Sunday 30 August 2009

Asseb-Khotbah Ucapan Syukur Memasuki Rumah Baru: Mazmur 67:1-8

Nats : Mazmur 67:1-8
Thema :
ALLAH TELAH MEMBERKATI KITA
Kehidupan orang percaya tidak terlepas dengan perbuatan/tindakan ataupun kebiasaan “mengucap syukur”. Ada banyak alasan mengucap syukur. Yang pasti semakin seseorang beriman kepada Tuhan akan semakin mengucap syukur. Ia tidak hanya mengucap syukur dikarenakan hal-hal besar, atau mengucap syukur karena mengalami hal-hal seperti yang di harapkan/diingini, tetapi juga mengucap syukur ketika mengalami sesuatu yang tidak seperti yang diharapkan. Memang hal ini tidaklah segampang diucapkan. Tetapi paling tidak rasul Paulus telah melakukan hal ini . Ia juga manusia sama seperti kita. Mengapa kita tidak bisa? Apa rahasia kekuatan Paulus? Tidak lain karena ia tahu benar bahwa ia sudah mengalami hal luar biasa dalam hidupnya yakni penebusan Yesus Kristus atas hidupnya. Hidupnya yang penuh dosa, yang seharusnya berujung kepada kematian kekal , telah ditebus dengan harga sangat mahal yakni kematian Yesus di kayu salib. Apakah yang lebih “wah” (lebih besar) dari hal itu??? Karena itu mengucap syukur seharusnya menjadi gaya hidup orang percaya. Mengucap syukur dalam segala hal .
Dalam pembacaan Firman Tuhan, Pemazmur juga sangat menekankan untuk mengucap syukur. Ada sebanyak empat kali disebutkan agar mengucap syukur. Rupanya pemazmur sangat mengenal Allah. Bahwa Tuhan itu sangat baik. Ia mengasihi dan memberkati umatNya. Dalam ayat 7 pemasmur mengatakan "Tanah telah memberi hasilnya, Allah, Allah kita, memberkati kita." Karena itu sangat keterlaluanlah jika umatNya tidak mengucap syukur.
Tetapi yang juga perlu kita renungkan ialah apakah ketika kita membuat kegiatan/kebaktian atau apa pun itu dalam rangka ucapan syukur, kita sungguh-sungguh memahami dan menghayati arti dari mengucap syukur tersebut? Makna dari mengucap syukur tidak lain sebagai respons dan pengakuan dari umat/orang percaya bahwa apa yang dialami, apa yang telah dimiliki semuanya bukan karena kebetulan, bukan karena kekuatan, bukan karena kepintaran kita, tapi semata-mata karena berkat Allah. Semuanya karena pertolongan dan campur tangan Allah. Ini penting supaya acara atau pun kegiatan yang di hubungkan dengan “kebaktian ucapan syukur” tidak sekedar formalitas saja. Sebaliknya kegiatan seperti ini, kegiatan yang kita percaya menyenangkan hati Tuhan sungguh-sungguh membawa pengaruh kepada orang yang melakukannya, dalam hal ini keluarga Andri Tarigan dalam sikap hidup pada masa-masa mendatang.

Kalau benar penghayatan kita seperti pemazmur dalam ayat 7 renungan kita: “Tanah telah memberi hasilnya; Allah, Allah kita, memberkati kita”, akan membuat kita:

  1. Tetap mempercayakan masa depan kita kepadaNya.
  2. Mempergunakan semua yang telah kita terima bagi kemuliaan Tuhan.
  3. Tidak sombong, tidak angkuh dan tidak pelit karena segala sesuatu yang dimiliki di pahami dan diamini oleh karena Tuhan sudah memberkati.
  4. Hidup menurut kehendak Tuhan, bukan sebaliknya.
Sebagaimana difirmankan dalam Matius 6:33, "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”, mengingatkan kita, bahwa hanya oleh karena kasihNyalah maka kita dapat hidup. Sebab apakah yang menjadi keperluan kita? Apa pun yang kita perlukan untuk kebahagiaan kita Allah akan memberikannya. Yang penting sebagaimana yang dikatakan Yesus: carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya. Titik.
Karena itu ibadah ucapan syukur memasuki rumah baru ini kiranya menjadi kesaksian dari keluarga akan kebaikan Tuhan, bahwa hanya oleh pertolongan dan berkat Tuhanlah semua ini dapat dimiliki. Dan kesaksian ini juga kiranya menguatkan kita yang hadir saat ini. Bahwa benar apa yang disaksikan pemazmur: “Tanah telah memberi hasilnya; Allah, Allah kita, memberkati kita”. Karena itu marilah kita senantiasa mengucp syukur atas segala kebaikan Tuhan dalam hidup kita. Amin.
Pondok Gede, 22 Agustus 2009
Pdt.S.Brahmana


Artikel lain yang terkait:



1 komentar:

Debs said...

AMIN

Post a Comment