Monday 9 June 2014

Renungan / Khotbah Kejadian 1:1-4, Minggu 15 Juni 2014

Introitus : 
Pada mulanya adalah Firman: Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah (Yohanes 1:1)

Bacaan : 2 Korintus 13:3-13; Khotbah : Kejadian 1:1-4

Tema : Allah Mencipta dan Menata Dunia ini

Saudara-saudara yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus,
Minggu ini sesuai liturgi Gereja kita sudah memasuki minggu Trinitas yang kembali mengingatkan kita akanAllah yang Tritunggal. Satu Allah Yang Esa namun hadir dalam tiga pribadi yaitu Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus, memiliki sama esensinya, sama kedudukannya, sama kuasanya dan sama kemuliaannya. Dan Allah yang disebut Tritunggal telah menciptakan dan menata dunia ini dengan baik.

Mencipta artinya menjadikan sesuatu yang belum ada. Dalam bahasa Ibrani kata menciptakan menggunakan kata bara. Kata bara dalam pengertian mencipta hanya dikenakan kepada Allah. artinya tidak ada aktivitas mencipta lainnya yang disetarakan dengan menciptayang telah dilakukan Allah. Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi, bumi belum bertbentuk dan kosong, gelap gulita. Maka Roh Allah melayang-layang di permukaan air, kemudian menciptakan terang. Lalu Allah melihat terang itu baik dan kemudian Allah memisahkan terang dari gelap.

Istilah Creatio ex nihilo di pakai untuk menunjukkan kuasa Allah yang mampu untuk menjadikan dunia ini dan segala isinya hanya dengan Firman (bnd. Yoh. 1:1). Dan ciptaan yang telah diciptakan Allah bertujuan untuk memuliakan dan mengakui Penciptanya yaitu Allah sendiri.

Selain mencipta Allah juga menata atau mengatur segala ciptaan-Nya itu dengan baik. Sehingga setiap ciptaan-Nya ditempatkan pada tempat yang sesuai dalam kebutuhan manusia.
Melalui nats Kejadian 1:1-4, ada 2 hal yang diciptakan Allah dan memiliki peran yang sangat penting dalam makna kehidupan manusia.

(1) Allah menciptakan yang belum berbentuk dan kosong (ayat 2)
Tohu wabohu (Ibrani) artinya kosong dan belum berbentuk, kacau balau, tidak teratur, gelap gulita. Bumi belum berbentuk dan kosong, gelap gulita menutupi samudera raya. Namun dalam semua kekosongan dan kekacau-balauan tersebut dapat ditangani Allah melalui karya ciptaan-Nya. Sehingga terjadi keteraturan dan baik di mata Allah.
Hal ini mengingatkan kita sebagai manusia ciptaan Allah bahwa segala sesuatu yang belum terpikirkan dalam hidup kita maka Allah mampu untuk memberikan yang terbaik menurut mata Allah.

(2) Allah menciptakan terang (ayat 3-4)
Terang sebagai simbol ketertiban dan keteraturan. Allah perlu menciptakan terang karena keadaan bumi sebelumnya masih gelap gulita (ayat 2). Terang itu diperlukan karena pada hari ke-3 Allah menciptakan tumbuh-tumbuhan di darat (Kej. 1:11-12) yang pasti membutuhkan terang untuk berfotosintesis. Selanjutnya supaya keadaaan bumi lebih teratur.
Ketika Allah melihat terang itu baik maka Allah memisahkannya dari gelap.
Jika kita bandingkan konteks terang dalam nats ini dengan Injil Yohanes, kita dapat melihat bahwa Allah ada di dalam terang itu. Dan dalam terang itu ada hidup yang menjadi terang manusia (Yoh. 1:3-4). Terang yang baik itu itu adalah Allah sendiri, karena pada hakikatnya Allah adalah baik. Allah sendiri yang menjadi sumber kebaikan hidup manusia. Oleh sebab itu manusia sebagai ciptaan Allah seharusnya hidup dalam terang Allah dan mampu memancarkan terang Allah dalam setiap kehidupannya (bnd. Matius 5:15-16). Rasul Paulus mengatakan dalam Efesus 5:8-9 “Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu terang di dalam Tuhan, sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran”.

Saudara-saudara yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus,
Jika kita bandingkan dalam Mazmur 104, memperlihatkan ungkapkan sebuah puji-pujian atas segala kebaikan Allah yang telah menjadikan dunia beserta isinya. Pemazmur mengajak agar setiap kita sebagai manusia ciptaan Allah terlebih sebagai anak-anak Allah dapat merasakan bagaiamana kesungguhan dan keseriusan Allah dalam menciptakan dunia ini. Banyak orang yang kagum, heran melihat ciptaan Allah, tetapi tidak banyak yang memiliki keinginan untuk memuji Allah. Terang, langit, air, awan, angin, api digambarkan pemazmur sebagai sarana memperlihatkan kemuliaan Allah. Dimana, terang mengambarkan sifat Allah sebagai lambang keselamatan, sekaligus sukacita. Langit sebagai tenda yang melambangkan kecantikan dari setiap ciptaan-Nya. Dan tidak ada seorang manusia pun yang bisa memerintah atas semua kekuasaan yang ada pada Allah. Allah tidak hanya menjadikan, menciptakan saja tetapi IA tetap menata dan mengatur segala yang telah dibuat-Nya, sehingga terciptalah keindahan yang ada di dunia ini.

Marilah kita sebagai ciptaan Allah mampu untuk tetap memuji dan memuliakan kebesaran Allah yang telah IA lakukan dalam hidup kita dengan pengenalan yang benar terhadap kuasa Allah melalui Yesus Kristus sebagai Anak-Nya yang telah melayakkan kita untuk tetap dekat kepada Allah.
Tuhan Memberkati kita. Amin

Pdt. Mulianta E. Purba
GBKP Graha Harapan


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment