Thursday, 15 August 2013

Renungan / Khotbah 1 Timotius 1:12-17, Minggu 15 September 2013

Introitus : 
“Siapa yang dating dari atas adalah di atas semuanya” (Yoh. 3:31a)

Bacaan : Yoh. 3:31-36 (Responsoria); Khotbah : I Tim. 1:12-17 (tunggal)

Tema : Kuasa Kristuslah yang terbesar

I.PENDAHULUAN
Banyak orang dalam kehidupan kita di masyarakat mengandalkan kuasa atau kekuasaan. Ada orang yang mengandalkan kuasa jabatannya, sadar atau tidak sadar, kuasa atau jabatannya itu punya batas waktu tertentu. Ada juga yang percaya dan yakin melalui kuasa jimat-jimat yang ada padanya, dia dapat diterima orang lain, dia dapat berbuat sesuai dengan kekuatan yang ada pada jimat itu sehingga kadang-kadang orang dipengaruhi oleh kuasa-kuasa yang ada padanya, tapi ia tidak sadar bahwa kuasa jimat itu punya batas waktu tertentu, apalagi bila melanggar larangan yang harus dipantangkan. Banyak orang yang memakai kuasa-kuasa itu untuk membahagiakan hidupnya, merubah sikap hidupnya, seakan-akan melalui kuasa itu dia cepat kaya, dapat uang, orang takut kepadanya sehingga dia menjadi orang yang disegani. Melalui renungan kita pada minggu ini, kita diarahkan untuk melihat bagaimana kuasa Tuhan Yesus itu melebihi semua kuasa-kuasa yang ada di tengah kehidupan kita. Kuasa Kristus itu tidak terbatas. Dia dapat merubah sikap hidup orang, yang jahat menjadi baik, yang penakut menjadi pemberani, dan dia dapat berguna bagi orang lain, dapat mempengaruhi hidup orang lain, sebagaimana yang dikatakan Paulus dalam I Tim. 1:12-17 bagaimana orang hidup bersama kuasa Kristus yang tampak dalam praktek hidupnya setiap hari.

II.ISI
Dalam renungan kita pada pagi ini, dijelaskan bahwa Paulus dalam kehidupannya, sebelum menerima Kristus penuh dengan dosa, kejahatan, menganiaya orang-orang Kristen, dan tidak percaya kepada Kristus (Kis. 8-1-3). Dalam pengakuan Paulus, kuasa kasih Kristus itu yang sudah mengubah sikap hidupnya, jalan pikirannya, 1800 berubah sikap dari jahat menjadi yang baik, dari melawan, mengejar orang-orang Kristen, berubah menjadi pemberita Injil, dan membela Kristus (Kis. 9: 20-31). Melalui perubahan hidup Paulus, oleh karena kuasa firman Tuhan yang dia terima, dia dikuatkan, diselamatkan. Injil keselamatan yang diberitakan membuat orang banyak menerima Kristus di jemaat-jemaat di luar Yerusalem. Paulus yakin dalam iman percayanya kepada Kristus, oleh karena kuasa Roh Kudus, dia merasa berhutang dan terus menerus memberitakan Injil Kristus, karena Injil Kristus adalah kekuatan dan kuasa Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya. Melalui kuasa Kristus, Paulus dipakai Tuhan untuk memberitakan Injil di luar orang-orang Jahudi yang selama ini belum percaya, menjadi percaya kepada Kristus menjadi juruselamatnya. Paulus mengatakan, oleh karena kasih karunia Yesus Kristus dalam kehidupannya, dia tahan menderita, dihina, direndahkan orang-orang yang menganggap mengetahui pengetahuan tentang taurat Tuhan. Kasih Kristus yang hidup dalam hidup Paulus, itulah yang membuat dia mampu berbuat baik. Dia merasakan bagaimana kuat kuasa Allah itu yang sudah menyelamatkan dia dari kuasa dosa dan kematian.

III. APLIKASI
Dalam kehidupan orang beriman kepada Kristus, hidupnya selalu berpusat kepada Kristus. Hidup dalam perkataan, firman-Nya, dan kuasa-Nya, dan hubungan dengan sesama. Kuasa yang ada di dunia ini hanya sementara, punya deadline, punya batas-batas waktu karena tidak ada yang kekal dalam hidup manusia. Kristuslah yang berkuasa dalam hidup orang yang beriman, perbuatannya adalah perbuatan Kristus, melalui hubungan baik, mengasihi, semuanya telah dikuasai, dihidupi oleh kuasa Kristus. Hidupnya bukannya hidupnya lagi, tapi Kristuslah yang hidup dalam pikiran dan perbuatannya. Sebelum kita mau dengan rendah hati, setia menerima melakukan kehendak Yesus, kita belum dapat menjadi saksi dan alat yang dipakai Tuhan untuk memuliakan nama-Nya. Tuhan menuntut kita hidup sesuai dengan kehendak-Nya, mau merubah sikap. Walaupun kita hidup di dunia ini, kita tidak serupa dengan dunia ini, tapi kita harus mau diubah dan diperbaharui oleh kuasa firman Tuhan. Dengan demikian kuasa Kristus itulah yang merubah:
  • Hidup orang percaya menjadi manusia baru.
  • Orang percaya berguna bagi orang lain
  • Orang percaya berani menghadapi tantangan, penderitaan
  • Orang percaya berani mengampuni
  • Orang percaya mau menerima orang lain
  • Orang percaya mau berkorban untuk member
  • Ada rasa empati dan murah hati
  • Menjadi berkat bagi orang lain
  • Dapat mengusir setan, roh-roh jahat, dan mendoakan orang sakit (Mrk. 16:16)
Pdt. J. Karo Sekali, S.Th
(GBKP Bandung Pusat)


Artikel lain yang terkait:



1 komentar:

Andrika Ginting said...

Bujur melala Pandita, arah tulisendu enda, danci sebagai bahan tambahen ibas aku nehken kata Dibata.GBU.

Post a Comment