Friday 18 December 2009

Asseb-Khotbah Yesaya 30:18-26, Minggu 20 Desember 2009 (Advent IV)

Thema:
Berbahagialah orang yang menanti-nanti kedatanganNya
(Malem me ate kalak si nimai kerehenNa)
Introitus: Mikha 7:7; Pembacaan: Judas 1:17-21
Khotbah: Yesaya 30:18-26
Pendahuluan
Siring disebutkan bahwa menunggu adalah suatu pekerjaan yang sangat tidak enak, membosankan, dsb, sehingga orang tidak menyukai pekerjaan ini. Namun suka tidak suka pekerjaan inilah yang diberikan kepada semua orang percaya yakni menantikan kedatangan Yesus yang kedua kali. Hidup orang percaya terhisap ke dalam pekerjaan ini, hidup beradvent. Penantian ini sangat menentukan masa depan. Walaupun kadang terasa membosankan, karena kita tidak tahu kapan saatnya kedatangan tersebut, tetapi sisi yang lain juga bisa dipahami masa ini masa rahmat kepada semua manusia. Dikatakan masa rahmat karena masih diberikan kesempatan bagi setiap orang untuk bertobat, untuk membenahi diri. Masa advent adalah masa kesabaran Tuhan. Ia dengan sabar menunggu kita datang kepadanya. Menunggu kita membuka hati kita agar Ia masuk ke dalamnya. Itulah kasih Allah. Oleh karena itu Minggu advent yang ke IV ini, yang merupakan Minggu advent yang terakhir sebelum kita memasuki perayaan Natal tanggal 25 Desember, kembali kita diingatkan mengenai bagaimana kita mempersiapkan diri menyikapi kesabaran Allah tersebut. Pertanyaan penting ialah Sudahkah kita hidup sesuai dengan kehendak Allah atau sebaliknya? Ingat khotbah Minggu yang lalu bahwa walaupun pintu itu sesak/sempit tetapi juga ada waktunya akan ditutup[1].

Penjelasan Nas
Kitab Yesaya dibagi menjadi 3 bagian. Bagian I Pasal 1-39 menceritakan sebelum terjadi pembuangan. Pada bagian ini menceritakan masa dimana kerajaan Yehuda, kerajaan selatan, diancam oleh Asyur, negara tetangga yang sangat kuat. Bagian II Pasal 40-45 berasal dari masa pembuangan orang-orang Yehuda di Babil. Bagian III Pasal 55-66 sebagian besar ditujukan kepada bangsa Israel yang sudah kembali di Yerusalem. Hal ini dikemukakan agar kita lebih mengerti latarbelakang perikop yang menjadi renungan kita minggu ini.

Perikop kita, Yesaya 30:18-26 dalam bingkai bagian I kitab Yesaya, Dimana persoalan berat yang sedang dialami adalah ancaman bangsa Asyur. Ancaman bangsa Asyukur yang kuat itu pastilah membuat terjadi kepanikan dalam kehidupan bangsa Yehuda. Berbagai pertemuan telah dilakukan, rohaniawan juga telah diminta pendapat bagaimana sebaiknya menyikapi keadaan yang kian lama kian menguatirkan tersebut. Dilihat dari kekuatan, bangsa Yehuda bukan lawan bangsa Asyur yang kuat. Karena itu usul mencari pertolongan dengan meminta bantuan bangsa lain mengemuka dengan kuat. Pilihan dianggap tepat setelah dipertimbangkan dengan berbagai sisi, terlebih adanya legitimasi dari nabi (bukan Yesaya) pilihan jatuh kepada Kerajaan Mesir. Dalam hal ini mereka tidak mendengarkan nabi Yesaya yang dengan tegas menantang kualisi tersebut. Yesaya memahami bahwa yang sesungguhnya mengancam kehidupan Yehuda bukanlah kekuatan Asyur, tetapi dosa bangsa Yehuda sendiri, karena bangsa itu tidak taat dan kurang percaya kepada Tuhan. Baik dengan kata-kata, maupun dengan perbuatan, Nabi Yesaya mendorong rakyat serta para pemimpin mereka untuk hidup menurut kehendak Tuhan dan berlaku adil. Ia mengingatkan bahwa umat Tuhan akan celaka dan binasa kalau tidak mau mendengarkan Tuhan.

Kalau kita baca Yesaya 30:1-5, disebutkan bagaimana murka Tuhan atas kualisi yang dibangun dengan bangsa Mesir. Kualisi tersebut sama dengan pemberontakan terhadap Allah. Dengan meminta pertolongan kerajaan Mesir, sama dengan bangsa Yehuda meragukan kuasa Allah untuk dapat menolong mereka. Mereka tidak mendengar nabi Yesaya, tetapi mendengar nabi-nabi yang berkata-kata menurut perkiraan logika mereka. Akibatnya sangat jelas, mereka kecewa karena apa yang mereka harapkan tidak terwujud bahkan sebaliknya mereka ditaklukkan dan dibuang ke Babel.

Walaupun Allah sangat murka terhadap perbuatan umatNya dan menghukumnya, namun Allah tetap membuka diri. Dia masih memberikan kesempatan kepada umatNya untuk bertobat. Dalam ayat 18 disebutkan itu. “Sebab itu TUHAN menanti-nantikan saatnya hendak menunjukkan kasih-Nya kepada kamu; sebab itu Ia bangkit hendak menyayangi kamu. Sebab TUHAN adalah Allah yang adil; berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan Dia” (Bahasa Karo: “Amin bage gia, TUHAN ertima-tima lako nehken perkuah ateNa man bandu. Katawari pe Ia sikap nehken perkuah ateNa man bandu sabap katawari pe Ia ngelakoken si bujur. Malem me ate kalak si ernalem man TUHAN”). Kapan saatnya Allah menunjukkan kasih setiaNya? Pada saat umatnya menyadari dosa-dosanya dan kembali bertobat, yakni apa bila umatNya kembali (1) berseru kepadanya [ayat 29], (2) terus melihat dia [ayat 20], (3) mengikuti jalannya [ayat 21], (4) menganggap najis berhala-berhala dalam bentuk apapun [ayat 22]. Bila hal itu yang dilakukan umatNya, maka pada waktu itulah Tuhan akan menunjukkan kasih setianya dengan kambali memelihara mereka dengan segala berkat yang diperlukan (memberi hujan sehingga pertanian dan peternakan dapat memberikan hasil untuk kesejahteraan mereka).

Pointer Aplikasi
(1) Mungkin kita pun saat ini mengalami hal yang sama dengan bangsa Yehuda pada jaman Yesaya, yakni tidak patuh kepada Tuhan. Dalam menghadapi persoalan hidup, kita telah melakukan hal-hal yang tidak berkenan kepada Allah. Kita telah jatuh ke dalam dosa melalui perbuatan-perbuatan kita. Perbedaannya dengan umat Tuhan pada jaman Perjanjian Lama, kita tidak atau belum dihukum dengan keras sehingga mungkin tidak menyadari bahwa kita telah melakuna dosa dihadapan Allah sehingga kita masih bisa tersenyum, masih biasa santai serta membanggakan diri dengan keberhasilan yang kita peroleh. Oleh karena itu Minggu ini kita diingatkan agar mengevaluasi diri, bila benar kita sudah melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak berkenan kepada Allah sesuai Firmannya tidak ada jalan lain “bertobatlah”, hentikanlah atau tinggalkanlah cara hidup yang tidak berkenan kepada Allah sebelum terlambat.
(2) Kalau di dalam ayat 18, disebutkan bahwa Tuhan menanti-nantikan saatnya hendak menunjukkan kasih-Nya kepada kita, maka kita dapat mengatakan bahwa Kasih Allah itu telah dinyatakan melalui Yesus Kristus. Pertanyaannya ialah sudahkah kita menyambutnya? Firman Tuhan Minggu ini mengingatkan kita bahwa tanda orang yang sudah menyambut kasih Allah nampak dalam kehidupan yang bertobat, yakni yang senantiasa (1) berdoa, (2) terus melihat Dia, (3) mengikuti jalannya, (4) menganggap najis berhala-berhala dalam bentuk apapun. Orang yang menyambut kasih Allah tersebut akan dipelihara dengan segala berkat yang diperlukan (memberi hujan sehingga pertanian dan peternakan dapat memberikan hasil untuk kesejahteraan mereka). Firman Tuhan ini juga mengguatkan kita di dalam memasuki tahun 2010. Dengan Firman Tuhan ini kita tidak perlu kuatir atau takut. Walaupun ada banyak ramalan mengenai yang akan terjadi tahun 2010 yang disebut tahun harimau turun gunung[2], yang penting bagi kita ialah tetap hidup dalam pertobatan.
Pondok Gede, 18 Desember 2009
Pdt.S.Brahmana
----------------------------
[1] Lukas 13:23-30
[2] Menurut Ki Kusumo, tahun 2010 yang disebut tahun harimau turun gunung akan banyak masalah ditengah-tengah bangsa kita. Bencana masih banyak terjadi. Kejahatan akan meningkat. Angka kriminalitas terus merangkak naik. Korupsi, kolusi, skandal seks, hingga jual beli kasus hukum justru laris manis. Peluang bisnis dan perekonomian sempat membaik di pertengahan tahun, namun suhu politik tidak stabil (http://www.kapanlagi.com/h/ki-kusumo-ramalkan-banyak-bencana-di-tahun-2010.html). --- Itu hanyalah ramalan, bukan nubuatan. Ramalan itu perkiraan manusia dan bisa salah, namun nubuatan berasal dari Allah dan pasti terjadi. Karena itu yang penting kita pegang adalah apa yang dijanjikan Tuhan bahwa ia akan menyertai kita (Matius 28:20) dan memberkati kita, bahwa orang yang tidak berjalan menurut nasehat orang fasik…. tetapi yang kesukaannya adalah taurat Tuhan, ia akan seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil (Bd.Mazmur 1).


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment