Tuesday 31 December 2013

Renungan / Khotbah Matius 3:13-17, Minggu 12 Januari 2014 (Ephipanias I)

Introitus : Engkau,Tuhan, janganlah menahan rahmatMu dari padaku, kasihMu dan kebenaranMu,kiranya menjaga aku selalu (Mazmur 40:12)

Bacaan : Mazmur 40:2-12 (Responsoria); Khotbah : Matius 3:13-17

Tema :
 Melala rencana simehuli si bahan Dibata man banta (Tuhan merencanakan kebaikan untuk kita)

Pendahuluan
Setiap orang pasti memiliki rencana, cita-cita, mimpi, baik untuk dirinya,keluarga bahkan untuk gereja dan masyarakat. Dan pasti ketika kita menyusun rencana itu kita merasa bahwa itu baik menurut pertimbangan kita. Apapun rencana kita dalam tahun yang baru ini pasti kita akan mengupayakan agar rencana kita itu akan terwujud, mungkin juga kita juga tidak lupa mendoa kan agar Tuhan mengabulkannya. Kita gembira jika rencana atau impian kita menjadi kenyataan. Tetapi bagaimana seandainya impian atau rencana kita tidak berjalan seperti yang kita inginkan? bukankah sering kali kita kecewa, sedih, dan marah kepada Tuhan? Tuhan mahatahu, Dia tahu perjalanan hidup kita kedepan,sementara pandangan kita sangatlah terbatas, Tuhan tahu apa yang terbaik bagi kita, Tuhan akan membelokkan atau menggagalkan rencana kita jika rencana itu mendatangkan celaka bagi kita. Bahkan terkadang Tuhan mengizinkan masalah datang merintangi jalan kita demi kebaikan kita

Rencana Tuhan memang tidak selalu rasional, Ia melakukan hal-hal besar yang tidak kita pahami. Ketika Tuhan menutup pintu yang satu, berarti ada pintu yang lain yang akan dibukakan, yaitu yang lebih baik bagi kita. Dia tidak akan menizinkan hal-hal terjadi dalam hidyup kita kecuali Dia punya tujuan. Oleh karena itu untuk memahami rencana Tuhan diperlukan ketaantan dan kerendah hatian. Sebab rencana Tuhan selalu mendatangkan damai sejahtera (Yeremia 29:11).

Isi

(1) Yesus datang untuk dibabtis
Yesus menempuh jarak yang lumayan jauh yakni dari Galiliea ke Yordan untuk dibabtis. Banyak tertayaan yang muncul seputar babtisan Yesus. Untuk apakah Yesus dibabtis? Apakah Yesus orang yang berdosa sehingga Ia perlu di babtis? karena pada tradisi orang Yahudi babtisan berarti suatu upacara untuk masuk pada kelompok tertentu. Dan lagi pada waktu itu Yohanes pembabtis dengan gencar memberitakan tentang kerajaan sorga yang sudah dekat,dan siapa yang hendak masuk kedalam kerajaan sorga itu harus bertobat dan dibabtis, sebab babtisan dihubungkan dengan penghapusan dosa. (Mat 3:2). Banyak para teolog menyimpulkan banhwa babtisan Yesus mempunyai makna yang lain dari tradisi yang berkembang pada saat itu. Banyak para ahli menyimpulkan bahwa babtisan Yesus sebagai tanda solidaritas Yesus dengan manusia yang berdosa. Babtisan Yesus sebagai simbol dimulainya pelayanan Yesus didunia dan untuk penyebaran kerajaan sorga.

(2) Yohanes mencegah Yesus untuk dibabtis
Yohanes merasa bahwa dialah yang seharusnya dibabtis oleh Yesus. Hal ini dikaitkan dengan pernyataan Yohanes sebelumnya… Aku akan membabtis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padakudan aku tidak layak melepaskan kasutNya (Mat.3:11a). Oleh karena itu ketika Yesus datang kepadanya untuk dibabtis Yahanes berkata: Akulah yang perlu dibabtis olehMu.Yohanes merasa bahwa tindakan Yesus tidaklah rasional sebab Ia merasa tidak pantas untuk membabtis Yesus. Tapi apa yang dikatakan Yesus pada ayat yang ke 15..biarlah hal itu terjadi terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah..dan Yohanes pun menurutinya.

(3) Taat dan melakukan kehendak Allah
Peristiwa pembabtisan Yesus sekaligus menjelaskan bahwa kerendahan hati Yesus yang bersedia menerima babtisan air oleh Yohanes pembabtis sesuai dengan kehendak Allah. Dan peristiwa itu mengandung makna Yesus dan Yohanes pembabtis lebih mendahulukan kehendak Allah daripada kehendak mereka. Sehingga setelah Yesus dibabtis langit terbuka dan terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: Inilah anakKu yang Ku kasihi, kepadaNyalah aku berkenan (ay 16-17) mendahulukankan kehendak Allah daripada kehendak manusia merupakan pelayanan Yesus di dunia ini.

Aplikasi
Ketaatan kepada Tuhan akan memampukan kita untuk mengerti dan melihat rencana Tuhan dalam hidup. Mula-mula Yohanes menolak membabtis Yesus, karena ia merasa bahwa Yesus jauh lebih besar darinya. Tetapi setelah Yesus menjelaskan Yohanespun tunduk melakukannya. Kadang-kadang kita keberatan atau bersikeras untuk tidak mentaati Tuhan karena kita kurang mengerti, karena kita memakai pikiran kita, padahal banyak sekali perbuatanNya yang ajaib. Tetapi ketika kita sudah tahu, sudah diberi penjelasan kita seharusnya sudah tunduk.

Ketaatan membutuhkan pengorbanan, Yesus menganggap babtisan itu penting, karena itu jauh dari Galilea Ia datang ke Yordan untuk dibabtis oleh Yohanes. Yesus mentaati BapaNya dalam segala hal.Penyerahan diriNya membawaNya dari puncak popularitas menuju keadaan dimana Dia akan ditinggalkan, dari keadaan di elu-elukan orang banyak menuju pada penderitaan dan kesendirian. Oleh karena itu marilah dengan kerelaan hati kita taat kepada Tuhan dalam segala hal, karena kita tahu bahwa terlalu besar jumlah berkatNya kepada kita untuk dihitung (maz 40:6). Percayalah kepada Tuhan, Dia yang memegang kendali. Dengan demikian kita bisa berserah, relaks, tidak khawatir atau stress. Jangan merasa kecewa, marah, kecil hati ketika rencana kita tidak seperti yang kita harapkan. Percayalah Tuhan menyediakan yang lebih baik bagi kita.

Pdt Rena Tetty Ginting,STh
Bandung Timur


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment