Monday 14 May 2012

Khotbah Mazmur 1:1-6, Minggu 20 Mei 2012

Introitus :
Tetapi apabila pernah dikatakan: “Pada hari ini, jika kamu mendengar suaraNya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman” (Ibrani 3:15 ).
Bacaan : Kisah Para Rasul 1:15-26 ; Khotbah : Mazmur 1:1-6
Tema :
Berbahagialah orang yang berjalan pada Jalan Tuhan

Kata Pendahuluan
Hidup manusia bagaikan dalam suatu perjalanan. Dalam perjalanan manusia itu dituntut untuk mengambil keputusan jalan mana yang harus dipilih. Ada dua pilihan dalam perjalanan untuk mengikuti pemandu perjalanan atau memilih jalan sendiri (bd, peraturan Lalu Lintas : lampu merah, lampu kuning, dan lampu hijau, dilarang belok kiri, atau berhenti), kalaulah semua mematuhinya maka sampailah tujuan yaitu selamat dalam perjalanan).

Demikian juga Alkitab menyatakan dalam perjalanan hidup manusia ada dua pilihan yaitu patuh kepada Tuhan atau tidak patuh, memilih jalan yang lebar atau jalan yang sempit, tidak ada tempat yang netral ( bd.Matius 7:13-14 Yesus dalam khotbahNya di atas bukit: “Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya, karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatkannya”).

Pembahasan Nats Mazmur 1:1-6
Pertama, Nats khobah membandingkan perjalanan hidup orang yang benar dan perjalanan hidup orang yang fasik (ay.1). Hanya ada dua jenis orang yang diakui Allah yaitu orang benar dan orang Fasik. Orang benar atau orang saleh adalah orang yang jalan hidupnya bercirikan (tanda-tandanya) adalah : kebenaran, kasih, ketaaatan kepada Firman Allah, dan terpisah dari persekutuan orang yang kesukaanya berbuat dosa. Tetapi kesukaannya adalah Taurat Tuhan (ay.2) Orang Fasik adalah orang yang tidak tinggal dalam Firman Allah, yang kesukaannya berbuat dosa (dosa adalah melakukan apa yang dilarang Tuhan dan tidak melakukan apa yang diperintahkan Tuhan). Perjalanan hidup orang yang benar dapat diketahui dari apa yang tidak dia lakukan yaitu: tidak menuruti nasehat orang Fasik (jalan orang Fasik), tempat yang tidak mereka kunjungi (orang pencemooh) dan kesukaannya adalah ialah Taurat Tuhan (hidup dekat dengan Tuhan/sekitar Firman Tuhan) dan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menaatinya (ay. 2).

Kedua, hasil perjalanan hidup orang yang benar. Ia seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya dan tidak layu daunya daan apa yang diperbuatnya berhasil (ay. 3). Orang yang benar menerima sumber hidup yang tidak habis-habisnya (Joh. 15: 1-8, khusus ay. 8 : jikalau kamu tinggal di dalam Aku, dan hukumku tinggal di dalam kamu, mintalah saja apa yang kamu kehendaki, dan kamju akan menerimanya). Apa yang diperbuatnya berhasil bukan berarti tidak pernah akan mempunyai masalah atau kegagalan, tetapi orang benar akan mengetahui kehendak Allah dan berkat Allah (Rm. 8:28).

Ketiga, hasil perjalanan hidup orang Fasik diganbarkan dengan tiga gambaran yang mengerikan:
  1. Mereka seperti sekam yang ditiupkan angin (ay3). Ini suatu gambaran berbagai kekuatan yang tidak mereka lihat yang akan menghancurkan perjalanan hidup mereka. Mereka terlepas dari kasih karunia Allah dan berada di bawah penghukuman Allah (bd. Efesus 2:2 kamu hidup di dalamnya (dosa-dosa), karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sedang bekerja diantara orang-orang yang durhaka.
  2. Tidak tahan dalam penghakiman dan dan tidak tahan dalam perkumpulan orang benar. Tidak ada orang fasik yang dapat bertahan saat Allah murka (Mazmur 76:8), dan penghakiman terakhir Mat. 25:31-46, khusus ay. 46 dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang yang benar ke dalam hidup yang kekal).
  3. Menuju kebinasaan. Alkitab mengajarkan bahwa ada hukuman atas orang yang berbuat kejahatan adalah pasti. Hukuman itu berupa kutukan, penderitaan, dan pemisahan dari Allah tanpa jangka waktu tidak terbatas.
Pointer Aplikasi:
  1. Jalan Tuhan adalah jalan yang menuju kebahagiaan dan jalan yang menawarkan sampai ke tujuan. Ibarat orang yang mengadakan perjalanan jauh yang mengikuti route yang benar, walaupun banyak tantangan akan sampai ke tujuan dengan dengan selamat atau pengemudi yang patuh dalam berlalu lintas; mengiikuti rambu-rambu lalu lintas maka kemungkinan untuk sampai ke tujuan lebih besar daripada pengemudi yang ugal-ugalan.
  2. Mungkin saja kita melihat jalan orang fasik lebih (jalan yang lebar) mudah daripada jalan orang benar (korupsi, tidak adil, penjinah, penipu, tidak punya kasih, egois, mau menang sendiri) tidak perlu iri, sebab mereka tidak mencapai kebahagian seperti jalan orang benar. Mereka seperti sekam, mereka tidak dapat bettahan di pengadilan dan mereka akan dihukum Allah, Tetaplah di jalan yang sempit karena itu adalah jalan keselamatan. Umat Tuhan tidak mencari jalan yang gampang, tetapi bertentangan dengan Firman Tuhan.
  3. Agar tetap kita memmilih jalan Tuhan, kita harus dekat dengan Firman Tuhan itu sendiri (dekat dengan Allah=sahabat Allah=menyenangkan Allah). Apa yang kita rasakan, pikirkan dan lakukan harus sesuai (sejajar) dengan Firman Allah, untuk itu Roh kuduslah yang berkuasa dalam hati kita (bd. Ibr, 3:15, suara Tuhan memanggil untuk bertobat …Amin.
Cileungsi Simalem, 10 April 2012,
Pdt. Rasmidi Sembiring M.Th.


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment