Friday 11 March 2011

Khotbah Markus 12:41-44, Minggu 27 Maret 2010 (Pasion IV)

Intoritus:
Hai orang-orang yang mengasihi TUHAN, bencilah kejahatan! Dia, yang memelihara nyawa orang-orang yang dikasihi-Nya, akan melepaskan mereka dari tangan orang-orang fasik (Mazmur 97:10)
Bacaan: Mazmur 109:21-31; Khotbah: Markus 12:41-44
Thema :
“Berserah kepada Tuhan, Kamu Akan Ditolong-Nya”
Pengantar
Manusia adalah makhluk “ciptaan” bukan pencipta, oleh karena itu sudah selayaknya manusia menyerahkan diri dibawah tangan penciptanya. Tetapi ironisnya manusia seringkali mengangkat dirinya menjadi tuhan atas dirinya sendiri, mengandalkan kekuatan, pengetahuan dan kekayaannya, tidak lagi memutlakkan Tuhan atas hidupnya.

Banyak manusia sekana-akan berserah kepada Tuhan tetapi sesunguhnya dia berserah kepada kekayaannya. Hal inilah yang akan kita renungakan melalui perbandingan antara janda miskin dan orang kaya yang memberikan persembahanya. Mau tahu dimana letak perbedaanya ? mari kita telusuri…

Pendalaman nats
Sebagai orang yang sudah menerima anugerah sudah selayaknya meberikan persembahaan sebagai ungkapan rasa syukur. Umat Isarel adalah bangsa yang mendapat anugerah menjadi bangsa pilihan. Bangsa yang sangat mengenal sejarahnya “bisa hidup di tanah kanaan hanya oleh karena kasih anugerah Tuhan.” Itu dapat kita pelajari dari pengalaman bangsa ini keluar dari tanah Mesir [1]

Memberikan persembahan merupakan suatu “hakekat” orang Isarel, sehingga di rumah-rumah ibadah disiapkanlah peti persembahan. Bagi kalangan tertentu di Israel memberikan persembahan merupakan hal yang biasa, sehingga sudah kehilangan makna sesungguhnya persembahan tersebut, bahakan ada yang memberi persembahan utuk mencari pengakuan bahwa dia orang yang benar, saleh, dermawan, orang berada dan lain sebagainya. Ada banyak orang yang memberikan persembahan dengan motivasi yang berbeda dari ungkapan iman.

Ay. 41-43, Yesus memperhatikan dan menilai setiap orang yang memberikan persembahan. Penilaian Yesus tentang persembahan itu bukan berdasarkan “jumlah persembahan (banyak atau sedikit)” tetapi motivasi. Ketika kita memberikan persembahan Yesus memperhatikan suasana hati kita, motivasi, cara memberikan persembahan. Banyak orang yang neranggapan kalau dia memberikan persembahan dalam jumlah yang banyak sudah pasti berkenan di mata Tuhan. Sehingga Yesus mengatkan kepada murid-murid-Nya bahwa persembahan janda miskin itu lebih banyak dari semua yang memasukkan uang kedalam peti persembahan.

Ay. 44 Merupakan alasan bagi Yesus mengatakan bahwa persembahan janda itu lebih banyak daripada persembahan orang kayak arena “Mereka memberi dari kelebihannya tetapi janda miskin memberi dari kekurangnnya, semua yang ada padanya adalah selutuh nafkahnya” Janda miskin ini memberikan persembahan dari “semua” yang dia miliki. Dia memberikan 2 peser[2] artinya jika dia mau memberikan lebih sedikit masih bisa dia lakukan, dia bisa memberikan 1 peser, tetapi bukan itu yang dia lakukan di memberikan seluruh yang dia miliki, sehingga Yesus mengatakan persembahan janda itu jauh lebih banyak dari persembahan orang lain yang hanya mempersembahakan sesuatu dari kelimpahannya.

Pointer Aplikasi
(1) Tema : “Berserah kepada Tuhan, Kamu Akan Ditolong-Nya”, janda miskin itu telah memberikan seluruh nafkahnya, itu adalah merupakan gambaran bahwa dia sudah “melepaskan diri dari ketergantungan terhadap uangnya” dan sungguh-sungguh menyerahkan dirinya kepada pemeliharaan Tuhan. Mungkin ini adalah tegoran bagi semua umat manusia yang sering memberikan persembahan tetapi sebenarnaya bukan menggantungkan diri kepada Tuhan. Menggantungkan rasa aman dan tentram “deposito”, sehingga kita juga sering memberi persembahan “sesuatu” dari kelimpahan kita
(2) Janda miskin itu memberikan persembahan sebagai “korban” karena tidak ada lagi uang padanya utnuk membeli makanan pada hari itu. Tetapi bagi orang kaya belum menjadi “korban” walaupun dia memberi banyak, karena dari sisi uangnya dia masih bisa makan di “restoran-restoran” mewah.
(3) Janda miskin itu menggantungkan (menyerahkan) hidupnya kebawah pemeliharaan Tuhan walupun dia tidak memiliki apa-apa dia tidak merasa khawatir, karena dia memiliki Tuhan yang akan menolongnya.
(4) Siapa yang menyumbangkan banyak dari miliknya yang banyak ia berbuat baik, tetapi apa yang dilakukan oleh janda miskin adalah lebih baik[3]. Alberto Hurtado i Chili :”berikanlah, sampai itu menyakitkan”.[4] jadi memberikan persembahan yang benar bukan dalam “zona aman” tetapi sampai kedalam pergumulan yang teramat dalam sehingga bersamaan dengan persembahan itu kita menyerahkan hidup kita pada pemeliharaan Tuhan dan terus pengahrapkan pertolongan-Nya.
(5) Hindarilah kemunafikan ketika kita memberikan persembahan, karena Tuhan menilai hati kita bukan jumlah persembahan kita, bencilah kejahatan.
(6) Tuhan akan menolong orang yang berserah kepada-Nya, oleh karena itu jangan takut, tidak ada orang yang bertambah miskin karena memberikan persembahan kepada Tuhan.
Penulis : Pdt. Saul Ginting
Majelis Jemaat Klender
HP: 082111125849
Catatan Sermon:
Ilustrasi: Dalam tayanyan salah satu TV suasta tanggal 28 Februari 2011 mengenai acara “Tolong”. Memperlihatkan hal yang sangat menggelitik. Pertama seorang anak mendatangi tempat-tempat ramai meminta bantuan dengan membawa tempat amal. Ia mendekati orang-orang yang “mampu” (karena mempunyai kenderaan sepeda motor, mobil, berpaain bagus), namun tak seorang pun yang memberikan. Akhir dari tayangan tersebut, anak tersebut bertemu dengan seorang ibu setengah tua pemulung dengan seorang anak yang kecil digendong. Ketika diminta pertolongannya, ternyata ibu itu merespons dan memberikan uang yang ada padanya. Dan akhirnya kru RCTI memberi hadiah.
----------------------------------------------
[1] Ibrani 11:29
[2] Dua mata uang terkecil nilainya. Bagi orang miskin uang tersebut pada zaman itu sudah hampir cukup untuk makan satu hari (hampir sama dengan dengan nilai segobang kira-kira 50 tahun yang lalu dimana segobang itu sudah cukup untuk makan satu hari bagi seorang Indonesia yang miskin, kalau kita perhitungkan sekarang, untuk biaya makan satu hari bagi orang miskin di Indonesia, ukuran warteg 3 kali makan = 15.000 ?
[3] Dr.B.J. Bolan, Tafsiran Injil Lukas
[4] Bimbingan PA Moria, 2011, hal. 15


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment