Thursday 12 February 2015

Renungan / Khotbah Mazmur 25:1-10, Minggu 22 Februari 2015

Invocatio :
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. (Matius 11:28)

Bacaan : Markus 1:9-15 (tunggal); Khotbah : Mazmur 25:1-10 (responsoria)

Tema : "Berserulah Kepada Yesus"

Pendahuluan
Ada pendapat yang mengatakan " Kalau engkau dalam tekanan dan kesulitan, berteriaklah, berserulah maka sebahagian tekanan hidupmu akan lepas". Tapi adakah manfaatnya jika seruan itu tidak jelas disampaikan kepada siapa, bukankah seruan minta tolong itu memerlukan jawaban? Bukankah teriakan minta tolong itu kadang kala mendapat jawaban yang mengecewakan? Misalkan saja jika teriakan itu disampaikan kepada seseorang yang menurut perhitungan memiliki kemampuan untuk memberi pertolongan, namun jawabnya "Maaf aku tidak dapat membantumu sebab aku juga dalam kesulitan besar!" Berharap kepada manusia kadang mendapat jawaban namun kadang kala mengecewakan. Memang manusia sebagai makhluk sosial memerlukan sesamanya, terutama ketika menghadapi kesulitan hidup, tapi hal yang utama yang tidak boleh di lupakan yaitu Tuhan Yesus penolong yang utama. Firman Tuhan melalui Mazmur dan injil Markus pada hari minggu ini membahas tentang ketika mengalami kesulitan hidup, bagaimana berseru kepada Tuhan dan mengapa harus berseru kepada Tuhan.

Pembahasan-Pemberitaan
Didalam bacaan Teks khotbah dituliskan ketika pemazmur mengalami tekanan dan penderitaan, ia berseru di dalam doanya: "KepdaMu ya TUHAN kuangkat jiwaku" Mengangkat jiwa artinya menyerahkan diri, perhatiannya konsentrasi penuh kepada kehendak (rancangan) TUHAN. Dengan kalimat awal di dalam doa pemazmur, jika digambarkan keberadaannya pada saat kalimat itu disampaikan, ia seakan akan telah berada sujud di hadapan TUHAN. Pemazmur percaya bahwa ia dan semua orang percaya sungguh sungguh mendapat dukungan Tuhan jika mereka berseru kepadaNya dan tidak akan dipermalukan.

Doa adalah kepasrahan kepada Tuhan, sebab doa selalu berhubungan erat dengan kesetiaan menanti jawaban Tuhan. Tanpa pengharapan yang besar seruan yang disampaikan akan mengambang dan tidak akan mendatangkan suka cita dan semangat yang baru. Seorang petani menanam dengan pengharapan dan sabar menanti hasil pertaniannya. Seorang pekerja dengan tekun melakukan tugas-tugasnya dan sabar mananti upahnya. Doa harus jujur, diserukan karena percaya bahwa Tuhan dapat memberi pertolongan dan sabar menantikan saat Tuhan.

Di dalam doanya pemazmur mengungkapkan jalan jalan Tuhan memang penuh rahasia dan misteri. Namun pemazmur rindu supaya Tuhan menuntunnya berjalan dalam kebenaranNya. Ketika pemazmur menyampaikan seruannya meskipun kekalahan musuh musuhnya belum terjadi tapi melalui pengharapannya ketika doa itu diucapkan pemazmur telah melilihat kekalahan musuh musuhnya dan Tuhan yang memenangkanya.

Bagi pemazmur penantian tindakan penyelamatan Tuhan harus setiap hari dan setiap saat dengan sabar dan tekun dinantikan. Dalam sejarah masa lalu (masa nenek moyang Israel) bukti kebesaran dan kekuatan Tuhan sungguh nyata, bahwa Tuhan handal menyelesaikan semua perkara. Tetapi kalau Tuhan tidak segera bertindak bukan beararti Tuhan tidak peduli atau kuasaNya tidak dapat diandalkan lagi, namun kalau Tuhan belum bertindak itu karena jalanNya atau karena saatNya belum tiba. Orang yang berdoa seruannya tidak berkuasa mengubah jalan Tuhan dan saat Tuhan. Sipendoa harus menyadari keberadaannya sebagai yang memohon.

Doa menuntun si pendoa mengoreksi hidupnya seperti doa pemazmur ditengah tengah doanya ia mengingat dosa dan pelanggarannya, bukan Tuhan yang mengingat ngingat dosa dan pelanggarannya. Bukan seperti dugaan pemazmur, Tuhan bukan sedang berperkara tentang dosa dan pelanggaran masa mudanya. Jadi doa tidak dapat mengubah keputusan Tuhan tetapi doa harus membuat si pendoa semakin mengenal kebesaran Tuhan dan jalan jalanNya, semakin rendah hati dan bergantung kepada pertolongan Tuhan, (sipendoa yang berubah) dan menyadari kesalahan serta menyelesaikannya di hadapan Tuhan. Dosa dan pelanggaran masa lalau (masa muda) yang tidak pernah diselesaikan di hadapan Tuhan akan mengganggu si pendoa dalam menyampaikan dan menanti jawaban doanya.

Karena itu sia sialah orang berdoa dan menyembah Tuhan jika ia datang menghadap hadirat Tuhan dengan tinggi hati sebab Tuhan hanya membimbing dan memberitahukan jalan jalanNya kepada orang yang mengaku dosa dan rendah hati.

Refleksi
Diakhir khotbah ini tentunya kita telah mengenal Tuhan tempat kita berseru. Apabila kita menghadapi masalah yang berat janganlah berseru atau berseru seru kepada manusia atau kuasa kuasa yang tidak jelas pribadinya. Orang percaya dipanggil berseru kepada Tuhan yang nyata yaitu Yesus yang diutus Allah ke dalam dunia. Dia yang telah mengalahkan pencobaan dari si iblis dan yang menyerukan pertobatan sebab Kerajaan Allah sudah dekat. Kebenaran kuasa Yesus telah teruji dan Allah juga telah memperkenalkannya "Engkaulah Anak-Ku yang Ku kasihi, kepada-Mulah Aku berkenan". Yesus datang bagi dunia untuk menghadirkan Kerajaan Allah dan menyelamatkan orang yang berseru kepadaNya.

Menghadapi segala godaan, pergumulan dan tantangan malu jika kalah. Orang percaya memiliki Tuhan yang baik dan berkuasa yang senantiasa dapat diandalkan dan pertolongannya nyata. Jangan lagi kejahatan, godaan dan pergumulan mengalahkan orang percaya, sebab seharusnya iman kepada Allah menghantarkan orang percaya memenangkannya. Apabila orang percaya kalah dan kejahatan, godaan dan pergumulan memenangkannya, mereka akan menertawakan kekalahan anak anak Tuhan, hal itulah yang disebut memalukan.

Karena itu mintalah selalu supaya Tuhan memberitahukan jalan jalannya dan mohonkan supaya Dia menuntun kita di jalanNya, sebab jalan jalanNya menuju kepada kemenangan dan damai sejahtera.

pdt. ewgm. sitelusada-bekasi


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment