Monday, 28 December 2020

Khotbah - Renungan Kebaktian Minggu Tgl. 6 Desember 2020, Nats 2 Petrus 3:8-18

KHOTBAH MINGGU 6 DESEMBER 2020

GEREJA TORAJA BATU AJI

 

NATS  : 2 Petrus 3 : 8 – 18

Thema  : MENANTIKAN TUHAN DALAM KEBENARAN

 

Salah satun yang sering membuat kita mau tidak mau bertanya adalah kapankah  hari Tuhan itu tiba? Keinginan tahu ini wajar-wajar saja, namun kalau kita selidik munculnya pertanyaan itu disebabkan paling tidak ada tiga hal.

(1) Ketidak sabaran akan datangnya hari itu karena dipahami sebagai hari kebahagian bagi setiap orang benar yang sungguh-sungguh hidup di jalan Tuhan.

(2) Kekhawatiren bila hari itu datang belum siap karena disadari belum sungguh-sungguh hidup di jalan Tuhan.

(3) Keraguan akan adanya kedatangan hari Tuhan itu oleh karena itu dipahami sebagai kebodohan untuk mendisplinkan diri hidup di jalan Tuhan.

Saya tidak tahu kelompok yang manakah kita.

Namun kalau kita mendalami apa yang dikemukakan Petrus dalam bagian nats khotbah kita, maka di dalamnya sangat kuat penekanan bahwa kedatangan hari Tuhan itu pasti. Dalam ayat 9 dikatakan bahwa Allah itu tidak lalai menepati janjiNya. Dan untuk membungkam orang yang nyinyir dan penghasut di tengah-tengah kumpulan jemaat supaya jemaat tidak lagi peduli mengenai hari kedatangan Tuhan, Petrus mengatakan dalam ayat 8 bahwa bagi Tuhan satu hari sama dengan seribu tahun dan seribu tahun sama dengan satu hari. Artinya pemahaman watu kita berbeda dengan waktu Tuhan. Kapan hari Tuhan itu akan datang? Tidak seorang pun yang tahu. Disebutkan dalam Matius 24:36  “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri." Dan yang perlu diwaspadai ialah kedatanganNya seperti pencuri. Kita tahu pencuri datang ketika menganggap sasaran rumah yang akan di curi tidak waspada, tidak berjaga-jaga.

Oleh karena itu di masa-masa advent ini, kiranya kita jadikan momentum untuk mengingatkan kita agar jangan pernah mengendurkan kewaspadaan akan datangnya hari Tuhan tersebut, juga yang tidak kalah pentingnya adalah hari kematian kita ntah kapan yang pasti umur manusia sangat terbatas. Mengapa demikian? Sebab berdasarkan pemahaman Kristen bahwa ketika orang sudah mati maka orang tersebut telah putus hubungan dengan orang yang hidup artinya tidak ada gunanya lagi mendoakan orang yang sudah mati agar salah dan dosanya diampuni Tuhan sebab kesempatan untuk berttobat sudah diberikan yakni ketika ia hidup. Maka dapat juga dipahami bahwa kematian itu adalah hari kedatangan Tuhan dalam arti hanya ada dua kemungkinan dihakimi masuk sorga atau dihakimi masuk nereaka. Jadi dimasa advent ini kita diajak agar tetap berjaga-jaga tentang hari Tuhan yang akan dating dan juga hari kematian kita.

Dengan pemahaman ini kita juga seharusnya bersukur karena hari Tuhan itu belum tiba atau boleh juga dikatakan kita bersyukur karena belum tiba saatnya kematian kita dan hal ini adalah wujud kesabaran Tuhan, Ia masih memberikan waktu bagi kita untuk berbenah diri atau untuk bertobat.

Mari kita kita semua menantikan Tuhan dalam kebenaran (Untayan Puang lan Kamaloloan) artinya dengan memohon penyertaan, perlindungan dan kuasa Tuhan untuk memampukan kita hidup berada di jalan Tuhan yakni jalan kebenaran. Itu jugalah yang ditekankan Petrus dalam ayat 14 “….sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia”.

Jadi melalui Firman Tuhan dalam Minggu advent yang kedua ini dapat disimpulkan:

1.   Hari Tuhan yang akan datang ntah kapan tetapi pasti dan  seharusnya tidak membuat kita takut atau khawatir sebaliknya seharusnya kita merindukan hari kedatangan tersebut demikian juga hari kematian kita ntah kapan tapi pasti sehingga kita seharusnya dalam keadaan siap sedia.

2.    Menyikapi hari Tuhan tersebut pastikanlah bahwa kita:         (1) Tetap dalam Iman percaya kepada Yesus Kristus; (2) Hidup dalam pertobatan; (3) Menjalani hubungan dan komunikasi dengan Tuhan dalam doa; (4) Tekun membaca Firman Tuhan, taat dan mau diatur sesuai kebenaran Firman Tuhan tersebut; (5) Hidup saling mengasihi dengan kasih yang nyata.

Tidak kebetulan bahwa Minggu ini Gereja Toraja merayakan HUT PWGT yang ke 54 tahun. (Tepatnya tgl. 4 Desember). Dan setiap HUT pertanyaan yang sama akan selalu dikemukakan apakah yang menjadi tekad kedepannya. Secara umum harapannya adalah hari ini dan kedepan harusnya lebih baik lagi dibanding hari kemarin. Apanya yang lebih baik lagi? Tentunya kaum ibu baik secara pribadi maupun persekutuan tentunya yang lebih tahu. Yang pasti dikaitkan dengan nats Firman Tuhan  hari ini, kita semua diingatkan agar waktu yang masih Tuhan berikan dengan bertambahnya usia baik pribadi maupun persekutuan agar sungguh-sungguh kita pergunakan dengan sebaik-baiknya sebagai waktu kesabaran Tuhan agar kita sungguh-sungguh berubah dan berbuah sebagaimana yang dikehendaki Tuhan.

Selamat HUT buat PWGT dan bagi kita semua selamat beradvent dalam hubungan merayakan natal dan juga selamat beradvent yakni menyongsong kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. Amin.

Pdt. S. Brahmana


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment