkin terjadi setelah sejumlah orang Israel menetap di pembuangan dan mulai kehilangan harapan (Yeh. 37:11). Lembah yang penuh tulang belulang ini mungkin sama dengan lembah di mana dia mendapat penglihatannya yang pertama (Yeh. 1:1-3).

Kata penting yang muncul dalam pasal ini adalah kata Ibrani ‘Ruakh’. Kata ‘Ruakh’ bisa berarti ‘angin’, ‘nafas’ atau ‘roh’, ketiganya muncul dalam penglihatan Yehezkiel ini. Di dalam penglihatan ini Allah menjawab, “Tuhan Allah, Engkaulah yang mengetahuinya!” Pada saat ini, Allah ingin menguji iman percaya Yehezkiel dan memperlihatkan kuasa Tuhan, apakah Yehezkiel percaya bahwa Allah itu maha kuasa. Yehezkiel diajak untuk bernubuat tentang tulang-tulang ini dan Yehezkiel di sini disuruh Tuhan untuk bernubuat dan berfirman atas nama Allah sendiri untuk menghidupkan tulang-tulang itu. Tuhan Allah sendiri berfirman kepada Yehezkiel untuk menghidupkan kembali tulang-tulang itu, mempersatukannya dan memberi roh kehidupan ke dalam tulang-tulang yang berserakan untuk kembali bersatu.

Yehezkiel diberi kuasa dengan mengatakan, “Bernubuatlah hai anak manusia kepada tulang-tulang itu!” Setelah Yehezkiel mendengarkan dan melaksanakan nubuat yang diberi kuasa oleh Tuhan dan RohNya, maka tulang-tulang itu menjadi hidup dan menjadi manusia. Adapun manusia yang hidup di sini adalah sebanyak tentara Israel yang sangat besar. Gambaran manusia itu adalah gambaran orang Israel yang sedang di dalam pembuangan yang tidak punya harapan hidup lagi untuk pulang kembali ke Yerusalem. Harapannya sudah kering, tidak mungkin lagi kembali ke tanah asalnya di Yerusalem. Di sini lah Allah berfirman kepada Yehezkiel, bahwa Allah kembali menghidupkan, membangkitkan semangat hidup orang Israel untuk kembali pulang ke Yerusalem. Di dalam Tuhan tidak ada yang mustahil, Tuhan Allah, FirmanNya dan RohNya memberikan semangat hidup dan membawa harapan untuk pulang kembali ke Yerusalem.
Kehidupan Israel yang berada di pembuangan, yang tidak punya pengharapan, yang sudah kering, yang tidak mungkin menurut logika manusia, tetapi di dalam Tuhan dan FirmanNya, tidak ada yang mustahil, semuanya bisa terjadi.

APLIKASI
Kehidupan orang Kristen, juga adalah sering seperti tulang belulang yang berserakan di dalam menghadapi kehidupan tiap-tiap hari karena begitu banyaknya tantangan atau masalah yang dihadapi, baik dalam pekerjaan, dalam pergaulan, dalam keluarga. Kadang-kadang tidak ada lagi harapan untuk menyelesaikan masalah itu, seakan-akan tidak ada jalan keluar. Tetapi, sebagaimana Firman Tuhan yang dikatakan bahwa manusia itu hidup oleh Roh Tuhan dan kuasaNya, maka manusia itu dapat menghadapi berbagai tantangan dan rintangan walau bagaimana sekalipun beratnya.

Roh Tuhan itu adalah yang memberi kehidupan, membawa semangat, membawa kebangkitan, memberi jalan keluar. Karena tidaklah lebih besar tantangan, rintangan yang dihadapi oleh manusia daripada kuasa Allah sendiri dan kasih setia Allah terhadap orang-orang yang mau mendengarkan FirmanNya dan melakukan, setia kepada Tuhan di dalam kehidupan setiap hari.

Renungan kita pada hari ini, mengingatkan kita supaya kita mau mendengarkan dan menerima Roh Tuhan yang selalu dan setiap saat memberikan semangat, memberikan damai sejahtera di dalam kehidupan kita setiap hari. Firman Tuhan yang selalu kita andalkan di dalam kehidupan kita, adalah Firman yang memberikan kekuatan yang melebihi daripada kekuatan yang ada di dunia ini dan Spirit yang memberikan damai sejahtera dalam kehidupan keluarga di tengah-tengah gereja dan pelayanan untuk memuliakan nama Tuhan.

Minggu ini adalah Minggu Passion VI, kita harus berani dan bertekun untuk hidup di dalam kehidupan iman percaya kepada Yesus Kristus, untuk menghadapi yang tidak sesuai dengan kehendak kita. Karena melalui penderitaan, kita mendapat pengalaman demi untuk mendewasakan iman percaya kita hari lepas hari. Kiranya Minggu Passion ini bukanlah hanya untuk Yesus tetapi juga kita harus menerimanya dan melakukannnya melalui Firman Tuhan dan Roh Tuhan di dalam kehidupan kita.

Pdt. Johannes Karosekali
Majelis GBKP Runggun Bandung Pusat


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment