Monday 18 July 2011

Khotbah Ulangan 7:6-12, Minggu 31 Juli 2011

Introitus :
Beginilah firman TUHAN yang menjadikan engkau, yang membentuk engkau sejak dari kandungan dan yang menolong engkau: Janganlah takut, hai hamba-Ku Yakub, dan hai Yesyurun, yang telah Kupilih! (Yesaya 44:2)

Bacaan : Matius 28:16-20 Khotbah : Ulangan 7: 6-12

Tema :
Kasih Allah Kepada Orang yang mengikut Dia

Pengantar
Ada sebuah petuah bijak yang berbunyi, “Jadilah seperti pohon di tepi jalan yang walaupun berkali-kali dilempari oleh orang yang lewat, tapi membalasnya dengan memberikan buahnya yang manis”. Rasanya pepatah ini cocok untuk menggambarkan hubungan antara Allah dengan bangsa Israel yang mengalami pasang surut sepanjang Perjanjian Lama. Kasih Allah kepada Israel sebagai umat kesayangan tampak seperti “buah-buah yang dihasilkan dari pohon” yang kemudian dibalas oleh “batu-batu” pengkhianatan bangsa Israel. Namun, Tuhan tidak pernah menyerah, ia tetap berinisiatif memelihara dan menyertai umat-Nya, melalui hukum dan aturan yang mengarahkan umat-Nya agar bertindak dalam kebenaran yang Allah tunjukkan, khususnya dalam perikop yang kita baca dalam kitab Ulangan. di atas.
Pendalaman nats
(1) Dalam Ulangan 7:6-12 kita melihat bahwa Allah menegaskan bahwa Israel adalah umat pilihan Allah, anak yang dijaga dan disayangi (Kel. 19:5). Allah telah membebaskan Israel dari dapur peleburan besi di Mesir untuk menjadi miliknya (Bil. 4:20). Tangan Tuhan yang kuat memberikan perlindungan, pertolongan kepada Israel dalam menghadapi tantangan. Apa yang dilakukan Allah melalui Israel adalah agar Israel dapat menjadi saksi Allah bagi bangsa-bangsa lain di sekitarnya yang menganut kepercayaan yang berbeda dari Israel. Hubungan yang dekat antara Allah dan Israel menjadi bagian dari identitas Israel sebagai bangsa yang baru di tengah-tengah bangsa lain yang telah lebih lama eksis (Ul. 7:1).

(2) Kasih dan sayang Allah kepada Israel tidak ingin menjadikan Israel menjadi bangsa yang sombong terhadap bangsa-bangsa lain di sekitarnya, seolah-olah Israel adalah gambaran Allah, dan Allah hanya milik Israel. Allah jelas menyatakan bahwa bukan karena masalah jumlah atau hal-hal fisik/ lahiriah yang dimiliki Israel sebagai bangsa (ay.7), yang membuat Allah memilih Israel, tapi karena Allah adalah Allah yang setia, Ia tidak akan membatalkan perjanjian yang telah dibuatnya dengan leluhur Israel, bahkan sampai beribu-ribu keturunan (ay.8-9). Allah tidak dapat membohongi dirinya sendiri dengan membatalkan perjanjian-Nya. Kasih Allah berlangsung konsisten walaupun seringkali diuji oleh pengkhianatan-pengkhianatan Israel. Inilah yang membedakan Allah dengan Israel, sebagai gambaran kecil manusia di dunia.

(3) Dalam ayat 10, Allah memproklamirkan dirinya sebagai Allah yang kasih-Nya tidak akan bergeser, yang kesetiaannya dapat dipegang dulu, sekarang, dan nanti. Tapi Allah tidak ingin ketegasan-Nya dalam menyatakan bahwa diri-Nya tidak akan berubah dalam memelihara Israel, akan membuat Israel mempermainkan kesetiaan Allah, karena berpikir toh Allah akan tetap setia. Kasih dan kesetiaan Allah bukan untuk dipermainkan, karena Allah benci akan hal itu.

(4) Untuk mengantisipasi hal tersebut Allah memberikan hukum dan aturan sebagai pegangan Israel. Aturan dan hukum itu menolong bangsa Israel berjalan di jalan yang dikehendaki Allah (ay.11-12). Hampir seluruh kitab Ulangan berbicara soal hal ini, taat berarti berkat, khianat berarti kutuk. Hal ini kemudian menjadi teologi Kitab Ulangan (teologi kelompok deutronomis). Sepintas hal ini seperti relasi transaksional, tapi semua hal ini bukan untuk kepentingan Allah, tapi Israel sendiri. Allah telah berinisiatif untuk memilih, membebaskan, dan memelihara dan mengasihi Israel, toh rasanya tidak berlebihan bila Dia meminta komitmen kita untuk setia.

Penutup
Ketika kita ingin mempertanyakan kasih Allah pada kita, kita diajak untuk juga mempertanyakan komitmen kita untuk mengikut-Nya. Kita hanya dapat menjadi saksi Allah yang nyata ketika kita menunjukkan komitmen yang kokoh untuk mengikut Allah, bukan seperti lagu yang sering kita dengar ada uang abang disayang, tak ada uang abang ditendang. Allah punya banyak cara untuk menyatakan kasih-Nya bagi orang-orang yang benar-benar mengikut Dia, bahkan pikiran kita tidak sampai untuk memikirkannya, tapi yang kita tahu dan pegang kasih Allah terbukti setia. Israel dan seluruh Alkitab telah menyaksikannya.
Bandung, 1 Juli 2011
Pdt.Johanes Karosekali
HP: 081362696301
Catatan Sermon:
  1. Mengenai berkat-berkat Tuhan dapat dibaca dalam Ulangan 28:1-14, 1 Raja-raja 9:1-8; Ulangan 7:12-16
  2. Kasih Allah kepada kita bukan saja dilihat secara kuantitas nampak dalam berkat-berkat jasmani, tetapi juga rohani. Kasih Allah juga tidak selalu seperti yang kita harapkan, sebap rancangan kita sangat sempit/terbatas dan tidak sempurna, berbeda dengan rancangan Allah.
  3. Ibrani 10:35-36.


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment