Monday, 13 February 2012

Khotbah Markus 8:31-38, Minggu 4 Maret 2012 (Pasion III)

Introitus :
Sebab Tuhanlah yang empunya Kerajaan,Dialah yang memerintah atas bangsa-bangsa (Masmur 22:29)
Bacaan : Masmur 22:23-31; Khotbah : Markus 8:31-38
Tema :
Kalak si tek ndalanken Perukuren Dibata (Orang beriman melakukan kehendak Allah)

(1) Kitab Masmur 22:23-31 merupakan rangkaian doa Daud dalam pengharapannya kepada Tuhan.Nats ini memberikan pelajaran kepada kita bahwa pencobaan,penderitaan dalam hidup tidak akan menghalangi kita untuk terus berharap kepada Tuhan,tidak ada hal apapun yang menghalangi untuk tetap setia kepada Tuhan dalam doa dan pujian kita.Pengharapan Daud sangat besar kepada Tuhan walaupun saat itu ad bnyak sekali pencobaan yng datang,Daud percaya bahwa Allah akan senantiasa menyertai didalam hidup,sehingga di dalam kesesakan akan penderitaan Daud masih mampu memuji Tuhan bahkan bersaksi karena kebenaranNya.
(2) Nats khotbah memberi kita suatu perenungan bahwa berjalan bersama Yesus tidak menjamin kenikmatan dunia,itulah sebabnya menjawab pernyataan orang yang mengatakan:”Aku akan mengikut Engkau kemana saja Engkau pergi”Yesus berkata dengan keras “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang tetapi Anak Manusia tidk mempunyai tempat untuk meletakkan kepalaNya”(Luk 9:58).Meskipun tidak ada jaminan secara duniawi bagi yang mengikut Yesus,Tapi Yesus menolong kita dari penderitaan.Sebab karena dosa kita manusia Allah menahan rasa dari rasa nyeri.Ungkapan pad ayat 31..harus menanggung banyak penderitaan dapat diartikan bahwa itu adalah penderitaan yang panjang,dan didalam penderitaan itu harus ada kesabaran.Pengalaman penderitaan inilah yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridNya,menderita ditolak bahkan dibunuh.Dalam keadaan dunia seperti ini sulit sekali untuk menerima pemberitaan Firman Tuhan tentang salib atau penderitaan.Maka Petrus pada zamannya pun menolak penderitaan itu,sehingga ia menarik Yesus dari kumpulan itu dan menegornya.Yesus menanggapi sikap tersebut dengan mengatakan..”Enyahlah iblis ,sebab engkau bukan memkirkan apa yang dipikirkan Allah,melainkan yang dipikirkan manusia (ay 33b).
(3) Di tenggah kehidupan ini banyak orang yang menolak penderitaan,tidak ingin bersama Yesus yang menderita,tapi mau menerima berkat yang melimpah dari Yesus yang menderita,bahkan terkadang kita muncul sebagai pembela Tuhan,seperti Petrus.Banyak orang yang menolak ajaran Yesus tentang penderitaan,apalagi harus memikul salib.Itu sebabnya akhir-akhir ini trend bagi warga jemaat mendengar khotbah yang bermuatan kesuksesan,sukacita,teologia yang membawa pada masa depan yang cemerlang.Ketahanan dan kesadaran mulai memudar dari diri manusia dewasa ini,tidak lagi bertahan dengan yang sulit dicapai,semua ingin serba cepat ,tidak mau capek lagi.Perkembangan teknologi semakin membuat manusia lebih suka yang instan daripada yang alami.
(4) Untuk bisa mengerti dan melakukan kehendak Allah (tema:ndalanken perukuren Dibata) dapat kita lihat dari perkataan Yesus berikutnya..”Setiap orang yang mau mengikut Aku,harus menyangkal diri,memikul salibnya dan mengikut aku”Apa yang dipikirkan Allah tidak seperti yang dipikirkan oleh Petrus yakni Mesias sebagai raja dan mendirikan kerajaannya sebagai ganti dari kerajaan yang sudah ada saat itu.Disaat dunia mencari mesias politik dan siap memberi kuasa dan wibawa,Allah datang dalam diri Yesus sebagai mesias yang menderita.Tentu Petrus merasa malu dengan kenyataan ini,sehingga mencoba membujuk Yesus untuk undur dari salib.Disinilah letak kurangnya pemahaman dan pengenalan serta kegagalan mereka untuk mengikut Yesus.
(5) Syarat untuk mengikut Yesus yakni penyangkalan diri,memikul salibnya serta mengikut Yesus bukan merupakan paksaan,dan pengambilan keputusan harus dengan konsekuensi bila kita telah rela maka harus melakukan ketiga hal tersebut berarti ikut percaya bukan karena ingin sukses,diberkati,tapi ikut berarti ada penyangkalan diri,merendahkan hati.Penyangkalan diri merupakan sebuah sikap yang diwujudkan dalam tekad,keinginan dan keberanian diri untuk tidak lagi menyenangkan diri untuk siap berkorban bagi orang lain,hal ini merupakan bentuk dari solidaritas Allah kepada manusia yang kita wujudkan dalam kehidupan bersama orang lain (solider dengan orang lain).Memikul salib benar-benar melakukan kehendak Allah,tidak mungkin sambil memikul salib kita juga melakukan KKN misalnya,karena sunnguh disayangkan sembari memikul salib ditengah jalan kita memotongnya tentu diakhir perjalanan yang kita pikul bukan salib tapi sepotong kayu.Hidup bersama Yesus dan melakukan kehendakNya adalah tujuan bersama kita sehingga pada akhirnya hidup kita mampu melakukan yang Tuhan inginkan (Bnd Fil 4:8)

Pdt Rena Tetty Ginting,STh
Bandung Timur


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment