Monday 7 October 2013

Renungan / Khotbah Matius 20:22-28, Minggu 27 Oktober 2013

Introitus : 
Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat (1 Petrus 3:15)

Bacaan : I Petrus 4:7-11 (Responsoria): Khotbah : Matius 20:20-28 (Tunggal)

Tema : Orang Yang Mengikut Yesus Mampu Melayani

Melayani adalah panggilan kehidupan Kristiani, karena Yesus sendiri mengatakan Aku datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani. Yesus memberikan julukan bagi pengikut-Nya sebagai “garam dan terang” artinya hidup bukan untuk dirinya tapi untuk orang lain.
Melayani membutuhkan motivasi yang kuat dan benar, karena tanpa motivasi yang kuat dan benar, pelayanan itu tidak akan sampai pada tujuan yang benar. Minggu ini kita diingatkan kembali tentang motivasi yang benar dalam pelayanan.

Renungan kita Minggu ini adalah percakapan antara Yesus dengan ibu Yakobus dan Yohanes, yang meminta kepada Yesus agar memberikan “perintah” supaya anaknya boleh diposisikan di kanan dan kiri Yesus. Peristiwa ini terjadi ketika Yesus mau pergi ke Yerusalem. Yerusalem adalah “pusat pemerintahan” pada saat itu, sehingga ketika Yesus mau ke Yerusalem adalah awal “perebutan kekuasaan” dari tangan Romawi.elihat kuasa yang dimiliki Yesus mereka yakin pasti kerajan ini akan jatuh ke tangan Yesus. Dan ketika Yesus menjadi ras maka merekalah yang diangkat menjadi orang nomor 2 dan dan 3 dalam kabinen kerajaan Yesus.

Tetapi Yesus menjawab : kamu tidak tahu apa yang kamu minta, sering kali dalam hidup ini kita juga seperti ibu Yakobus dan Yohanes ini, meminta kepada Tuhan menta menurut apa yang baik bagi kita. Tetapi sesungguhnya terlalu kecil kepala kita untuk memikirkan apa yang terbaik bagi kita. Yesaya 55:8 “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN”

Yesus menyadarkan dan meluruskan kembali tujuan pelayan yang harus mereka pikul, Yesus mengalihkan pikiran mereka dari motivasi duniawi ke pada motivasi yang luhur, yaitu menaggung derita demi keselamatan dunia, yang di simbolkan dengan “cawan”.

Menurut pandangan Alkitab cawan mengandung arti kiasan, yakni terhisab beroleh berkat atau malapetaka yang diganjarkan kepada seseorang atau bangsa, atau pemilihan dan penentuan ilahi akan nasibnya (Mzm16:5;116:13;Yes.51:17; Mat.26:39; Yoh. 18;11).

Cawan yang akan mereka minum bukan cawan perjamuan pesta untuk merayakan kemenangan atas pemerintahan Romawi , tapi cawan murka Allah untuk dosa manusia yang Yesus sendiri memohon kepada Bapa-Nya supaya berlalau daripada-Nya. Tetapi demi kasih-Nya yang agung serta ketaatan-Nya kepada Bapa-Nya Dia rela menerima calung itu.
Dengan pertanyaan “Dapatkah engkau meminum cawan yang harus Ku minum ? mengarahkan mereka kepada “pekerjaan yang berat, penuh resiko dan tantangan” tapi hal yang luar biasa mereka menjawab “kami dapat”, saya tidak tahu apakah mereka sungguh-sungguh mengerti atas jawaban mereka atau memang mereka masih terus sihantui ambisi mereka (mendapatkan posisi di kakan dan kiri), sehingga apapun syarat yang Yesus katakana mereka sanggup memenuhinya. Di zaman modern ini begitu banyak orang yang terobsesi untuk mendapatkan sesuatu sehingga mereka tidak lagi berpikir logika tantang syarat yang diajukan sanggup apa tidak memenuhinya.

Terlepas dari semua itu apakah mereka mengerti atau tidak, iman atau ambisi, tetapi Yesus menjelaskan bahwa duduk di sebelah kanan atau di kiri itu adalah urusan Bapa-Nya, Dia yang akan menyediakannya.
Percakapan ini memancing reaksi dari murid-murid yang lain, mereka marah. Mereka marah marah juga apakah karena pandangan ibu Yakobus dan Yohanes itu keliru atau mereka marah karena mereka juga merasa lebih layak duduk di kanan atau di kiri Yesus, tetapi yang pasti ini adalah kesempatan yang dipakai Yesus untuk mengajarkan murid-murid-Nya agar mereka tidak sama dengan pemerintah-pemerintah menjalankan perintahnya dengan tangan besi, pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras.

Godaan jabatan memang luar biasa, karena kecenderungan dalam kehidupan sehari-hari yang namanya “pembesar, pejabat, pemimpin” seringkali dipelakukan istimewa… dalam hal antrean mereka tidak perlu antri bahkan petugas yang datang kepada mereka… mereka selalau diproiritaskan… bahakan ada yang sampai kebal hukum. Mungkin hal ini juga yang membuat para murid-murid Yesus bersaing siapa yang lebih besar diantara mereka

Presiden Cina, Hu Jintao dalam kongres ke-18, Partai Komunis Cina, 8 November 2012. “Setiap pejabat publik agar menjaga prangai dan menghindari keistimewaan pada keluarga mereka. Karena acapkalai keluraga para pejabat menuntut prilaku yang istimewa, awal korupsi yang bisa menghancurkan negara.

Keluarga atau orang terdekat menjadi penopang dan sekaligus pengontrol. Keluarga terdekat bukanlah segerombolan orang yang berkomplot untuk melindungi dan membela kesalahan. Keluarga adalah mata dan tangan Allah untuk membangun dan dan memelihara agar kita selalau berada di jalan Tuhan. Berkat keluarga itu bisa berupa teguran, peringatan, kritikan bahakan hajaran yang mendidik.

Yesus mengatakan barangsiapa yang mau menjadi besar hendaklah ia menjadi pelayan, siapa yang mau menjadi terkemuka hendaklak ia menjadi hambamu, sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani tapi untuk melayani bahkan memberikan nyawa-Nya bagi tebusan banyak orang.

Dalam kehidupan sehari-hari orang yang “memerintah” dan penguasa itulah yang dianggap menjadi orang besar. Tetapi di mata Tuhan soal besar atau kecil bukan diukur dari Kilonya, Meternya, kayanya, besarnya pengaruhnya atau kuasanya, tetapi diukur dari kerelaan hati dlam menjalankan pelayanan. Tuhan itu adalah kasih sehingga dimata Tuhan yang terbesaradalah mereka yang mempunyai kasih yang tulus, yang diwujudkan melalui perkataan dan tindakan, sehingga memberi kesejahteraan bagi rohani semua orang.

Perbuatan Yesus yang besar adalah memberi tebusan bagi banyak orang, Tebusan adalah suatu harga yang dibayar untuk membebaskan. Dalam karya penebusan Kristus, darah dan nyawa-Nya menjadi tebusan (bayaran) untuk membebsakan manusia dari belenggu dosa (bdk. 1 Pet.1:18-19). Orang yang besar dimata Tuhan adalah mereka-mereka yang melakukan “teologi-teologi pembebasan” atau tindakan-tindakan memerdekakan.

Mungkin ada diantara kita ada yang berpikir ... wah terlalu mulia dan terlalu berat untuk menjalankan tugas pelayanan yang dapat memerdekakan.
Tapi jangan katakana “saya tidak sanggup”, karena tema kita mengatakan : Orang Yang Mengikut Yesus Mampu Melayani. Kuncinya adalah :
1. Kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan
2. Siap sedialah pada segala waktu (belajarlah)
3. Lemah lembut dan hormat
4. Kuasai diri jadilah tenang dan berdoa
5. Mengasihi dengan sungguh-sungguh
6. Kenali karunia/talenta yang kita miliki

Selamat mempraktekkan dan yakinlah anda pasi bisa ….Amin

Pdt.Saul Ginting
GBKP Rg.Klender


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment