Wednesday 3 December 2014

Renungan / Khotbah Mikha 5:1-4, Rabu 24 Desember 2014 (Malam Natal)

Introitus : 
Mereka akan tinggal tetap,sebab sekarang Ia menjadi besar sampai keujung bumi(Mikha 5 : 4b-5).

Ogen : Heber 1 : 1 -4(Tunggal); Khotbah : Mikha 5 : 1 – 4(Tunggal).

Tema : Dia Raja Damai

Saudara saudara yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus.
Pemimpin-pemimpin bangsa Israel pada waktu itu tidak lagi menjalankan kepemimpinannya sesuai dengan kehendak Tuhan,mereka tidak lagi menjalankan keadilan melainkan membenci kebaikan dan mencintai kejahatan (band.Mikha 3 : 2-3). Pemimpin pwmimpin membengkokkan yang lurus, para kepalanya memutuskan hukum karena suap, dan para imamnya memberi pengajaran karena bayaran. Bangsa Israel tidak lagi merasakan keadilan, mereka menderita oleh pemimpin pemimpin yang menyenangi kejahatan. Ditengah tengah penderitaan mereka karena krisis kepemimpinan, mereka sangat merindukan kepemimpinan yang baru, Raja yang baru yang sanggup memberi kedamaian kepada bangsa Israel. Mereka sudah terlalu lama menderita karena krisis kepemimpinan.

Mikha berani mengkeritik pemimpin pemimpin yang tidak benar,dan mengatakan: Tetapi engkau hai Betlehem Efrata,hai yang terkecil diantara kaum kaum Yehuda,dari padamu akan bangkit bagiKu seorang yang akan memerintah Israel,yang permulaannya sudah sejak purbakala sejak dahulu kala.Mikha bersaksi walaupun Betlehem kota yang kecil tapi daripadanya akan lahir seorang Raja yaitu Raja yang adil dan jujur,Dialah yang memberikan keselamatan dan damaisejahtera kepada bangsa Israel. Nabi Mikha berani mengkritik pemimpin pemimpin/Raja raja yang lain yang tidak lagi menjalankan kepemimpinannya dengan benar, dimana mereka mencari kepentingan pribadi/kelompoknya masing masing,dan rakyat sudah tertindas, tidak dipedulikan oleh pemimpin, disitulah nabi Mikha tegas mengatakan akan kedatangan Raja Damai, Raja yang memimpin dengan penuh kasih, benar dan adil. Ibarat kita di Indonesia yang merindukan pemimpin yang penuh kasih,benar dan adil,karena jarang kita temukan pemimpin yang sedemikian rupa,jadi kitapun sangat mengharapkan supaya pemimpin yang terpilih penuh perhatian, jujur dan adil, supaya negara kita bebas dari korupsi, kolusi,dengan demikian rakyat bisa merasakan damai sejahtera.

Didalam ayat 2-3 perikop kita ini adalah penantian bagi mereka sampai waktu perempuan yang akan melahirkan, maksutnya yang dinantikan itu adalah Yesus sebagai Raja penyelamat dunia (mat 2: 6-17). Dia akan bertidak dan menggembalakan mereka dengan kekuatan Tuhan,dalam kemegahan nama Tuhan Allahnya,mereka akan tinggal tetap sebab sekarang Ia besar sampai keujung bumi. Dan Dia membawa damai sejahtera,apabila ada musuh musuh yang datang yang hendak menghancurkan, Dia akan tampil sebagai pembela untuk melindunginya.

Saudara saudara yang dikasihi oleh Tuhan,
Semua manusia akan mengharapkan kedamaian didalam kehidupannya,manusia bersosialisasi, manusia bekerja dengan sungguh sungguh,manusia beragama, salah satu tujuannya supaya dia mendapatkan damai sejahtera. Tapi seringkali damai tidak ditemukan karena ada keegoisan, mementingkan diri sendiri, menganggap diri lebih hebat dari orang lain, lebih baik dari orang lain, tidak mau merendahkan hati sehingga apa yang diharapkan damai sejahtera sering tidak ditemukan. Adanya ketidakcocokan antara si A dan si B dan seterusnya, dan masing masing mempertahankan pendapatnya bahwa dialah yang benar.

Ia Raja damai yang membawa damai ketengah tengah manusia yang penuh dengan ketidak benaran, keegoisan, pertentangan pertentangan, ketidak adilan,siapa yang datang kepadaNya akan merasakan damai. Seringkali manusia mau damai tapi orang lain yang datang minta maaf kepadanya. Kalau kita telah menerima Raja damai maka kita menjadi juru damai ditengah tengah keluarga, gereja dan masyarakat. Kalau kita menjadi pembawa damai yang paling utama, kita harus mau merendahkan hati kita sebagaimana Tuhan Yesus merendahkan hatiNya untuk menyelamatkan manusia (Filipi 2 :7-). Kita yang selalu lebih duluan datang untuk memaafkan orang lain dan jangan di tunggu tunggu orang yang datang kepada kita untuk meminta maaf.

Natal membawa damai kepada manusia,artinya melalui peristiwa natal kehendak Allah akan diwujudkan ditengah tengah bumi ini.Allah telah datang melalui anakNya Yesus Kristus kedunia ini untuk memimpin dengan benar, adil dan penuh kasih sayang. Kepemimpinan Yesus menjadi teladan bagi pemimpin pemimpin kriten yang membawa keadilan dan kebenaran,agar melalalui kepemimpinan kristen membawa damai bagi orang lain. Dengan demikian orang kristen menjadi garam dan terang ditengah tengah masyarakat dan damai itu dapat dirasakan oleh semua orang. Allah menginginkan supaya damai ada dimana mana, karna melalui hidup damai kemuliaan Allah nyata ditengah tengah dunia ini.

Natal membawa damai ditengah tengah keluarga kita,dimana kita menjadi pembawa damai untuk keluarga kita(anak beru, kalimbubu, senina), tidak ada lagi perkelahian ditengah tengah keluarga terlebih keluarga kristen,karena Yesus telah datang membawa damai kepada manusia. Walaupun ada perbedaan pendapat itu wajar saja tapi dalam hal itu kita mau mengalah demi kemenangan kita. Kita sudah tahu karena kasih Allah akan dunia ini maka Dia memberikan anakNya yang tunggal untuk Juruselamat manusia dan sebagai jurudamai, yang mendamaikan Allah dan manusia. Karena kita sudah diperdamaikan dengan Allah, Dia mau mengampuni segala dosa dosa kita,dan mari kita semua menjadi pembawa damai dimana saja kita berada. Amin.

Pdt. Ediwati Br Ginting
Rg. Bogor

Ilustrasi: 
Seorang pendeta dengan tukang pangkas. Ketika pendeta ini sedang pangkas, ada orang bertengkar dan ternyata yang bertengkar adalah anggota jemaat pendeta ini. Melihat itu, tukang pangkas menyindir: “pak pendeta bukankah yang bertengkar itu anggota jemaat bapak, kok masih bertengkar ya, bukankah ajaran agama saling mengasihi”?. Pendeta ini terdiam, ia belum mendapat jawaban yang tepat. Kebetulan ada 2 orang pemuda yang berambut gondrong lewat. Seketika pendeta ini mendapat hikmat untuk member penjelasan kepada tukang pangkas. "Pak kok masih ada orang yang mempunyai rambut gondong di desa ini ya? Berarti tukang pangkas kurang berfungsi". Langsung tukang pangkas menjawab, itu karena mereka tidak mau datang ke tukang pangkas. Coba meraka datang pasti tidak ada lagi yang berambut gondron. Dengan tersenyum pendeta mengatakan: "demikian juga mengapa orang Kristen masih rebut, bertengkar karena mereka juga belum menerima damai yang sesungguhnya dari Yesus".


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment