Wednesday 17 June 2015

Renungan / Khotbah 2 Tesalonika 3:6-12, Minggu 5 Juli 2015

Invocatio : 
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan Kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan (Yer 29:11)

Bacaan : Kejadian 3:17-20 ( Tunggal ); Khotbah : 2 Tesalonika 3:6-12 ( Tunggal )

Tema : 
Rajin bekerja adalah sikap anak Allah ( Tutus erdahin biak anak Dibata )

Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus……
Menurut Paulus, Silwanus dan Timotius ada hal-hal yang tidak sesuai menurut iman Kristen tentang pemahaman dan perbuatan jemaat orang-orang Tesalonika pada masa penantian kedatangan Yesus yang kedua kali, antara lain : Hidup dalam ketidak kudusan ( 1 Tes 4:1-12 ) dan malas bekerja ( 2 Tes 3:6-12 ). Oleh sebab itu :

1. Pesan Paulus, Silwanus dan Timotius kepada jemaat Tesalonika
Ayat 6 : “ Menjauhkan diri dari setiap saudara yang tidak melakukan pekerjaannya dan yang tidak menurut ajaran yang telah kamu terima dari kami”.Menjauhkan diri itu berarti menarik diri atau bersikap tidak mengikuti jejak orang yang tidak melakukan pekerjaannya dengan rajin melainkan malas. Ini bukan pula berarti jauh dari orang-orang yang malas melainkan jika dekat dengan orang malas, jemaat tidak boleh terkontaminasi, terjerumus dalam kemalasan. Rasa malas bisa saja menyerang namun kita dapat menolak atau kompromi. Kalau kita kompromi maka apa yang harusnya kita kerjakan tertunda, gagal, dan orang lain bisa tidak mempercayai kita lagi dalam memberi pekerjaan.

2. Meneladani sikap Paulus, Silwanus dan Timotius dalam bekerja.
Ayat 7-9 : Dikatakan bahwa: “ kami tidak lalai bekerja diantara kamu “. Mereka adalah rajin, tekun dan bertanggung jawab dalam bekerja. “ kami tidak makan dari roti orang dengan percuma”. Mereka berjerih payah untuk mendapat makan, bukan makan dari belas kasihan
( meminta-minta) atau dengan memaksa ( mencuri ) roti orang. “ Supaya tidak menjadi beban siapapun tetapi untuk jadi teladan bagi kamu “ . Sebagai hamba yang melayani jemaat Tesalonika mereka mempunyai hak mendapat imbalan atas pelayananannya. Tetapi itu tidak mereka nomor satukan, tidak mereka andalkan ataupun mereka tuntut. Justru mereka bekerja untuk mencukupi kebutuhannya. Paulus bekerja sebagai tukang kemah ( Kis 18:3 ). Apa yang dikatakan oleh Paulus, silwanus dan Timotius tidak semata-mata hanya berbicara tetapi mengerjakan apa yang mereka katakan ( walk the talk ) dan membuktikannya kepada jemaat agar jemaat meneladaninya.

3. Peringatan kepada jemaat Tesalonika.
Ayat 10-12 “ jika seseorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan”. Dengan bekerja seseorang mendapat gaji atau upah ada makanan dan kebutuhan hidup lainnya. Jika seseorang tidak bekerja ia tidak menghasilkan apa-apa, untuk orang yang demikian Paulus dengan tegas mengatakan janganlah ia makan. Ini ditujukan bukan kepada orang-orang yang tidak mampu bekerja melainkan kepada mereka yang tidak mau bekerja. Supaya semua boleh hidup dengan tertib dan hidupnya berguna.

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus……
Adalah benar, hidup kudus dan bekerja mempunyai hubungan yang erat . Sebagai contoh : Seorang ibu yang rajin bekerja memakai waktu dengan baik , peluang untuk bergosip tidak ada. Sementara seorang ibu yang malas bekerja bisa jadi mandipun tidak sempat, hidupnya berleha-leha, menunda-nunda pekerjaan lalu nongkrong dirumah tetangga dan bergosip. Seorang bapak yang rajin bekerja hidupnya berguna, tidak ada waktu berjudi, mabuk-mabukan, nongkrong di kedai kopi lama-lama untuk berkombur, dsb. Manusia harus bekerja, untuk apakah kita bekerja ?

1. Untuk mengusahakan dan memelihara dunia ini. Yang pertama diberikan Tuhan kepada Adam bukan isteri tetapi pekerjaan ( Kej 2: 15 “ Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya di taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu” ). Manusia dipakai Tuhan untuk mengelola dunia dan isinya dengan baik.

2. Untuk makan. Apa kata Paulus ( 2 Tes 3:10 “ jika seseorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan”)

3. Karena Tuhan sendiri bekerja ( Yoh 5:17 “ Bapaku bekerja sampai sekarang, maka akupun bekerja juga “ ). Dengan rajin bekerja kita meneladani Tuhan. seperti yang dikatakan oleh tema : rajin bekerja adalah sikap anak Allah. Tuhan bekerja menciptakan langit dan bumi beserta isinya, meniupkan nafas kehidupan, memberi semangat dan kekuatan kepada kita. Setiap hari Tuhan merancangkan damai sejahtera dalam hidup kita dan memberikan hari depan yang penuh harapan ( Yer 29:11 ). Dalam Bekerja ada waktu berhenti ( Kej 2 : 3 “ Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuatNya itu” ). Bekerja terus menerus, terlalu memaksakan diri cenderung membuat kesalahan-kesalahan kerja lebih besar. sedangkan malas bekerja tiada berguna. Pengkhotbah 10:18 mengatakan : “ oleh karena kemalasan runtuhlah atap, dan oleh karena kelambanan tangan bocorlah rumah “.

4. Karena Tuhan bekerja untuk kita maka kita juga harus bekerja untuk Dia ( Kol 3:23 : “ Apapun yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia” ). Bekerja dengan segenap hati, berarti tidak setengah hati melainkan sungguh-sungguh. Tidak munafik, bukan Karena dilihat pimpinan baru rajin melainkan dengan tulus hati didasari takut akan Tuhan saja. Tidak merasa terpaksa, melainkan bersukacita sehingga konsentrasi, motivasi,kreativitas dan produktivitas kerja baik. Mari gunakan O2H yaitu Otak, otot, hati atau H3 ( Head, hand, heart ) kita dalam bekerja. Doakan yang kita kerjakan, kerjakan yang kita doakan. Persembahkanlah pekerjaan kita untuk kemuliaan bagi nama Tuhan kita Yesus Kristus ……Amin

Pdt. Karvintaria br Ginting, STh
GBKP Rg.Cijantung-HP: 08126359640


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment