Friday 4 December 2009

Asseb-Khotbah Maleaki 3:1-5, Minggu 06 Desember 2009 (Advent II).

Thema:
Dengan menerima Yesus, kita dibersihkan dari segala dosa
(Ngaloken Yesus, mpersihken kita ibas dosa nari)
Introitus: Kis.Rasul 3:19; Pembacaan: 1 Petrus 2:11-12;
Khotbah: Maleaki 3:1-5
Pendahuluan
Kita tahu apa bila baju kita kotor perlu dicuci, demikian juga apa bila tubuh kita kotor perlu dibersihkan dengan pergi mandi. Hal ini kita lakukan karena kita tahu bahwa kotor itu tidak menyenangkan, kotor itu tidak sehat. Itulah sebabnya berbagai detirjen di ciptakan sebagai alat pembersih, baik untuk pakaian, kaca, tubuh, dsb. Memang dengan deterjen semuanya itu bisa menjadi bersih, sesuai dengan pesan iklan. Namun bagaimana dengan hidup kita yang juga sudah kotor akibat dosa? Adakah “deterjen” yang dapat membersihkannya? Tidak ada. Alkitab mengatakan tidak ada alat apa pun yang dapat membersihkan manusia dari kotoran dosa kecuali darah Yesus[1]. Karena itu hanya dengan menerima Dia di dalam percaya kepada Yesus dan hidup dalam kerpercayaan itu kita akan terhindar dari bahaya kematian kekal akibat kuman atau virus yang namanya dosa.[2] Hanya itu saja. Sangat mudah, bukan? Masalahnya ialah sudahkah kita sungguh-sungguh percaya dan hidup menurut kepercayaan tersebut? Kita akan lihat nanti. Yang pasti percaya itu tidak cukup dengan mulut saja, dan juga tidak cukup beribadah sekedar formalitas. Percaya itu harusnya memepengaruhi secara totalitas hidup kita yang berimplikasi pada hidup yang berubah dan berbuah sesuai dengan maksud Allah menganugrahkan keselamatan tersebut kepada manusia.

Pendalaman Nas
Minggu adven ke II ini, kembali kita diingatkan bahwa benar Yesus Kristus adalah Mesias yang dijanjikan untuk memebersihkan manusia dari kuman dosa yang mematikan. Kesaksian kitab Maleaki dalam nas kita menekankan kepastian kedatangan Mesias yang dinanti-nantikan umat Israel. Sebelum Ia datang Ia akan mengutus seorang untuk membuka jalan. Nubuat ini digenapi ketika Yohanes Pembaptis tampil sebagai pendahulu Yesus Kristus[3]. Dengan demikian sebutan dari “Malekat Perjanjian” dapat dipastikan ialah Yesus Kristus. Dialah Sang Penebus, Sang Penyelamat yang dinanti-nantikan tersebut. Namun nubuat di sini tidak hanya pada pokus kedatangan pertama, sebagaimana menurut para penafsir bahwa puncak kegenapan nubuat ini akan terjadi pada kedatangan Kristus yang kedua kali ketika Ia akan mentahirkan (ayat 3) dan menghakimi (ayat 5) Israel. Dia akan mengusir semua orang jahat di negeri itu; hanya yang benar akan tetap tinggal[4].

Kapan kedatangan tersebut, tidak seorangpun tahu, kecuali Bapa di Sorga[5]. Yang pasti menurut Maleaki kedatangan tersebut sangat dasyat, sangat menakutkan. Sebagaimana disebutkan dalam ayat 2 “Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu”.

Istilah pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu adalah suatu istilah yang dipakai untuk memurnikan logam atau pakaian dari kotoran. Dengan proses ini, logam yang tadinya tidak murni menjadi murni atau pakaian yang tadinya kotor akan menjadi bersih. Proses ini memang harus dilakukan kalau kita mau mendapat logam yang murni atau pakaian yang bersih. Demikianlah Maleaki menggambarkan sikap Allah dalam kedatangananaya. Ia akan menghakimi semua manusia. Yang dapat tahan di hadapannya hanya mereka yang sudah dimurnikan dan dibersihkan.

