Wednesday 3 December 2014

Renungan / Khotbah Lukas 1:26-38, Minggu 21 Desember 2014 (Advent IV)

Introitus : 
”Adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk Tuhan” Kej.18:14a

Bacaan : 2 Samuel 7 : 1,11-16; Khotbah : Lukas 1 : 26 – 38

Thema : 
Tiada yang mustahil didalam Tuhan (Labo lit si metahat ibas Dibata)

PENGANTAR
Didalam kehidupan ini banyak terjadi hal yang tidak kita duga, tidak Pasti dan tidak sesua. Kadang berdasarkan pengalaman, kita merasa pasti bisa dan kita pasti berhasil, sebaliknya kadang kita sudah hampir putus asa, merasa tidak ada kepastian , tiada lagi jalan terbuka namun kekuatan Tuhan memampukan kita, kita berseru: Puji Tuhan tiada yang mustahil bagi Tuhan.

Bapa, Ibu, Saudara/saudari yang dikasi Tuhan sebelum kita lebih jauh memaknai Pristiwa dalam Nats ini kami mengajak kita untuk menyakini kuasa Firman Tuhan bahwa didalam Tuhan tidak ada yang mustahil melalaui nyanyian “Ku yakin saat Kau berfirman” mari kita nyanyikan;
Ku yakin saat Kau berfirman
Ku menang saat Kau bertindak
Hidupku hanya ditentukan oleh perkataanMu
Ku aman karna Kau menjaga
Ku kuat karna Kau menopang
Hidupku hanya ditentukan oleh kuasaMu
Reff: Bagi Tuhan tak ada yang mustahil
Bagi Tuhan tak ada yang tak mungkin
MujizatNya disediakan bagiku
Ku diangkat dan dipulihkanNya

POKOK KHOTBAH
(1) Peristiwa yang dilukiskan dalam ayat 26-38 ini, terjadi dalam “bulan keenam” yakni sesudah apa yang diceritakan dalam Lukas Psl 1:5-25. Dalam kedua cerita ini ada beberapa persemaan; tentang utusan Allah yaitu Malaikat Gabriel, Elisabet mandul dan akhirnya mengandung =bahwa Maria perawan dan akhirnya mengandung, Zakaria maupun Maria sama-sama terkejut atas Sapaan Gabriel; “jangan takut” dsbnya. Kedua Peristiwa ini menekankan bahwa Tuhanlah yang bertindak dan berbicara.

Saudara dalam Minggu Adven yang ke IV ini, kita diingatkan kembali bahwa Allah dahulu, kini dan akan datang akan tetap bertindak dan berbicara dengan berbagai cara, dan dalam setiap keberadaan kita masing-masing, tetaplah dengar-dengaran akan kedatangan Tuhan.

(2) Kemudian, malaikat mengatakan “Jangan takut”. kata ini juga pernah ditujukannya bagi Zakharia. Tapi kepadanya ditambahkan, "sebab doamu telah dikabulkan" (Luk 1:13; tentunya keinginan Zakharia mendapat keturunan). Tetapi kepada Maria dijelaskan, "sebab engkau beroleh anugerah di hadapan Allah." Gabriel mengajar Maria agar semakin berani hidup menurut jalan yang tak tersangka-sangka tapi bukan asal-asalan. Dengan demikian Maria akan menemukan anugerah "yang ada di adapan Allah", yakni pemberian yang diperhatikan Allah sendiri, yang menjadi kesayangan--Nya sendiri.

(3) Meskipun Maria terkejut dan batin terguncang, ia berani bertanya pada diri sendiri, memikirkan apa gerangan yang hendak disampaikan malaikat Allah Perkasa - Gabriel - yang menggetarkan itu?, bagi Maria ucapan itu mempersiapkannya untuk berita yang mungkin saja menakutkan jika implikasinya disadari (hamil sebelum menikah; tanggung jawab mengasuh Mesias).

(4) “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu”. Ucapan Maria ini sungguh sangat indah; suatu penerimaan atas “pesan khusus” sekaligus penyerahan diri atas penunjukan Allah sebagai alatnya. Akan tetapi apakah Maria menyadari resiko atas ucapannya ini? Jika kita boleh berandai-andai; seandainya kejadian ini kini dan Maria hidup dimasa kini, bukankah masyarakat disekitarnya akan mengolok-olokkannya sebagai wanita penjinah, hamil diluar nikah. Terlebih lelaki mana yang tidak cemburu dan marah jika “pacarnya”/ tunangannya hamil sebelum menikah???

Maria pasti sadar akan hal ini, Maria berani mengambil resiko: karena dia sadar bahwa ia mendapat kasih karunia dari Allah. Malaikat menyebut dirinya sebagai “yang dikarunia Allah”(ay.28). Maria sadar bahwa kasih karunia Allah akan memampukan dia untuk hidup didalam ketekunan dan Roh Kudus akan memampukan(ay.35)

Saudara kita juga harus menyadari bahwa pemilihan Allah bagi setiap kita merupakan suatu anugrah/kasih karunia dan Allah berkehendak supaya kita menyerahkan diri kita walaupun akan banyak tantangan yang akan kita hadapi. (Bdk. Pembacaan, 2 Sam 7; Janji Allah kepada Daud, kata karunia/mengaruniakan menjadi hal yang penting)

PENUTUP
Maria adalah "adven" yang hidup, Maria menyambut baik perannya dalam rencana Allah untuk melahirkan Mesias sebagai penggenapan janji Allah;
  1. Kita harus memahami bahwa Tuhanlah memberikan pelayanan atau tugas kepada kita.
  2. Tuhanlah yang akan menyatakan kuasa-Nya sehingga kita bisa melakukan pelayanan atau tugas dari Tuhan yang kita terima, dunia belajar dari Allah.
  3. Ketika kita diberi tugas atau pelayanan, kita harus mengerti bahwa kita beroleh kasih karunia Tuhan di dalam hidup kita atau kita sangat disenangi dan sangat sayang oleh Tuhan.
  4. Ketika kita diberi pelayanan atau tugas oleh Tuhan melalui “malaikat” kita, kita harus menerimanya dengan gembira dan senang hari serta melakukannya dengan penuh tanggung jawab dan pnuh penyerahan diri. Karena walau ada tantangan tetapi pasti ada sukacita dan berkat yang luar biasa dari Tuhan.
Bagi Tuhan tidak ada yang mustahil, apa yang akan Tuhan lakukan bagi kita, lebih dari hal yang kita mampu pikirkan dan semuanya yang akan Tuhan lakukan itu pasti demi kebaikan bagi kita dan juga bagi orang lain.

Selamat Natal, Selamat menanti kedatangan Yesus.

Pdt.Iswan Ginting Manik,M.Div
GBKP CILILITAN. HP. 081371855839

KEPUSTAKAAN
Boland,B.J. Tafisiran Injil Lukas , (Jakarta:BPK-GM, 1999)
LAI. Alkitab Edisi Studi, (Jakarta:LAI, 2010)


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment