Thursday 22 July 2010

Sermon-Khotbah Matius 7:1-5, Minggu 1 Agustus 2010

Sermon GBKP Klasis jakarta-Bandung Tgl.12 Juli 2010
By: Pdt.M.K.Sinuhaji,S.Th
KHOTBAH MINGGU 1 Agustus 2010
Introitus:
Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah/ E maka ola min kita erleja-leja erbahan si mehuli; sabap adi tetap tutus ateta ndalanken si e, seh me paksana siperani ulihna (Galatia 6:9).
Pembacaan : Keluaran 23:6-9
Khotbah : Matius 7:1-5
THEMA: HIDUP DALAM KEJUJURAN
1. Pendahuluan.
Sebagai orang percaya pada Tuhan Yesus harus hidup berdasarkan ajaran Tuhan Yesus, menganut pola hidup dan perilaku yang mencerminkan nilai Kerajaan Allah yaitu:
  • Saling kasih-mengasihi kamu, supaya orang tahu kamu adalah murid-muridKu (Joh 13:34-35);
  • Sikap hidup yang berbeda dengan dunia biasanya membalas, sikap rnenyalahkan (Matius 5:38-39; bd. Imamat 24:19-20). Firman Tuhan Yesus mengenai hal ini: Kamu jangan seperti itu, jangan berbalas, tetapi kasihilah musuhmu dan doakanlah (Mat 5:43-48).

2. Balok dan Selumbar.
Dua hal yang berbeda satu perumpamaaii yang member! nasehat bagi setiap orang bahwa manusia tidak ada yang sempurna untuk mengadili sesama :
• Mengadili dan menghakimi adalah Hak Allah Sendiri. Pengadilan adalah Hak Allah (Ulangan 1:17).
• Oleh karena itu sikap saling menghakimi adalah tindakan menghancurkan nama baik dan hidup sesama. Allah membenci tindakan saling menghakimi. "Jangan menghukum kamu, supaya kamu jangan dihukum". Penghukuman yang kamu pakai, kamu akan dihukumkan pula (Mat 7:2).

Istilah Penghukuman, ada terjemahan :
• Jangan kamu memperhakimkan dirimu sendiri atau
• Jangan kamu mengutuk, supaya kamu jangan dikutuk.

Firman Tuhan Yesus: membawa kita pada latar belakang atau sikap moral Ahli Taurat dan Praktik Paris! dimana mereka merasa : menduduki Kursi Musa (sebagai Hakim). Dengan angkuh mereka berhak sebagai hakim ilahi menundukkan hukum keras, kejam - tanpa belas kasihan. Contoh: Siapa yang langgar Taurat - mereka kutuk. iiebenarnya mereka tidak sadar - mereka bukanlah hakim, mereka ambil Hak Tuhan sebagai Hakim yang membalas perbuatan manusia (Roma 12:17-21). Jika hukum yang keras kamu kenakan pada sesamamu, hukum itu juga dikenakan kepadamu (7:2).

Justru sebaliknya :
Jika kemurahan dan belas kasihan Tuhan ada dalam hidupmu, maka penghukumanmu juga penuh kemurahan dan belas kasihan.

"Selumbar dimata saudaramu kamu lihat, Balok dimatamu kamu tidak lihat."

Sungguh mengagungkan Firman ini:
Dimana dalam percakapan kita sehari-hari adalah penghakiman terhadap sesama kita penuh kesan beringas dan tidak berperasaan.

3. Allah membenci tindakan sal ing menghakimi.
  • Menghakirni sesama adalah tindakan pelecehan terhadap Allah sebagi Hakim
  • Yang Adil. Kita tidak sempurna dan tidak layak mengadili sesama (Mat 7:5,1 Kor 4:4-5);
  • Menghakimi sesama adalah tindakan tidak menguasai diri. Kadar iman seseorang ditandai dengan sejauhmana ia dapat menguasai dirinya (Amsal 16:32);
  • Menghakimi sesama adalah tindakan tidak ingin mengampuni. Allah mengampuni kita setimpal kadar pengampunan yang kita berikan pada orang lain (Mat 6:12, 14-15).
4. Thema : HIDUP DALAM KEJUJURAN.
Berbuat baik secara proaktif terhadap sesama tidak menyalahkan orang lain, tetapi mer.iberkati, rela menolong.

Seumpama pedagang dipasar:
Dalam takarannya/timbangannya dengan jujur, demikian Allah memperlakukan anak-anakNya (Ul 25:13-16; Mark 4:24).

Tuhan Yesus memanggil kita untuk hidup sebagai warga Kerajaan Allah: mengasihi, tidak membenci, tidak mengucilkan, tidak mencela, tidak menjelekan orang lain. Menghukumkan tanpa kasih adalah salah satu dosa yang paling sering dilakukan orang.

Hiduplah berdasarkan Karakter Allah:
(1) sebagai Bapa Yang Murah Hati (Mat 5:45),
(2) Janganlah jemu-jemu berbuat baik (Gal 6:9)

Tuhan tidak menempatkan kita menjadi hakim di PengadilanNya. Tuhan tidak suka kita sebagai pencerca, pet^ilik sirik terhadap sesama. Kita boleh saling mengingatkan, menegur, berdasrkan kasih - jangan menghukum tanpa kasih.

Depok, 12 Juli 2010.
Pdt.M.K.Sinuhaji.

-----------------------------

1) Kata bijak ibas Bapa Gereja, Agustinus: "harta itu seperti cincin dr orang yang mengasihi kita. Harta adalah tand ksih dr Tuhan. kalu kita menghargai karunia Tuhan itu sebagai tanda kasihnya, harta dp memperindah kehidupn kita. Tetapi kalau kita memegang harta dn melupa kp Tuhan, kita sama dengan orang yang begitu terpesona kp cincin, sehingga lupa kepada kekasihnya yang memberikan cincin itu kepadanya. Sehingga bagi orang kristen kekayaan tidak menjadi penghambat kepada kita".

2) Bagi wili (Babi hutan/celeng, mangani buah kelto. Labo pernah ninna ku datas ija nari rehna buah kelto e. Emaka mekeng kudukna kudukna. Kita selaku kalak keristen tentuna la bage. Siteh janari rehna kai si lit ibs kita, emaka la mekeng kudukta (artina ngasup ngtaken bujur).

3) Tek man Dibata berarti tek kita kerina si lit ibas kita sialoken ibas Dibata nari, Adi bage ula kita bagi kalak si ngaloken kado. Biasana kalak singaloken kado fokus ia man kado e asangken man simere kado e.


Artikel lain yang terkait:



1 komentar:

Anonymous said...

Terima kasih untuk tulisannya, pikiranku terbuka untuk menerima firman Tuhan hari minggu. Tuhan berkati bapak pendeta. (dari teman se iman di sipultak, siborongborong, taput)

Post a Comment