Dengan demikian, nas kita ini merupakan peringatan keras kepada umat Israel pada waktu itu. Dimana keadaan umat Israel paska pembuangan kembali mengalami kemunduran moral. Orang-orang telah menjadi sinis, meragukan kasih dan janji-janji Allah, menyangsikan keadilanNya dan tidak percaya lagi bahwa ketaatan kepada perintah-Nya itu berguna. Seiring dengan memudarnya iman, maka pelaksanaan ibadah juga menjadi suatu yang formalitas. Mereka juga acuh tak acuh terhadap tuntutan hukum Taurat dan bersalah karena berbuat bermacam-macam dosa. Dengan kata lain pesan yang disampaikan dalam Maleaki 3:1-5 mau mengingatkan umat Israel mempersiapkan diri dengan serius menyambut kedatangan Mesias yakni dengan hidup kudus sebagaimana seharusnya umat Allah yakni (1) agar menghentikan sikap mereka yang meragukan kasih dan janji Allah, (2) menghentikan perbuatan-perbuatan yang menentang Allah dengan hidup melakukan dosa seperti berteman dengan tukang-tukang sihir, berzinah, bersumpah dusta, menindas orang upahan, janda dan anak piatu, mendiskriditkan orang asing dan hidup fasik.

Pointer Aplikasi
(1) Kita juga sebagai umat Tuhan, sebagai orang kristen bisa jadi ada juga seperti umat Israel pada waktu itu. Meragukan Allah dan hidup dalam dosa. Kalau demikian, Firman Tuhan ini kiranya juga menjadi peringatan serius kepada kita. Sebagai umat Tuhan, kita dituntut hidup KPP (hidup Kudus, hidup dalam Penyembahan dan Persembahan). Ungkapan dalam ayat 3 dan 4 mengenai mentahirkan orang lewi dan persembahan Yehuda dan Yerusalem menyenangkan hati Tuhan mengisiaratkan pentingnya hal tersebut. Yang pasti hihadapan Allah pada kedatangannya yang kedua kali hanya ada dua kelompok, yang sudah bersih dan murni atau tidak. Dan hanya yang murni dan bersihlah yang berkenan kepada Allah.
(2) Menjadi murni dan bersih di hadapan Allah hanya bisa terjadi bila kita menerima Yesus Kristus. Menerima Yesus bukan berarti kita yang menguasai Dia, tetapi Dialah yang menguasai kita. Oleh karena itu saya memahami ada kemiripan dengan mesin cuci dalam hal menerima Yesus dalam hidup kita. Ketika pakaian kotor ditaruh di dalamnya maka mesin cuci tersebut akan bekerja sedemikian rupa (pakaian tersebut akan dikucek-kucek, diremas-remas, dibilas, diperas, dsb) sampai pakaian yang kotor menjadi bersih. Bukankan menerima Yesus harus demikian? Menerima Yesus berarti kita mau diproses untuk dimurnikan, dibersihkan sehingga sungguh-sungguh menjadi orang yang berkenan kepada Allah. Bila demikian kita akan sangat bersukacita menyambut kedatanganNya yang ke dua kali, bila tidak maka kedatangannya tersebut sungguh menakutkan.
(3) Jangan disiasiakan kesempatan yang ada. Kita masih hidup, berarti masih ada kesempatan. Oleh karena itu mari, momentum advent ini kita jadikan pembaharuan tekad untuk sungguh-sungguh menerima Yesus dalam hidup kita. Dan memeberikan kebebasan mutlak bagiNya untuk mengatur dan menuntun jalan hidup kita, keluarga kita, usaha kita atau dengan kata lain totalitas hidup kita.
(4) Sesuai dengan thema Minggu advent II ini, juga mengingatkan kita akan tugas penginjilan yang sebenarnya sudah melekat dalam diri kita sejak kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruslakamat kita. Jikalau benar kita percaya bahwa dengan menerima Yesus dosa kita dibersihkan, maka hendakanya hal itu juga kita sampaikan kepada orang lain. Berusahalah agar orang lain juga sembuh dari penyakit menular yang mematikan tersebut yakni “penyakit dosa” dengan mengajak dia agar juga menerima Yesus dalam hidupnya. Ingat jangan karena kelalaian kita, orang lain binasa, sebab hal ini juga suatu kesalahan di hadapan Allah.
Pondok Gede, 4 Desember 2009
Pdt.S.Brahmana
-----------------------------------
[1] Bd. Yohanes 6:53; Ibrani 9:12-14; 1 Petrus 1:2, dll.
[2] Roma 6:23
[3] Matius 11:10; Markus 1:2; Lukas 1:76; Lukas 7:27
[4] bd. Yesaya 1:25; Yehezkiel 22:17-22
[5] Matius 24:36; Markus 13:32


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment