Thursday 2 December 2010

Sermon-Khotbah Lukas 21:25-33, Minggu 5 Desember 2010 (Advent II)

KHOTBAH MINGGU 5 DESEMBER 2010
Introitus: Yesaya 54:10; Pembacaan: Mazmur 118:14-21
Khotbah: Lukas 21:25-33
Thema:
Tanda-danda kedatangan Anak Manusia
(Tanda-tanda kerehen Anak Manusia)
Pendahuluan
Minggu ini, Minggu adven yang ke dua. Advent (adventus=Latin) artinya “kedatangan Allah”. Masa advent berarti masa persiapan sebelum Natal, yakni masa persiapan untuk menghayati makna kedatangan Yesus Kristus melalui Natal yang telah terjadi, demikian juga kedatangan Yesus kedua kali (Parusia). Menghayati kedatangan Yesus melalui Natal, demikian juga kedatanganNya yang kedua kali, tentunya bukan sekedar merenung ataupun terpekur, tapi melalui sikap hidup dan perbuatan nyata, khususnya ditengah-tengah meningkatnya berbagai-bagai persoalan hidup baik ditengah-tengah keluarga, pekerjaan, lingkungan dan juga ditengah-tengah bangsa kita dimana masalah penegakan hukum, hingga saat ini masih dirasa jauh dari yang diharapkan, demikian juga mengenai kemiskinan yang mau tidak mau akan semakin memicu meningkatkannya kriminalitas, orang percaya boleh menjadi saksi, menjadi teladan di tengah-tengah kehidupan yang demikian. Memang hal ini tidak mudah, terlebih tetap berani bersikap jujur dan benar sebagaimana telah kita bahas pada Khotbah Minggu tanggal 28 Nopember 2010. Dikatakan “berani”, sebab ada orang tidak berani hidup sebagai orang jujur dan benar. Dengan alasan yang sering kita dengar, ….ah semua orang juga demikian. Kalau semua orang juga melakukan demikian, yah apa boleh buat… “uga gendangna bage iendekken” (bagaimana iramanya kita ikuti)[1]. Atau karena mendengar satu dua kesaksian mengenai orang jujur terbujur, lantas menjastis hal tersebut. Mungkin hal itu benar, namun kita harus melihat kasus per kasus. Yang pasti, firman Tuhan yang adalah ya dan amin menegaskan bahwa "Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan”[2].

Hidup seperti ini harus kita perlihatkan. Mengapa? Sebab sebagaimana ditekankan Yakobus, Iman tanpa perbuatan pada hakekatnya mati. Pernyatan ini tdak bertentangan dengan ajaran Paulus tentang “keselamatan oleh karena anugrah”. Yakobus mau menekankan sebagai bukti telah menerima anugrah dengan percaya kepada Yesus, nampak dalam perbuatan yang benar, yang berkenan kepada Allah. Hal ini memang tidak gampang. Namun jikalau kita menyadari kedatangan Yesus yang kedua kali segera datang, atau katakanlah analoginya satu minggu lagi kita akan mati, apa yang kita akan lakukan? Jikalau saya, saya akan menggunakan kesempatan yang ada untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Bagaimana dengan saudara?

Pendalaman Nast
Firman Tuhan dari Lukas 21:25-33 yang juga terdapat dalam Matius 24:29-35, Markus 13:24-31 berbicara mengenai “kedatangan Anak Manusia”. Anak manusia yang dimaksud tidak lain dari Yesus Kristus. Kapan kedatangan Anak Manusia tersebut? Tidak ada seorang pun tahu. Hal ini sesuai dengan Firman Tuhan dalam Matius 24:36 “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri”[3]. Walaupun kedatangan tersebut sangat rahasia, namun kita diberi tanda-tanda. Tanda-tanda ini penting, supaya dengan tanda-tanda tersebut kita dapat bersiap-siap.

Menurut pelajaran sekolah sebelum suatu gunung meletus, biasanya alam akan memberi tanda-tanda, antara lain: (1) munculnya gempa lokal; (2) banyak binatang yang turun gunung; (3) meningkatnya suhu disekitar gunung yang mau meletus. Bila tanda-tanda ini ada segeralah waspada dan bersiap-siap untuk mengungsi. Jikalau gunung mau meletus saja alam memberikan tanda-tanda, tentu terlebih lagi kedatangan Yesus yang ke dua kali. Dalam pembacaan kita Lukas mau menerangkan tanda-tanda yang akan terjadi ketika Anak Manusia/Yesus Kristus datang kembali. Tanda-tanda yang disebutkan dalam ayat 25-26 akan membuat bangsa-bangsa takut dan bingung, bahkan mati ketakutan. Tanda-tanda yang dimaksudkan menurut Dr.B.J.Boland adalah samar dan tidak dapat dipakai untuk membuat perhitungan mengenai “kesudahan”[4]. Oleh karena itu tidak dimaksudkan supaya kita rajin memperhatikan gerhana-gerhana matahari, dan sebagainya, melainkan untuk melukiskan bahwa akan datang suatu waktu bahwa manusia akan terkejut dan takut karena berbagai-bagai gejala alam. Seperti gerhana matahari, dan berbagai bencana alam seperti deru dan gelora laut (Bajir/tsunami?). Dalam tafsiran Masa Kini menjelaskan ayat ini dengan membandingkan Lukas 21:11 bahwa kesudahan itu akan ditandai kekacauan-kekacauan alam yang dinubuatkan dalam Perjanjian Lama[5].

Apaklah tanda-tanda yang disebutkan dalam ayat ini sudah tampak pada saat ini? Silahkan kita jawab masing-masing. Yang pasti, berbagai peristiwa bencana alam dewasa ini seharusnya semakin membuat kita berjaga-jaga dan mempersiapkan diri kita. Bukan menyikapinya dengan kecemasan dan ketakutan, tetapi sebaliknya seperti disebutkan dalam ayat 28 “Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat”. Artinya ditengah-tengah keadaan yang bagaimanapun kita tidak boleh menjadi lemah, sebaliknya semakin berani hidup sesuai dengan Firman Tuhan, sebab Allah tidak akan mempermalukan orang yang berharapkepadaNya. Perumpamaan pohon ara yang disebutkan dalam ayat 29-31, sekali lagi mengingatkan kita agar jangan menyepelekan tanda-tanda sehubungan dengan kedatangan Yesus yang kedua kali.

Pointer Aplikasi
1) Firman Tuhan yang menjadi perikop renungan kita tidak menyebutkan kapan kedatangan Yesus yang kedua kali. Yang disebutkan hanya mengenai tanda-tanda. Maksudnya tidak lain agar kita senantiasa berjaga-jaga dan mempersiapkan diri.
2) Tanda-tanda kedatangan Anak Manusia/Yesus Kristus akan ditandai seperti gerhana matahari, dan berbagai bencana alam yang akan mendatangkan ketakutan dan kecemasan bagi manusia. Tetapi Firman Tuhan Minggu ini mengingatkan kita agar jangan takut sebab apa pun yang tejadi ada Allah kita yang perkasa, Allah dimana kasih setiaNya tidak akan beranjak dari orang percaya[6]. Dengan demikian sebagai orang yang menanti-nanti kedatangan Yesus yang kedua kali, ketika tanda-tanda kedatangan itu dirasakan sudah mulai terjadi akan semakin bersemangat dan aktif (bangkit) mempertahankan hidup dalam kebenaran, hidup dalam kekudusan, sebab iman kita membuat kita yakin (mengangkat muka) akan keselamatan kita.
Jatiwaringin, 1 Desember 2010
Pdt.S.Brahmana
Catatan Sermon:
(1) Menyikapi thema, sehubungan dengan tanda-tanda alam, lit 5 cara: (1) situasi terjadi sikataken bujur man Dibata sebab ipersingetina kita; (2) Mazmur 118: 20, kalak bujur ngenda maka banci selamat. Adi sinen gundari labo piga nggejapken adi bujur ndatken pasu-pasu. Timailah kalak gutul kernepnge; (3) kita isuruh ermomo, naksiken, nampati kalak sideban. Contoh perbahanen Nuh erbahan perahu. E pe momo nge; (4) Kuasa Tuhan erbahansa menang. Ketetapen nggeluh perlu man tekanenken. Petetap-tetap ukur kalak nggeluh; (5) Masmur 118:19: Pulka bangku pintu rumah pertoton. Rumah pertoton kap ingan pulah, ingan cendong.
(2) Menaggapi tanda-tanda jaman enda (enggo deher akhir jaman), selaku kalak sitek jadilah kita desken papan pengumuman ibas dalan gelah pengguna lalu lintas la tabraken.
(3) Inget maka kedungen jaman pasti. Uga ninta. Ibas Esra 7:10 ije ituriken Esra mpelajari kata dibata ras isehkenna. Uga kita? Ula kari kita mpelajari kata Dibata tapi la sisehken, terlebih la ipake.
(4) Salah sada tanda-tanda akhir jaman eme mbue pagi jelma murtad. Ngarap kita, la kita salah sada. Terlebih ula pagi kita sendiri penyebab kalak nadingken kinitekenna man Yesus.
(5) a). Apa tanda kota belawan, lit petanya lekas dimeja, apa tandanya kita beriman kalau selalu malas ke gereja. b). Apa tanda kota belawan, lapu merah sebe;ah kiri, apa tanda kita beriman kalau rejeki makan sendiri.
-----------------------------------------------
[1] Mungkin inilah salah satu faktor, sehingga dalam salah satu poin pesan Natal PGI bersama KWI dengan pulgar mengatakan demikian: “Keadaan yang juga mencemaskan kita adalah kehadiran para penanggungjawab publik yang tidak sepenuhnya memperjuangkan kepentingan rakyat kebanyakan. Para penanggungjawab publik memperlihatkan kinerja dan moralitas yang cenderung merugikan kesejahteraan bersama. Sorotan media massa terhadap kinerja penanggungjawab publik yang kurang peka terhadap kepentingan masyarakat, khususnya yang terungkap dengan praktek korupsi dan mafia hukum hampir di segala segi kehidupan berbangsa, sungguh-sungguh memilukan dan sangat memprihatinkan, karena itu adalah kejahatan sosial”.
[2] Roma 10:11; Bd.Roma 5:5; Yesaya 28:16
[3] Baca juga Markus 13:32
[4] Dr.B.J.Boland, Tafsiran Alkitab Injil Lukas. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996, hal. 509
[5] I.H.Marshall (terjemahan P.S.Naipospos), Tafsiran Alkitab Masa Kini 3 Matius-Wahyu. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1992, HAL. 238
[6] Bd.yesaya 54:10 (introitus), dan Mazmur 118:14-21 (pembacaan).


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment