Monday 17 February 2014

Renungan / Khotbah Matius 17:1-9, Minggu 2 Maret 2014

Introitus : 
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup

Bacaan : Keluaran 24 : 12 – 18; Khotbah : Matius 17 : 1 – 9

Tema : 
Dengarkanlah Yesus sebab Ia lah yang melakukan kehendak Allah.


Jemaat yang dikasihi Tuhan, Hari ini , berdasarkan Kesaksian kitab Matius Pasal 17 ini. kita meliat kisah mengenai peristiwa yang ajaib yang dilakukan oleh Kristus. Peristiwa ini adalah sesuatu yang misteri dan luar bisaa, Pristiwa kemuliaan Tuhan Yesus Nampak di depan mata ketiga muridNya.
Pristiwa ini menjadi sangat penting, didalam sejarah hingga saat ini Gereja gereja di Timur dan di Barat merayakan peristiwa pemuliaan ini pada tanggal 6 agustus. Gereja di Timur menyebutnya denga Perayaan Perubahan Rupa dengan nama Taborian.

Pristiwa ini menjadi pemberitaan Firman bagi kita pada Minggu ini; ”Yesus dipermuliakan diatas gunung” , Jika pristiwa ini terulang saat ini, maka beritanya pasti lebih akan popular dengan Erupsi gunung Sinabung, Banjir bandang di Manado, dan bencana Indonesia lainnya. Cukupkah Peristiwa ini hanya untuk bahan Diskusi umum, ataukah kita cukup katakan wah…….luar bisaa……!!!!???
Saudara yang dikasihi Tuhan, mari kita memaknai Pristiwa ini :
Pertama: Yesus hanya membawa 3 orang murid, yaitu Petrus, Yohanes dan Yakobus. Mengapa?
  1. Karena 3 orang murid ini adalah murid-murid yang paling dekat dengan Dia. Bandingkan dengan Mark 5:37 dan Mat 26:37.
  2. Kitab Suci berulang-ulang menekankan perlunya 2-3 orang saksi supaya suatu perkara dianggap sah (Ul 17:6 Ul 19:15 Mat 18:16 2Kor 13:1 1Tim 5:19).
Yesus tidak mau membawa semua murid-muridNya, mungkin karena perahasiaan yang Ia inginkan (bdk. ay 9) akan sukar terlaksana. Jadi, supaya rahasia terjaga, Ia harus membawa sesedikit mungkin murid. Tetapi karena Kitab Suci menekankan 2-3 saksi, maka Ia tidak bisa membawa kurang dari itu.

Kedua. Yesus berbicara dengan Musa dan Eli.

Dalam tradisi Perjanjian Lama, umat Tuhan percaya bahwa tokoh Musa dan Elia termasuk tokoh yang sangat penting. Musa adalah nabi yang menerima hukum Tuhan, dan Elia adalah nabi besar yang memperbarui komitmen umat pada hukum Tuhan.

Ada yang mengatakan bahwa penampakan Musa dan Elia tidak mungkin, ini hanya merupakan suatu vision / penglihatan, karena: kalau demikian maka transfigurasi / perubahan / pemuliaan Yesus juga tidak sungguh-sungguh terjadi. Tetapi tidak mungkinkah bahwa transfigurasinya betul-betul terjadi, tetapi Musa dan Elianya hanyalah suatu penglihatan? karena dalam penampakan tersebut Tuhan Yesus bisa bercakap-cakap dengan Musa dan Elia. Tetapi vision / penglihatan memang bisa berbicara, seperti dalam Kis 16:9, dimana orang Makedonia itu berbicara kepada Paulus.

Melaui Peristiwa ini Janji-Nya digenapi. Kebenaran bahwa Elia akan datang sebelum Mesias datang, sesungguhnya sudah digenapi Allah. Elia yang dimaksud bukan Elia yang sudah mati. Janji Allah pasti dan teguh! Apa yang Allah telah katakan, Ia pun akan menggenapinya. Ini sesuai dengan sifat Allah. Allah adalah setia, patut dipercaya. Kita tidak perlu meragukan janji-janji Allah yang dinyatakan oleh-Nya di dalam Alkitab. Percaya, patuh, dan taat adalah sikap yang benar seorang anggota keluarga Allah.

Apakah yang dibicarakan oleh kedua orang hebat itu dengan Tuhan Yesus? Mereka berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem (Luk 9:31 ). Kedua nabi ini menyadari bahwa semua yang mereka inginkan, rindukan, nanti nantikan di masa lalu ada di dalam diri Tuhan Yesus. Penggenapan Taurat, penggenapan nubuatan tentang datangnya Mesias, tentang penebusan semuanya ada dalam Kristus.

Ketiga: Petrus yang melihat Musa dan Elia sedang berbicara kepada Yesus menjadi kaget dan senang sekali. Selama ini dia hanya mendengar dari kitab suci mengenai kedua nabi itu, namun sekarang dia bisa melihatnya sedang berbicara dengan Tuhan Yesus di dalam kemuliaan. Petrus langsung berkata kepada Tuhan Yesus: “Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia”.
Petrus adalah orang yang aktif; ia ingin berbuat sesuatu (mendirikan kemah). Tetapi ini adalah saat untuk berdiam diri di hadapan Tuhan! Ia seharusnya memperhatikan, merenung, dan sebagainya. Kita memang harus tahu kapan kita harus bertindak, dan kapan kita harus berdiam diri!

Keempat: Ketika Petrus sedang berkata – kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.” Ini adalah suara Allah. Kehadiran Allah bisaanya dinyatakan melalui kehadiran awan. Dan kalimat yang diucapkan oleh suara ini sama ketika Tuhan Yesus dibaptiskan yaitu: inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan (Matius 3:17). Hal ini menunjukkan bahwa Allah Bapa setuju dengan Misi Allah Anak untuk menebus manusia di atas kayu salib. Seolah oleh Allah Bapa mengatakan kepada Allah Anak: teruskan sampai ke kayu salib.

Tugas panggilan kita bukan hanya mengagumi, mensyukuri kemulianan Allah namun lebih dari itu adalah untuk memberitakan kemulian Allah.

Ibadah kita sesungguhnya bukanlah “pertemuan” kita dengan Tuhan melalui kegiatan-kegiatan formal, Berdoa, Bernyanyi, membaca Alkitab, tapi lebih dari itu kita arus “turun gunung” untuk menyaksikan keselamatan.

Jemaat yang dikasi Tuhan.
Peristiwa yang telah disaksikan Petru, Yohanes dan Yakobus boleh Pengalaman Supranatural, tidak semua orang mengalami pengalaman supranatural, karena pengalaman supranatural adalah anugerah. Pengalaman ini dialami oleh beberapa orang tertentu bukan berdasarkan siapakah mereka di hadapan Tuhan, namun semata-mata berdasarkan anugerah-Nya. Tuhan memiliki tujuan khusus bagi orang-orang yang mengalaminya. Ada yang mengalaminya sehingga ia percaya kepada Kristus, ada yang mengalaminya sehingga kehidupannya berubah, ada pula yang mengalaminya sehinga ia mendapatkan visi yang jelas dari Allah, ada pula yang mengalaminya sehingga mendapatkan kekuatan dalam pergumulan yang berat.

Namun hal yang juga kita harus sadari bahwa, pengalaman supranatural bukan satu-satunya cara Allah untuk menyatakan diri kepada manusia. Allah dengan berbagai cara bis menyatakan diri. (Bdk. Bacaan: Allah menyatakan diriNya berbicara dengan Musa dan memberikan loh batu)

Ketiga murid Yesus: Petrus, Yakobus, dan Yohanes mengalami pengalaman supranatural bukan karena mereka lebih baik dari yang lain, semata-mata karena ketiganya diperkenankan Yesus untuk menyaksikan kemuliaan-Nya.

Pengalaman supranatural bersifat sesaat dan setiap orang yang mengalaminya harus kembali kepada realita, karena pengalaman supranatural tidak bertujuan meninabobokan seseorang, tetapi memberikan dasar kebenaran bagi seseorang untuk hidup dalam realita. Pengalaman supranatutal ini pun bukan untuk dipublikasikan (ayat 9), sehingga orang yang mengalaminya tidak menjadi sombong rohani.
Betapa indahnya kesaksian seorang yang mengalami pengalaman supranatural, yang tidak berfokus kepada kesombongan rohaninya, tetapi kepada kemuliaan Yesus Sang Mesias.

Pdt. Iswan Ginting Manik,M.Div
GBKP CILILITAN

Catatan sermon
  1. Dari hidup Yesus nampak keinginan Allah. Bagaimana dengan kita sebagai yang menyandang identitas Kristen (1 Petrus 4:16).
  2. Dari peristiwa transfigurasi menekankan kebenaran nubuattan bahwa Yesus adalah Mesias. Jika benar dia Mesias itu, maka berbahagialah orang yang mengikut Dia. Bayangkan kebenaran ini, jikalau hanya kepada Dia Allah berkenan, itu berarti jika kita mendengarkan Dia dan melakukan printahnya Allah akan berkenan kepada kita juga.


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment