Saturday 15 October 2011

Khotbah Lukas 12:15-21, Minggu 16 Oktober 2011

Introitus:
"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya” (Matius 6:19-20)

Bacaan: II Korintus 9:6-15; Khotbah: Lukas 12:15-21

Thema:
Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu

Pendahuluan
“Apa yang di cari orang ? uang. . Apa yang dicari orang siang, malam, pagi petang ? uang, uang, uang” sepenggal syair lagu yang mengatakan bahwa begitu besar cinta manusia terhadap uang. Tidak dapat di sangakal memang uang bukan segalanya-galanya, tetapi memegang peranan peranan yang penting/sentral dalam hidup ini. Istilah UUD (ujung-ujungnya duit) menunjukkan betapa dahsyat posisi uang dalam hidup manusia. Istilah “Hepeng do mangatur nagara on” memberikan kesan bahwa dengan uang apapun bisa dilakukan. Disisi lain tanpa uang semuanya memang terasa hambar, kasih tanpa ‘uang’ rasanya tidak lengkap, program kerja tanpa uang mungkin hanya menjadi macan kertas.

Uang memang punya pengaruh yang luar biasa sehingga orang berlomba-lomba menjadi orang yang ‘beruang’. Sebenarnya uang itu posisinya netral tidak baik dan tidak jahat itu sama dengan sebilah pisau tergantung di tangan siapa. Di tangan seorang penjahat pisau itu sangat mengerikan, tetapi di tangan seorang ibu yang berhati lembut pisau itu akan menghasilkan makanan yang enak. Demikina juga dengan uang/harta terletak di tangan siapa. Uang/harta di tangan orang yang takut akan Tuhan akan menjadi berkat bagi dunia ini, tetapi jika di tangan orang yang serakah uang/harta akan menjadi malapetaka.

Pendalaman Nats
Yesus mengingatkan waspadalah terhadap ketamakan. Ketamakan berasal dari kata ‘tamak’ yang artinya selalu ingin beroleh banyak untuk diri sendiri. Loba, serakah (selalu hendak memiliki lebih dari yang dimiliki) rakus= suka memakan bayak dengan tidak memilih; lahap; gelojoh. Kerakusan yaitu keinginan memperoleh lebih banyak dari yang di perlukan. Menurut Yesus menjadikan keuntungan dan kekayaan duniawi hasrat dari kehidupan adalah kesalahan fatal yang mengakibatkan kerugian yang kekal. Kata Yunani untuk ketamakan (pelonexia) secara harafiah berarti kehausan untuk memiliki lebih banyak. Ketamakan itu ibarat orang yang sedang sakau dia tidak akan bisa normal/stabil jika belum memperoleh apa yang dia mau. Tidak jarang orang mau melakukan apa saja demi memperoleh apa yang mereka inginkan, mencuri, merampok, membunuh. Seperti orang yang rakus tidak lagi meilih makanan apa yang di makan sehingga tidak jarang orang yang seperti ini tidak segan-segan membunuh saudaranya sendiri demi memenuhi hasratnya.

Untuk menghindari ketamakan ini Yesus membuat suatu perumpamaan tentang soerang yang sangat kaya, hartanya melimpah sehingga lumbung yang ada tidak cukup untuk menyimpan kekayaannya, dan di berencana untuk membangun lumbung yang lebih besar lagi. Dan dia merencanakan untuk hidup berleha-leha, santai dan bersenang-senang. Dia menganggap dirinya sangat bijaksana tetapi Yesus mengatakan dia adalah termasuk golongan yang bodoh. Karena dia menganggap bahwa hartanya dapat menjamin kehidupannya. Dia lupa bahwa nyawanya ada di tangan Tuhan, jika dia mati kemanakah semua hartanya itu ?

Oleh karena itu Yasus menginginkan supaya setiap orang harus kaya dihadapan Allah.

Pointer aplikasi
Kita sering terbalik dalam memahami dan menempatkan hal yang utama (primer) dari hal yang sekunder. Kita harus memahami mana yang perimer dan mana yang sekunder. PusaT kehidupan kita tuhan bukan diri kita. Jadi yang utama bukan ‘bagaomana agar saya…..” tetapi ‘bagaiamana agar Tuhan….” Hal yang utama (primer) adalah bagaimana kita hidup untuk kepentingan Tuhan, untuk rencana Tuhan. Bukan bagaimanaagar kita sukses, kaya raya, membangun keluarga bahagia, aktif di pelayanan gereja, menjadi donatur dll. Semua hal ‘untuk saya” hanyalah sekunder, pelengkap sesuai anugerah Tuhan. CS Lewis pernah mengunkapkan kebenaran ini : You can’t get second things by putting them first You can get second things only by putting first things first (kamu tidak dapat memperoleh yang sekunder dengan menempatkannya sebagai yang primer. Kamu hanya dapat yang sekunder dengan menempatkan yang primer sebagai yang utama).

Put first things first mengajarkan bahwa hidup kita seharusnya diutamakan untuk Tuhan bukan untuk diri kita sendiri. Menurut Tuhan yang utama adalah menemukan “kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya akan di tambahkan kepadamu (bdk.Mat.6:33). Hal ini semakin di perkuat dalam Mat 5:3 “ Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya kerajaan Allah.

Menjadi miskin dihadapan Allah bukan miskin materi (poor in spirit bertolak belakang dengan rich in pride) Poor in spirit berarti kebergantungan kita kepada Allah. Poor in spirit dapat diibaratkan sebuag bejana yang harus dikodsonkan dulu sebelum diisi dengan yang baru. Miskin di hadapan Allah adalah kesadaran bahwa diri kita tidak ada apa-apanya (nothing) di hadapan Allah dan sebaliknya God is everythings. Kesadaran ini akan membuat kita menjadikan Tuhan sebagai pusat, menjadi yang utama dalam hidup kita. Dengan demikian tuhan akan menjadi pusat dan yang utama, segala aspek hidup kita bukan lagi berotientasi kada siri kita, tetapi kepada Tuhan.

Thema : Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu. Kita percaya bahwa allah itu adalah Maha kuasa, pencipta langit dan bumi, Dia sanggup memberikan apapun kepada umat-Nya. Umur panjang di tangan kanannya, kekatyaan dan kehormatan di tangan kirinya (Amsal 3:16). Umur yang penjang itu terutama adaah kehidupan yang kekal bersama orang-orang percaya di tempat yang di sediakan oleh Tuhan Yesus.

Pdt. Saul Ginting, S.Th, M.Div
GBKP Rg. Klender (082111125849)

Catatan sermon:

  1. 3 Ta perlu hati-hati dalam hidup a. Tahta, b. harta, c. wanita
  2. Target hidup hanya sampai di dunia ini saja, inilah kebodohan dunia ini.
  3. Tuhan tidak menyalahkan orang kaya, dan berusaha untuk kaya, yang salah adalah ketika kekayaan itu bukan untuk kemuliaan Tuhan.
  4. Kekayaan yang dituntut Tuhan: merobah kekayan donua menjadi kekayaan sorga. Harta sorga: memaafkan dan meminta maaf.


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment