Saturday 28 November 2009

Asseb-Khotbah Bilangan 24:15-17, Minggu 29 Nopember 2009 (Advent I)

Thema:
Persiapkanlah hati kita menyambut Sang Raja
(Pesikap pusuh peratenta ngalo-ngalo Raja)

Introitus: Yesaaya 42:1; Pembacaan: Wahyu/Ketangkasen 22:16-20
Khotbah: Bilangan 24:15-17
Pendahuluan
Menurut tahun gerejawi, minggu ini kita memasuki Advent yang pertama . Masa Advent adalah 4 minggu sebelum perayan Natal tanggal 25 Desember. Sesuai dengan artinya[1], masa advent dihayati sebagai masa penantian yang penuh pengharapan dan kerinduan akan kedatangan TUHAN YESUS KRISTUS, Sang Penebus dunia yang telah datang dan yang akan datang kembali. Dalam panantian tersebut masa advent juga dipahami sebagai peringatan untuk mempersiapakan diri menyambut kedatangan Yesus yang kedua kali tersebut dan sekaligus mempersiapkan diri untuk merayakan & mensyukuri Natal.

Apa yang harus dipersiapkan? Hati kita. Itulah yang penting. Hati yang percaya sepenuhnya bahwa benar Yesus Kristus yang telah datang dan yang akan datang kembali adalah Tuhan sang Juruslamat sebagaimana yang telah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama, yang berimplikasi dalam sikap hidup yang berkenan kepada Allah, yakni hidup yang mengasihi Allah dan mengasihi sesama manusia.

Pendalaman Nas
Perikop kita adalah bagian penglihatan atau nubuat Bileam tentang datangnya seorang Raja. Nubuat ini disampaikan ketika bangsa Israel berada di dataran Moab, di daerah seberang sungai Jordan dekat Yerikho. Mungkin nubuat ini disampaikan dengan “terpaksa” oleh Bileam. Dikatakan “terpaksa”, karena sebelumnya atas permintaan Balak, raja Moab, ia diminta untuk mengutuki bangsa Israel[2] dengan upah besar. Hal ini terjadi ketika raja Balak mengetahui bangsa Israel berkemah di dekat negerinya, dan mendengar bagaimana bangsa Israel telah menaklukan orang Amori, hal ini membuatnya gentar dan ketakutan, sehingga mencari jalan keluar untuk mematahkan kekuatan orang Israel. Jalan keluar yang dianggap jitu dengan mengundang Bileam, yang dianggap mempunyai kekutan supranatural. Balak menyakni bahwa apa yang diucapkan Bileam, itu yang akan terjadi. Memang awalnya Bileam tidak bersedia. Namun godaan hadiah besar dari Balak membuatnya goyah sehingga memenuhi permintaan Balak. Namun pada waktu dan tempat yang sudah ditetapkan, bukan brondongan kutuk artas Israel yang diucapkan Bileam, melainkan berkat dan nubuat dan hal ini dapat terjadi karena Allah berkuasa atasnya. Sudah pasti Balak sangat kecewa bahkan sangat geram kepada Biliam. Dan hal ini memang suatu kebenaran, siapa pun yang memusuhi bangsa Tuhan, orang percaya, Allah akan membuatnya kecewa bahkan binasa. Oleh karena itu sebagai bangsa Tuhan, walaupun ada banyak tantangan dalam hidup ini, walaupun ada orang-orang tertentu, kelompok tertentu yang dipakai si I blis (bapa segala kejahatan) untuk menghancurkan kita, untuk mengutuki kita, jangan takut. Ada Allah kita. Malekatnya akan menjaga kita dan mengubah semuanya itu menjadi kebaikan kepada kita. Sadar atau tidak itulah yang terjadi dalam hidup kita sebagai orang percaya. Sama seperti bangsa Israel tidak tahu bahwa ada usaha untuk membinasakan mereka, namun Allah melindungi mereka.

Siapakah sebenarnya Bileam? Di dalam Alkitab hanya menyebutkan Bileam bin Beor berasal dari Petor di tepi sungai Efrat (Bil.22:6), berarti ia bukan orang Israel. Memang Bileam ini dapat dikatakan seorang yang aneh dan profesinya tidak jelas. Di satu pihak disebutkan ia mengenal Tuhan dan bertindak selaku nabi Tuhan, yang tidak mau menyangkal kemauan Tuhan, di pihak lain ia memberi nasehat kepada raja Moab, supaya menggoda orang Israel dengan penyembahan berhala (Bil.31:15, 16).[3] Bileam berarti “penggoda”[4]. Tiga kali Bileam disebut dalam Perjanjian Baru[5], dan tidak ada dari referensi-referinsi itu yang memuji dia. Namun pun demikian, terlepas itu semua, Allah memakai Bileam menyatakan atau menyaksikan kepada Balak bahwa Allah menyertai bangsa ini. Lebih jauh sesuai visi yang diberikan Allah, Bileam bernubuat mengenai masa depan bangsa ini, bahwa suatu pribadi akan datang yaitu bintang dari Yakub dan dia akan menghancurkan dan memerintah atas bangsa-bangsa.[6]

Siapakah pribadi itu, yang dilukiskan (dikiaskan) dengan “bintang terbit dari Yakub”? Dalam Wahyu 22:16, sangat jelas dikatakan bahwa dialah Yesus Kristus, walaupun dalam kalimat yang berbeda (“Aku adalah tunas, yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang.")[7]. Tidak hanya itu, Wahyu 22:16-20 pembacaan kita juga mau menyatakan: (1) Keselamatan di dalam Yesus Kristus terbuka kepada semua orang, dan keselamatan itu diberikan dengan Cuma-Cuma[8]. (2) Apa yang dikatakan dalam kitab Wahyu, adalah suatu kebenaran. Tidak boleh ditambah atau dikurangi. (3) Sebagaimana Yohanes merindukan kedatangan Yesus yang kedua kali, agar kiranya kita juga mempunyai kerinduana yang sama. Dengan adanya kerinduan dalam hati kita akan seseorang yang telah berjanji bahwa ia segera datang, terlebih orang tersebut yang sangat berarti kepada kita, pastilah membuat kita semantiasa menanti dan menanti dengan sabar dan persiapan yang maksimal menyambut kedatangannya.

Pointer Aplikasi
(1) Menghayati masa Advent berarti tidak saja mensyukuri bahwa Yesus telah datang melalui kelahiranNya 2009 tahun yang lalu dengan mencat dan menghias gereja, rumah, menyiapkan kue, menu makan apa yang akan dihidangkan pada hari Natal nantinya, dan bagaimana bentuk ibadah perayaan Natal yang akan dibuat, dsb, tetapi yang paling penting mempersiapkan hati kita sungguh-sungguh percaya bahwa Yesus Kristus adalah Mesias yang telah dinubuatkan dalam perikop kita sebagai Raja dan Juruslamat manusia, dan implikasinya mensyukuri kedatangannya tersebut dengan sikap hidup yang semakin peduli, empati dan berani menjadi model bagaimana manusia yang berkenan kepada Allah dan itu berarti mengikut teladan Yesus. Dan dengan hidup demikian, berarti kita juga sungguh-sungguh mempersiapkan diri menanti kedatangan Tuhan Yesus yang ke dua kali.
(2) Menghayati masa Advent berati juga tidak seperti Balak, Raja Moab. Hati dipenuhi kecurigaan, kegentaran dan ketakutan. Memang hal ini sangat manusiawi. Kita bisa dihinggapi rasa curiga kepada teman kita bahwa dia tidak mengasihi kita, tidak mau menolong kita. Bahwa teman kita/tetangga kita mau menghancurkan kita (usaha kita/bisnis kita, kedudukan kita, pekerjaan kita), dsb. Kita menjadi gentar, takut. Terlebih kita menyadari bahwa posisi kita lebih lemah. Bila demikian, apa yang mesti kita lakukan? (1) Menghilangkan rasa curiga dengan senantiasa berfikir positif, namun tidak kehilangan kewaspadaan. (2) Tetap hidup sebagai bangsa Tuhan, umat Tuhan, dan mengandalkan Tuhan. Allah kita tidak akan membiarkan kita dipermalukan, terlebih dibinasakan. Allah akan dipihak kita, sipakah yang dapat melawan kita?[9]
(3) Juga tidak seperti Bileam demi “uang” ia mau memenuhi permintaan raja Moab mengutuki orang Israel, orang yang tidak bersalah apa-apa kepadanya. Benar ia telah mengucapkan nubuatan mengenai kedatangan Yesus Kkristus, namun ia tidak menantikannya dengan sikap hidup yang baik, bahkan sesuai dengan namanya “penggoda”, ia memberikan nasehat kepada raja Moab untuk menggoda umat Tuhan agar jatuh ke dalam penyembahan berhala.
Pondok Gede, 27 Nopember 2009
Pdt.S.Brahmana
-------------------------
[1] Advent berasal dari bahasa latin, Adventus yang artinya kedatangan. Yang dimaksud adalah kedatangan Yesus Kristus.
[2] Bd. Bilangan 22:21,22
[3] Bd.Wahyu 2:14,15
[4] Dr.F.L.Bakker, Sejarah Kerajaan Allah I (Perjanjian Lama). Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1990, hal.336
[5] 2 Petrus 2:15-16; Yudas 1:11; Wahyu 2:14
[6] Bilangan 24:17,19
[7] Bd.Wahyu 22:6; Yesaya 11:1. Dan penjelasannya dapat dibaca dalam buku: Dave Hagelberd, Tafsiran kitab Wahyu dari bahasa Yunani. Yokyakarta: PBMR Andi, 2005, hal. 316
[8] Bd.Yesaya 55:1; Yohanes 4:14; 7:37; dan Efesus 2:8-10
[9] Bd. Roma 8:31


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment