Monday, 1 July 2013

Khotbah Kolose 4:1-6, Minggu 7 Juli 2013

Introitus : 
Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini? (1 Raja-Raja 3: 9)

Bacaan : Yakobus 1 : 2 - 8; Khotbah : Kolose 4 : 1 - 6

Thema : Berdoalah agar kamu bijak (Ertotolah gelah kam pentar)

Saudara – Saudari yang dikasihi Yesus Kristus,
Ada sebuah cerita lama tentang sebuah keluarga yang tinggal di tepi sebuah hutan; keluarga ini memiliki seorang anak yang masih kecil. Suatu ketika, anak ini bermain-main di hutan dan tanpa sadar ia sudah masuk agak jauh ke dalam hutan tersebut. Si anak tak menyadari bahwa ia sudah berada jauh ke dalam hutan itu. Kemudian, ia bertemu dengan seekor harimau yang sangat kelaparan. Harimau itu mengaum dan siap untuk menerkam sang anak; si anak sangat ketakutan. Namun ia tidak kehilangan ingatan akan pengajaran doa yang diajarkan oleh orang tuanya bahwa setiap kali hendak makan maka ia diwajibkan untuk berdoa. Dengan ingatannya itu, ia lalu berdoa yang isinya sangatlah singkat yakni “Tuhan Yesus berkati makanan ini. Amin”. Dan yang terjadi adalah, harimau itu pergi meninggalkan mangsanya yaitu sang anak. Anak itu terbebas dari bahaya yang sangat besar.

Apa inti dari cerita sederhana ini? Intinya adalah sang anak ketika berdoa, walaupun ia tidak tahu apalah doanya itu benar atau salah, akan tetapi ia berdoa dengan hati yang penuh penyerahan diri dan ia percaya bahwa Tuhan yang seperti diajarkan orang tuanya pasti akan melindunginya. Dia belum mampu untuk mengatakan keinginannya, tapi dia sangat percaya bahwa Tuhannya itu sangat baik. Lalu, bagaimana dengan kehidupan doa kita. Apakah selama ini ketika berdoa, baik dalam kesendirian kita ataupun ketika kita bersama dengan orang lain (termasuk keluarga dan jemaat); kata atau untaian kalimat (baca : doa) memang berasal dari sebuah kejujuran dan penyerahan serta didasarkan pada iman pengharapan atau seperti seorang penyair yang sedang membaca puisi cintanya? Atau bahkan menganggap sangat tidak penting berdoa, karena apapun yang terjadi dalam kehidupan kita, itu terjadi karena usaha kita. Rasanya ini yang perlu kita renungkan pada saat ini.

Sidang Jemaat kekasih Tuhan,
Thema-thema doa dalam kehidupan berjemaat kita sudahlah sangat sering menjadi pokok-pokok bahasan baik melalui PA, PJJ, Pekan Doa, dan juga khotbah minggu. Hari ini juga kita kembali membahas tentang topik ini. Hal pertama yang harus kita sadari adalah tetap perlu bagi kita untuk menelaah apakah ketika kita berdoa; kita masih tetap berada dikoridor yang dikehendaki oleh Tuhan Allah. Atau juga, dengan begitu banyaknya pokok-pokok doa yang telah terlontar dari bibir dan mulut kita, dan kita coba ukur dari jawaban doa yang diberikan kepada kita; dan ternyata dari ukuran matematikanya maka banyak sekali doa-doa kita yang belum “dijawab” oleh Tuhan. Dan ini menyebabkan ada penurunan intensitas dan bahkan kualitas doa kita. Doa hanya menjadi “pemenuhan syarat” sebagai orang Kristen. Namun Ingat....... sering kali saya mengatakan bahwa berdoa kepada Tuhan adalah suatu sikap hidup yang berserah dan berpengharapan, dan bukannya “memaksa Tuhan” untuk memenuhi keinginan kita. Tuhan lebih tahu tentang apa yang kita butuhkan. Tuhan lebih mengerti mana yang terbaik bagi kehidupan kita. Hanya saja, ketika kita berdoa, hal yang sangat dinginkan Tuhan adalah bagaimana kita meletakkan “prinsip jujur dan percaya” bahwa Tuhan mengetahui isi hati kita. Kita berdoa untuk mencoba “meluluhkan hati Tuhan” sehingga Tuhan berbelas kasih pada kita dan dengan kuasaNya berbuat yang terbaik menurutNya bagi kehidupan kita.

Saudara dan saudariku...
Bahkan seorang Raja seperti Salomo, seorang Rasul seperti Paulus sangat meletakkan arti pentingnya berdoa dengan dasar kejujuran dari hatinya yang terdalam. Salomo melihat bahwa yang sangat ia butuhkan dalam kehidupannya adalah “kebijaksanaan” dan Paulus melihat bahwa masih banya hal yang dia mau lakukan untuk kepentingan pemberitaan Injil. Untuk itulah mereka berdoa. Mereka berdoa memang untuk “kepentingan”nya, tapi mari kita melihat lebih dalam lagi, apakah benar untuk kepentingan pribadinya semata atau sebenarnya doanya mengandung makna yang sangat dalam yakni adanya keinginan yang didasarkan pada “kerendahan hati”nya agar Tuhannya lah yang diagungkan dan dimuliakan. Selain itu, kita bisa melihat bagaimana bila doanya dijawab oleh Tuhannya (tentunya juga Tuhan kita). Maka yang terjadi adalah orang lain yang ada dalam doanya akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Jadi, sebenarnya mereka berdoa memang untuk dirinya tapi tujuan atau kepentingan dirinya sangatlah kecil dibanding dengan efek doanya ke luar dari dirinya.

Nah, ini sebuah koreksi doa bagi kita. Karena kalau boleh jujur, mungkin selama ini kita berdoa, terlepas bagaimana kita mendoakannya tapi isi doa itu masih : UNTUKKU...... BAGIKU..... KEPADAKU...... Melulu untuk kepentingan pribadiku... Maaf... bila ini tidak benar. Tapi kalau masih seperti ini..... tentu masih perlu kita banyak-banyak belajar tentang bagaimana doa yang baik dan benar...

Saudara – Saudari Yang sangat dikasihi Tuhan Yesus...
Berdoalah agar kamu bijak (ertotolah gelah kam pentar), ini merupakan thema kita pada hari ini. Melalui thema ini kita diajak dan diarahkan untuk lebih mengenal pribadi Tuhan Allah kita. Dan juga lebih mengenal lagi apa yang sebenarkan Tuhan inginkan ketika kita berdoa kepadaNya. Ternyata ketika kita mencoba menyelami pikiran Tuhan kita, disana juga kita menemukan bahwa yang ingin Tuhan lakukan bagi kita adalah membuat kita hidup semakin baik dan benar. Bukan hanya itu, dengan mengungkapkan kebesaran Tuhan (bukan seperti istilah sekarang Ngeles), kita juga semakin melihat bahwa Tuhan juga menginginkan kita peduli pada orang-orang sekitar kita. Dan kita bisa sangat berguna bagi orang lain walaupun itu hanya dilakukan melalui doa. Luar biasa sekali... dan kalau Mario Teguh katakan “sangat super”. Bukankan ini merupakan anugrah yang besar dari Tuhan buat kita? Bukankan ini merupakan sebuah “pelayanan” yang benar dan besar juga bagi sesama? Untuk itu, marilah kita lebih dalam lagi belajar tentang bagaimana berdoa yang benar, sehingga kualitas doa dan efek doa kita semakin baik dan berdampak lebih luar biasa bagi kita dan juga orang-orang di sekitar kita. Tuhan memberkati.... Amin.

Pdt.BRC Munthe

Catatan sermon//asbrahm
  1. Pinta/bijak dalam wilayah Allah adalah sesuai dengan kehendak Allah. Contoh tidak membalas kejahatan dengan kejahatan (Roma 12:17, Matius 5:39). Juga dalam ayat 1: tuan agar berlaku adil dan jujur terhadap hambanya. Biasanya secara dunia, kalau sudah menjadi tuan kadang kurang bersikap adil dan jujur terhadap yang lemah. Karena umumnya orang berbuat baik kepada orang yang dianggap juga mendatangkan kebaikan kepadanya secara dunia.
  2. Doa adalah pelayanan. Disamping kekuatan kepada kita agar tidak jatuh ke dalam pencobaan (Bd.Matius 26:41), juga pelayanan. Itulah sebabnya mengapa Paulus sangat mengharapkan agar dia dan timnya di doakan (Kolose 4:3).
  3. Sudahkah kita pentar dalam hidup ini? Menganai kebutuhan kita, makanan kita (bd. masalah obesitas), anak-anak kita, masa depan kita, kesehatan kita?
  4. Ayat 4: penuh hikmat terhadap orang-orang luar. Contoh yang dilakukan Paulus, dengan orang Jahudi seperti orang Yahudi, dst (Bd.1 Korintus 9:20).


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment