Tuesday 22 January 2013

Khotbah Lukas 4:14-21, Minggu 27 Januari 2013

Introitus :
Tetapi Ia berkata kepada mereka: “juga di kota-kota lain. Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah aku diutus.”
 
Bacaan : Nehemia 8:1-12; Khotbah : Lukas 4:14-21

Thema :
Aloken Berita Si Meriah/Terimalah Kabar Baik
 
Kabar baik menurut KBBI berarti berita yang menyenangkan, berita yang mengembirakan. Dalam Alkitab Kabar baik mendefinisikan tentang Injil, dimana bahasa Yunani kata Injil yaitu euaggelion artinya kabar baik. Sedangkan dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan Gospel = Good News = kabar baik. Berarti Injil maupun Gospel adalah kitab yang mencatat Kabar Baik, bahwa Allah mau datang ke bumi dan melakukan misi penyelamatan bagi umat manusia akibat dari dosa yaitu kematian kekal. Dan ini sebenarnya merupakan berita yang menyenangkan dan mengembirakan bagi umat manusia yang hidup dalam kegelapan dosa. Walau pun tidak semua manusia mau menerimanya dan percaya pada berita ini.

Saudara-saudara didalam Yesus Kristus, Kabar Baik yang diberikan Allah melalui anakNya Yesus Kristus sebagai penggenapan janji Allah dalam PL untuk keselamatan hidup manusia. Kabar ini sudah dinubuatkan Allah sejak bangsa Israel ‘terpenjara’ di tanah pembuangan, sebagai kabar untuk memberi ‘kemerdekaan’ dan pembebasan dari ketertindasan, ketertekanan, keterpurukan dari bangsa-bangsa lain. Kehadiran Yesus pada hari sabat di sinagoge di Nazaret setelah Yesus membaca bagian kitab Yesaya dan menjelasakan isi kitab tersebut, banyak orang yang memperhatikan Dia dan kurang begitu senang dengan penjelasan Yesus. Sebab Yesus memperkenalkan diriNya pada imam-imam, orang-orang Lewi, laki-laki yang berkumpul di Sinagoge sebagai Mesias yang dinubuatkan Nabi Yesaya (Yesaya 61:1-2), yakni Mesias yang membawakan Kabar Baik dan Dia diutus untuk orang-orang yang butuh kabar gembira yakni kaum ‘miskin’ (ay.18-19, mereka yang menderita kekurangan dalam hidup, terutama kekurangan material yanh juga mengakibatkan kemelaratan batin). Dan tiga tugas utama Yesus yaitu membebaskan orang-orang yang ‘ditawan’ untuk kembali kepada Tuhan, orang ‘buta’ agar bisa melihat/memandang kehadiran Tuhan, dan orang yang tertidas sehinga membuat hati dan pikiran menjadi lega. Yesus pembawa berita gembira bahwa ‘tahun rahmat Tuhan sudah datang’. Dalam tahun rahmat inilah Ia hidup ditengah-tengah orang banyak, memberitakan Kerajaan Allah, menghidupkan harapan, menyembuhkan, mengusir setan, memilih murid-murid sehinga semakin banyak orang yang dapat dilayani. Kehadiran Yesus di bumi dan diantara hidup manusia memampukan kita melihat bahwa Tuhan bersedia ditengah-tengah manusia. Inilah Kabar Baik atau pun kabar gembira yang telah sampai kepada kita manusia. Kehadiran orang yang berhasil mengalahkan pengaruh yang jahat, kehadiran orang yang direstui oleh Allah sendiri, kehadiran yang memperkaya hidup kita.

Awalnya mereka yang mendengar penjelasan Yesus merasa kagum karena mereka berpikir bahwa kehadiran Mesias akan membebaskan kehidupan orang Yahudi dari kekuasaan politik Romawi, walau pun akhirnya Yesus ditolak penduduk di Nazaret, tempat Yesus tinggal selama 30 tahun, karena mereka mengenal siapa orang tua Yesus sebagai tukang kayu yang sederhana. Dan Yesus juga tidak pernah mendapat pendidikan teologis, hal ini tidak mempengaruhi Yesus untuk memberitakan akan Kabar Baik Allah untuk semua manusia. Yesus tahu bahwa sikap orang-orang itu dikarenakan iri hati, mereka tidak mau menerima bahwa Yesus yang dianggapnya sebagai sederajat, tiba-tiba menasehati mereka.

Sebagai orang Kristen, kita sudah menerima kabar baik dari Allah yaitu keselamatan yang telah Dia berikan melalui anakNya Yesus Kristus. Persoalannya sekarang sudahkah kita percaya tentang itu? Dan bagaimana respon kita sebagai orang-orang yang sudah diutus Allah hidup di dunia ini untuk menyampaikan Injil? Sebab kabar baik yang sudah kita terima seharusnya mampu untuk kita kembali bersaksi tentang Injil atau pun Kabar Baik itu. Sebagai orang yang sudah ‘kaya’ iman, maka kita harus menolong mereka yang masih hidup ‘miskin’ dalam iman. Membebaskan saudara-saudara kita yang tertindas dan terpenjara dalam persoalan dan masalah-masalah dalam hidup ini. Kita bukan lagi orang yang buta akan kasih Allah, sehingga dalam hidup ini kita bisa menjadi saluran berkat buat orang lain. Terlebih dalam kondisi kekrisisan dunia saat ini, krisis politik, ekonomi, sosial, terlebih krisis keimanan pada Tuhan. Memang tidak mudah untuk bisa melakukannya, banyak tantangan bahkan penolakan-penolakan seperti yang dialami oleh Yesus, tapi satu hal yang pasti Allah akan memampukan setiap orang yang mau diutus untuk memberitakan Kabar Baik Allah bagi manusia. Lakukanlah itu selama kesempatan masih diberikan pada kita, agar kemuliaan Allah bisa dirasakan oleh semua manusia di dunia ini terlebih yang hidup disekitar kita. TUHAN Memberkati Kita.

Pdt.Mulianta Enaria br.Purba


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment