Wednesday 17 June 2015

Renungan / Khotbah Matius 8:14-17, Minggu 12 Juli 2015

INVOCATIO : 
Mereka akan Kubawa ke gunung-Ku yang kudus, dan akan Kuberi kesukaan di rumah doa-Ku. Aku akan berkenan kepada korban-korban bakaran dan korban-korban sembelihan mereka yang dipersembahkan di atas mezbah-Ku, sebab rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa.(Yes 56 : 7)

BACAAN : I Raja-raja 18 : 36 – 40 (Tunggal); KHOTBAH : Matius 8 : 14 – 17 (Tunggal)

THEMA : 
Kuasa Allah Melampaui Segala Kuasa-Kuasa(Kuasa Dibata Belinen Asa Kerina Kuasa-Kuasa)

PENDAHULUAN
Kuasa atau kekuasaan, merupakan dambaan seluruh manusia. Begitu besarnya keinginan manusia memperoleh kekuasaan, ada kalanya cara-cara yang tidak menunjukkan kasih juga sering dilakukan manusia. Mengorbankan harga diri, mengorbankan orang lain juga sering dilakukan untuk tujuan tersebut. Namun untuk kali ini, khotbah membawa kita kepada satu kenyataan bahwa kuasa yang ada pada Tuhan Yesus tidak sama dengan kuasa yang ada di dunia ini. Kuasa yang ada pada Tuhan Yesus adalah kuasa untuk mengasihi dan sebagai bukti empati atas penderitaan manusia. Tuhan Yesus pernah berbicara tentang kuasa dunia, “Pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. (Mat 20 : 26).


PEMBAHASAN
Saudara yang terkasih,
Bahan bacaan kita minggu ini diangkat dari I Raja-raja 18 : 36 – 40 bahagian dari pertarungan antara nabi Elia melawan 450 nabi Baal di gunung Karmel. Pertarungan dilakukan dengan cara membakar seekor lembu tanpa api.

Nabi Elia terlebih dahulu menyuruh nabi Baal tersebut memanggil dewa-dewanya agar datang api untuk membakar lembu tersebut, tapi tidak juga turun.
Nabi Elia menyiram sekitar tempat itu dengan air dan kemudian dia memanggil (Allah yang dikenalnya yaitu Allah yang disembah Abraham, Ishak dan Yakub). Doa nabi Elia didengar Allah maka turunlah api yang membakar lembu tersebut.

Pada waktu nabi Elia meminta kepada Allah, dia berkata “Jawablah aku, ya Allah agar bangsa ini tahu engkaulah Allah ya Tuhan” (ayat 37).
Sesudah kejadian itu, Nabi Elia menyuruh agar Baal tersebut semuanya dibunuh di sungani Kison.
Saudara yang terkasih,

Dari kisah tentang nabi Elia yang mengalahkan baal di gunung Karmel menunjukkan betapa nabi Elia mempunyai iman yang benar tentang Allah, nabi Elia juga mempunyai hubungan yang erat dengan Allah (I Raj 18 : 36).
Ia juga percaya akan janji-janji Allah yang tertulis pada firman-Nya, “Atas firman-Mu aku melakukan segalanya”(ayat 36 c).

BAHAN KHOTBAH
Matius 8 : 14 – 17, mengisahkan tentang tanda mujijat yang dilakukan Tuhan Yesus dengan menyembuhkan ibu mertua Petrus dari penyakitnya. Penyakit sering mengakibatkan orang menjadi susah dan khawatir. Didalam Alkitab, khususnya perjanjian baru ada sekitar 60 (enam puluh) kali Tuhan Yesus menyembuhkan orang sakit bahkan membangkitkan orang yang mati. Penyembuhan orang sakit dan membangkitkan orang mati menunjukkan betapa besar kuasa yang ada pada Tuhan Yesus atas kehidupan manusia karena Ia sendirilah yang menciptakan manusia.

Apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus dengan penyembuhan bukan untuk membanggakan diri-Nya, tapi untuk memenuhi apa yang telah dinubuatkan nabi Yesaya : “Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggung-Nya dan kesengsaraan kita yang dipikul-Nya (Yes. 53 : 4a). Sesudah ibu mertua petrus sembuh, ia melayani Yesus. Kemudian berdatanganlah orang sakit dan yang dirasuki setan, Tuhan Yesuspun menyembuhkan orang sakit itu. Tuhan Yesus menyembuhkan yang dirasuki setan.

Apakah sebenarnya setan itu?
Setan itu ada (Mat. 13 : 19; 39)
Menurut Yehesekel 28 : 15, ia sebenarnya melakukan yang baik tapi memberontak dari kehendak Allah. Malaikat yang tidak taat kepada Allah adalah juga iblis (Yudas 1 : 6).

Setan juga disebut :
• Pembunuh (Yoh 8 : 44)
• Pendusta dan bapa segala pendusta (Yoh 8 : 44a)
• Pencuri (Yoh 10 : 10a)
• Pendakwa (Zak 3 : 1; Maz 109 : 6)
• Pembujuk (I Taw 21 : 1)
• Pencoba (Mat 4 : 1)
• Pengembara (Ayub 1 : 7; I Pet 5 : 8)

Setan juga disebut sebagai penguasa kerajaan angkasa (Ef 2 : 2), pemerintahdan penguasa (Ef 6 : 12). Setan adalah kepala kerajaan kegelapan (Kisah 26 : 18), dia berkuasa atas maut (Ibrani 2 : 14), itulah sebabnya Allah melarangnya untuk tidak menjamah nyawa Ayub (Ayub 1 : 12).
Bagaimana sikap kita terhadap setan?
Kita harus menyadari bahwa kuasa iblis terbatas yang memegang segala kuasa adalah Allah (Maz 62 : 12 – 13). Segala kuasa diberikan kepada Yesus (Mat 28 : 18).
• Setan harus mendapat ijin dari Allah untuk mencobai Ayub (Ayub 1 : 12; 2 : 4 – 6)
• Setan telah dihukum (Yoh 12 : 13; 16 : 11)
• Setan berkuasa tapi tidak maha kuasa.
Setan harus dilawan dan tidak boleh diajak kompromi
• Sejata yang pertama adalah berjaga-jaga (I Pet 5 : 8)
• Iman yang teguh (I Pet 5 : 9)
• Yakin bahwa segala kuasa berada ditangan Allah bukan ditangan iblis (I Per 5 : 11)

Iblis selalu ingin mempengaruhi manusia agar hubungannya dengan Allah menjadi rusak ia pergunakan segala cara untuk menggoda manusia :
• Seperti malaikat terang (II Kor 11 : 14)
• Seekor ular (Kej 3 : 1 – 5)
• Dalam bentuk nasehat/ teguran yang baik (Mark 8 : 31 – 33)

POINTER
  1. Allah yang kita sembah adalah Allah yang Maha Kuasa karena Ia pencipta (Kej 1 : 1). Iamengatur segala ciptaan-Nya (Pengkh 8 : 8) dan kuasanya untukmenjadikanciptaan-Nya (Pengkh 12 : 7; I Taw 29 : 15)
  2. Karena Allah yang kita sembah adalah Allah yang Maha Kuasa kita harus memuji Dia (Maz 150 :6)
  3. Yesus berbelas kasihan (berempati) kepada orang yang sakit atau menderita, maka kita sebagai pengikut Yesus juga harus berempati atas masalah sesama.
  4. Orang yang telah merasakan pertolongan (kasih Tuhan) juga harus melayani Tuhan seperti yang dilakukan ibu mertua Petrus. Amin.

Graha Harapan, 13 Juni 2015
Pdt. A. Ginting Jawak


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment