Thursday 30 May 2013

Khotbah Yeremia 9:22-26, Minggu 2 Juni 2013

Introitus : 
Tetapi siapa mau yang bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: Bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah Tuhan yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi, sungguh semuanya itu kusukai, demikianlah Firman TUHAN (Yeremia 9:24).

Bacaan : II Korintus 10:12-18 (Tunggal); Khotbah : Yeremia 9:22-26

Tema : 
Bermegah di dalam Tuhan (Megahlah atendu ibas Tuhan).

Kata Pendahuluan
Saudara-saudara yang kekasih,
Godaan untuk bermegah dalam diri manusia dan bermegah di dalam Tuhan seperti tarik tambang. Kecenderungan pemenang tarik tambang bermegah dalam diri manusia dan bermegah di dalam Tuhan dimenangkan oleh bermegah dalam diri manusia. Rasanya manusia tidak puas kalau tidak mengagung-agungkan, memperlihatkan, memamerkan, menonjolkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki itu kepada orang lain sebagai hasil kebijaksanaan atau usahanya belaka. Hasilnya Mereka lupa bahwa sumber dari apa yang dimiliki itu adalah Tuhan. Dengan bermegah dalam diri manusia, mereka telah mencuri kemuliaan Allah, menjadi kemuliaan diri sendiri. Padahal dalam kehidupan kita bagi kemuliaan Allah sebab Ia sendiri sumber berkat dan kelebihan-kelebihan yang kita miliki. (Contoh-contoh bermegah dalam diri manusia dapat kita temukan dalam jejaring sosial yang memamerkan diri dengan kalimat:”Naik mobil baru nih”, “lagi nginap di hotel X nih’, “beli X nih”, secara tidak sadar ada unsur menonjolkan diri).
Nats Khotbah Yeremia 9:22-26
Pertama, mayat-mayat manusia berhantaran ayat 22, adalah gambaran kematian orang terkutuk. Mengapa kematian demikian adalah kematian orang terkutuk? Karena mayat tersebut tidak dikuburkan. Diterangkan bahwa mayat-mayat tersebut seperti pupuk di ladang dan seperti berkas gandum di belakang orang- orang yang menuai, tanpa ada yang mengumpulkan. Peristiwa ini pernah terjadi pada diri Izebel, dimana kematiannya di kebun di luar Yizreel di makan anjing dan mayatnya seperti pupuk di ladang tidak mempunyai kuburan, sehingga tidak ada orang yang mengatakan inilah Izebel (2 Raja-raja 9:37). Yeremia menubuatkan bahwa bangsa Yehuda akan mengalami peristiwa demikian sebab bangsa tersebut bermegah dirinya atau bermegah dalam dosa. Allah berfirman: “Aku mau diam bersama-sama kamu…(Yer. 7:7), tetapi respon bangsa Yehuda adalah sesungguhnya percaya kepada kata dusta yang tidab memberi faedah (Yer.7:8), kata dusta tersebut diterangkan dengan: masakan kamu mencuri, membunuh, berzinah dan bersumpah palsu, membakar korban kepada Baal dan mengikuti Allah yang tidak kamu kenal (Yer. 7:8-9). Nubut yang dinyatakan nabi Yeremia menjadi nyata ketika penghancuran Yerusalem/bangsa Yehuda di bawa ke tanah pembuangan.

Saudara-saudara yang kekasih,
Bagaimana saat ini? Apakah nubuat nabi Yeremia bahwa orang yang bermegah dalam dosa, mengalami kematian yang terkutuk? Ya, itu tetap berlaku, mungkin saja mayatnya masih ada yang mengubur, tetapi kematiannya tidak ditangisi banyak orang malah disyukuri cth: kematian orang yang tidak membawa kebaikan bagi kehidupan (kematian para penjahat, perampok).

Kedua, bermegah di dalam Tuhan (ay. 23-24). Firman Tuhan: Memiliki kebijaksanaan, memiliki kekuatan, memiliki kekayaan, mendorong seseorang untuk mengagungkan, memegahkan, membangggakan kebijaksanaan, kekuatan dan kekayaan, tetapi sebaliknya kita hanya boleh bermegah dan bersukacita dalam hubungan pribadi kita dengan Tuhan (pengenalan Tuhan), sehingga kita dapat hidup dengan benar walaupun mempunyai kelebihan-kelebihan.

Beberapa alasan orang untuk memegahkan diri/memuji diri sendiri:
1. Merasa begitu hebat.
2. Mencari pengakuan, yang seharusya pengakuan orang lain datang sendiri.
3. Meremehkan orang lain.

Tetapi pengenalan akan Tuhan adalah alasan untuk bermegah. Tuhan yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran. Kebijaksanaan, kekuatan dan kekayaan tidak ada artinya tanpa bermegah dalam Tuhan, tetapi sebaliknya kebijaksanaan , kekuatan dan kekayaan yang diterima dengan bermegah dalam tuhan membawa kemuliaan bagi Tuhan dan membawa kebaikan bagi kehidupan.

Saudara-saudara yang kekasih kita tidak boleh seperti pepatah: “bagai kacang lupa kulitnya”. Apapaun yang kita miliki kita tidak boleh lupa akan asal-usulnya, toh semuanya apa yang kita miliki Allah yang memberikan, dan yang paling berharga pemberian Allah adalah keselamatan yang diberikan Allah melalui kasih karunia (Bd. Ef. 2:8-10).

Saudara-saudara yang kekasih.
Ketiga, Hukuman Tuhan untuk yang bermegah secara manusia (lahiriah), tetapi tidak bermegah secara rohani (Yer. 9:25-26). Orang yang telah bersunat dan orang-orang yang tidak bersunat dihadapan Tuhan sama saja. Orang-orang yang bersunat dapat bermegah dengan sunatnya terhadap orang-orang yang tidak bersunat, tetapi dihadapan Allah sama saja, bahwa mereka yang bersunat juga akan mendapat hukuman, jikalau hati mereka tidak disunat. Hati adalah pusat dari perasaan, pikiran dan tindakan yang tidak dibersihkan (bersunat) dari hal-hal yang membanggakan diri akan mendapat hukuman. Kita bisa melihat peristiwa peperangan Daud VS Goliat (I Samuel 17:40-51). dan peristiwa penyambutan Raja Hizkia terhadap utusan raja Babel (2 Raja 20:12-19, dimana Hizkia melakukan penyambutan yang luar biasa terhadap utusan raja Babel, memperlihatkan seluruh kekayaannya, dan hal ini dipandang salah oleh Tuhan = memegahkan diri dan nabi Yesaya menubuatkan: Bahwa seluruh barang-barang yang diperlihatkan itu akan diangkut ke Babel”).

Saudara-saudara yang Kekasih,
Dari nats Khotbah Yeremia 9:22-26 ini kita mendapat peringatan dan perintah untuk:
Pertama, diperingatkan kepada kita ada kemungkinan kita mati dalam keadaan terhina atau dalam keadaan mulia. Mati dalam keadaan terhina (terkutuk) adalah mati tidak dalam iman atau mati dalam keadaan jahat. Biasanya kematian orang yang demikian tidak didampingi oleh-orang-orang yang kita kasihi atau mengasihi kita. (Bd. Kematian Judas Iskariot, kematian Ananias dan Safira). Untuk itu marilah kita setia sampai mati untuk menerima mahkota kehidupan (Why. 2:10).

Kedua, Diperintahkan kepada kita untuk bermegah di dalam Tuhan. Kita yang bermegah di Dalam Tuhan adalah orang—orang yang bangga bahwa kita adalah anak-anak Allah yang telah mengenal Allah. Pengenalan akan Allah ini mendorong kita (melalui Roh Kudus) dengan apa yang kita miliki (kebijaksanaan, kekuatan dan kekayaan) menjadi berkat bagi orang lain. Kehidupan yang bermegah di dalam Tuhan adalah kehidupan yang memuliakan Allah dan membawa kebaikan bagi orang lain.

Ketiga, diperintahkan kepada kita untuk bermegah dalan Tuhan dengan syarat hati yang bersunat. Hati yang bersunat adalah hati yang telah di bersihkan dari kuasa dosa (perasaan paling hebat, menuntut pengakuan dari orang lain secara berlebihan/merendahkan orang lain atau membanggakan diri) yang merupakan kebencian bagi Allah. Roh Kuduslah yang berkuasa dalam hati kita, sehingga kita sangup bermegah dalam Tuhan.

Cileungsi Simalem, 29 Mei 2013
Pdt. Rasmidi Sembiring M.Th.


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment