Wednesday 8 February 2012

Khotbah 2 Raja-raja 5:1-14, Minggu 12 Februari 2012

Introitus :
Tuhan, Allahku, kepadamu aku berteriak minta tolong, dan Engkau telah menyembuhkan aku (Mazmur 30 : 3).
Bacaan: Mazmur 30 : 1 - 13; Khotbah: 2 Raja-Raja 5 : 1 - 14
Thema:
Allah Berkuasa Menyembuhkan Orang Percaya
Kata Pengantar
Tiada seorangpun dari kita yang menginginkan tetap dalam kesakitannya. Sebagai m,anusia normal tentu kita sangat menginginkan agar kita senantiasa sehat. Dan apabila kita sakit maka secepatnya juga sembuh. Untuk itu, segala upaya akan dilakukan untuk bisa mengobati sakit penyakit kita. Salah satunya adalah dengan mencari obatnya; apabila obat yang kita percaya bisa menyembuhkan penyakit tersebut telah kita temukan maka sesegera mungkin kita akan pakai. Nah, kita memakai obat tersebut karena kita Percaya bahwa obat itu bisa menyembuhkan atau paling tidak mengurangi rasa sakit kita. Dan ada yang mengatakan bahwa sebagus apapun obat yang dipersiapkan, namun apabila kita dan pikiran kita menolak kehadiran obat tersebut di tubuh kita, maka hasilnya akan sia-sia. Bahkan bisa saja terjadi sebaliknya, ketika kita percaya seorang dokter atau paramedis mampu mengobati penyakit kita, sebelum diberi obat; baru ketemu saja, kita nerasakan bahwa sudah ada proses kesembuihan dalam diri kita. Kembali rasa Percaya itu menjadi suatu hal yang penting. Jadi, sangatlah luar biasa pemaknaan kata Percaya tersebut dalam kehidupan kita, apalagi bila kata ini bisa merasuk juga dalam khasanah iman percaya kita kepada Tuhan.
Introitus dan Bacaan
Pada bagian awal dan akhir dari perikop ini secara jelas memperlihatkan bahwa pemasmur memperlihatkan sikap hidupnya yang senantiasa memuji Tuhannya. Ia melakukan hal itu bukan tanpa sebab; kita bisa melihat secara runtut apa yang dikatakan oleh pemazmur :
Engkau telah menarik aku keatas dan tidak memberikan musuh-musuhku bersukacita atas aku, Engkau telah menyembuhkan aku, Engkau menghidupkan aku. KemurkaanNya hanya sesaat, menempatkan aku di atas gunung yang kokoh.
Jelas sekali dari apa yang dikatakan oleh pemazmur memperlihatkan bahwa Tuhan itu bagi kehidupannya adalah segalanya. Ia percaya betul akan penyerahan kehidupannya kepada Tuhan bukan hanya sekedar kata pengharapan tapi itulah yang nyata dalam pengalaman kehidupannya. Pengakuannya memperlihatkan betapa berkuasanya Tuhan dalam perjalanan kehidupannya, segala perbuatanNyua terhadap pemazmur melambangkan betapa juga Tuhan mengasihi pemasmur.
Oleh sebab itu menjadikan Tuhan menjadi yang pertama dan terutama dalam hidupnya adalah dasar dalam perjalanan kehidupannya. Dan bisa dipastikan juga bahwa tiada setupun yang ada di muka bumi ini yang sanggup mengubah keyakinan dan pendiriannya terhadap Tuhannya. Apapun yang ditawarkan padanya agar ia meninggalkan Tuhannya juga pastilah ditolaknya.Namun yang menjadi pertanyaan mendasar bagi kita adalah : Apakah kita juga akan berlaku seperti pemasmur?
Khotbah
Ada kesan awal ketika kita membaca perikop ini, bahwa Naaman adalah orang yang angkuh dan tinggi hati padahal ia butuh penyembuhan karena ia sakit. “Udah sakit masih sombong” begitulah kira kira kesan yang muncul. Mengapa demikian? Karena ia mencoba menilai apa yang dikatakan oleh Elisa dengan logika pikirnya. Bagaimana mungkin perintah Elia itu bisa menyembuhkan? Apalagi ditambah dengan bagaimana cara Elia menyambut kedatangannya; semakin menambah rasa tidak percayanya. Namun dibalik semua itu ada yang tidak diketahui oleh Naaman yaitu :
  1. Nabi Elisa adalah seorang yang benar-benar hidup berserah pada Tuhan, dan ia begitu percaya akan kuasa Tuhan. "Mengapa engkau mengoyakkan pakaianmu? Biarlah ia datang kepadaku, supaya ia tahu bahwa ada seorang nabi di Israel." Di sini ia bukannya hendak menunjukkan kesombongannya tapi justru ia hendak menunjukkan bahwa Tuhan yang kepadanya ia mengabdikan diri adalah Tuhan yang begitu berkuasa. Ia percaya bahea Tuhannya akan mampu menyembuhkan penyakit yang diderita Naaman.
  2. Namaan mencoba untuk membanding-bandingkan keberadaannya dan tempat darimana ia berada dengan keberadaan dan tempat dimana Elisa menyuruhnya untuk melakukan sesuatu. Ia mencoba “menghalangi” kuasa Tuhan untuk menyembuhkannya. Bila ditarik kebagian awal dari perjalanannya maka kita mengatakan sangatlah disayangkan hanya karena beda keinginan tentang proses penyembuhannya, maka ia tidak menyelesaikan misinya. Karena bila dilihat dari persiapan yang dilakukannya maka sangatlah luarbiasa. Harta benda yang telah dibawa beserta dengan pengawal-pengawalnya. Beruntunglah Naaman ketika salah seorang hambanya member teguran padanya, seolah-olah protes pada Naaman. Kita tidak tahu pasti apakan Naaman melakukan apa yang dikatakan Elisa dengan setengah hati atau dengan sepenuh hati. Tapi kita bisa melihat bahwa ketika Tuhan berkehendak maka sangatlah mencengangkan perbuatannya. Ia menyembuhkan Naaman.
Pointer Aplikasi
Paling tidak ada dua hal yang cukup menarik untuk kita perhatikan dan pelajari melalui bahan khotbah ini :
  1. Melalui Introitus dan Bacaan : Tuhan memperlihatkan apa saja yang telah dilakukannya bagi kehidupan manusia (baca : pemazmur), dan ini keluar langsung dari pengakuan pemazmur sendiri. Dan dari proses perjalanan kehidupannya bersama dengan Tuhan dengan sendirinya membentuk kehidupannya menjadi seorang yang begitu kuat menempatkan Tuhan sebagai sumber dari segala sumber kehidupannya. Dari perasaan bahwa kehidupannya tidak akan berarti menjadi berarti, dari manusia yang lemah dan sipa untuk dihabisi oleh lawan-lawannya menjadi sosok yang perkasa karena Tuhannya yang member kekuatan dan melindungi. Bahkan alam kematian sekalipun tidak bisa merenggutnya dari haribaan Tuhan. Hal inilah yang mengajarkan kita serta mengingatkan juga bahwa ketika kita mengaku diri sebagai orang percaya? Apakah itu hanya pengakuan sebatas bibir atau sekedar mengikuti tradisi? Atau ketika kita mengaku percaya maka kita juga belajar bagaimana berserah secara total dan mengandalkan akan kuasa Tuhan dalam kehidupan kita. Dan ini yang senantiasa kita pelihara dan pupuk dalam kehidupan kita.
  2. Sering kali juga dalam hidup kita terjadi “peperangan atau pertentangan” antara keinginan kita dan kehendak Tuhan, jalan yang ingin kita jalani dan jalan Tuhan, cara kita untuk m,enyelesaikan masalah kita yang sering kali memakai “cara jalan pintas” dengan cara Tuhan yang mendidik kita agar bisa kekal pengajaranNya. Dan ketika kita memilih untu memakai kata “aku” dan bukannya “AKU” maka biasanya akan berakhir pada sesuatu yang kita sesali. Bisa jadi pada awalnya sepertinya kita mendapat kebebasan, kesenangan, namun akhirnya hanya akan menumbuhkan penyakut dalam kehidupan nkita. Dan apabila kita sakit maka tidak ada obat di dunia ini yang mampu menyembuhkan sakit penyakit kita. Jadi satu-satunya Sang Tabib dan Penyembuh itu hanyalah Tuhan. ( Yer 29:11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.)
Pdt . Benhard Roy Calvyn Munthe
081361131151


Artikel lain yang terkait:



1 komentar:

Anonymous said...

Mejuah-juah.

Luar biasa dan salut saya utk Ketua Klasis Jakarta-Bandung (Pdt.S.Brahmana)yang selalu mobile dlm melakukan pelayanannya, memanfaatkan dengan dahyat kecanggihan jejaring yang ada saat ini dengan mau berbagi dengan yang lain. Blog ini sangat membantu saya lebih mengenal dan tahu lagi apa yang sedang, sudah dan akan berlangsung secara terkhusus utk jemaat sekitar Klasis Jakarta-Bandung. Ditambah lagi dengan artikel-artikel yang menambah wawasan, dan dalam hangatnya menjamu saya dengan bahan khotbah setiap Minggu, tidak lupa juga dengan bahan PJJ, sungguh menambah refrensi saya. Harapan saya tetaplah KEHADIRANnya MEMBERI MAKNA.

Bujur,
Pdt.Melda Br Tarigan, STh
(GBKP Rg.Bengkulu, Klasis Sumbagsel)

Post a Comment