Tuesday 3 February 2015

Renungan / Khotbah Yesaya 40:21-23, Minggu 8 Februari 2015

Invocatio : 
"TUHAN adalah bagianku," kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya (Ratapan 3:24)

Bacaan : 1 Korintus 9:16-23 (Tunggal); Khotbah : Jesaya 40:21-23 (Anthiponal)

Tema : ”Berserah Kepada Allah Saja”

40:21 Tidakkah kamu tahu? Tidakkah kamu dengar? Tidakkah diberitahukan kepadamu dari mulanya? Tidakkah kamu mengerti dari sejak dasar bumi diletakkan?
40:22 Dia yang bertakhta di atas bulatan bumi yang penduduknya seperti belalang; Dia yang membentangkan langit seperti kain dan memasangnya seperti kemah kediaman!
40:23 Dia yang membuat pembesar-pembesar menjadi tidak ada dan yang menjadikan hakim-hakim dunia sia-sia saja!

Saudara-saudara didalam Yesus Kristus,
Menarik untuk direnungkan ketika kita diperhadapkan kepada kata berserah. Berserah berbeda dengan pasrah, sebab berserah adalah penyerahan totalitas kepada yang memegang otoritas yaitu Allah, sedangkan pasrah lebih kepada penyerahan totalitas kepada yang memegang otoritas yaitu manusia. Berserah berhubungan dengan pengharapan, sedangkan pasrah berhubungan dengan keputusasaan.
Dari kedua akar kata itu seolah-olah mempunyai arti yang sama, tapi maknanya berbeda. Pasrah artinya :
- Menyerah.
- Tidak berbuat apa-apa.
- Berpikiran negatif/ pesimis.
- Kehilangan pengharapan sehingga muncul niat bunuh diri, dan lain-lain.

Berserah kepada Tuhan artinya:
- Turut dan mengikuti kehendak Tuhan dalam hidupnya.
- Percaya dan menyerahkan diri pada rencana dan pimpinan Tuhan.
- Berpikiran positif/optimis.
- Mempunyai semangat hidup yang tinggi, dan yakin akan pemeliharaan Tuhan atas hidupnya.
Sebagai anak Allah kita diajak untuk senantiasa hanya berserah kepada Allah. Allah yang berkuasa di dalam hidup kita, memampukan kita memperlihatkan kemuliaan Allah melalui kehidupan. Setiap orang pasti berhadapan dengan banyak hal : suka, duka. Sehat – sakit, semuanya ini menuntut kita untuk selalu mengandalkan Tuhan.

Sebagai orang yang memiliki pengharapan yang benar, tidak akan pernah takut menghadapi setiap persoalan/pergumulan dalam kehidupan ini. Kegagalan yang terjadi justru menjadikan kita semakin dewasa melihat kebaikan Tuhan.

Allah tidak pernah berubah di dalam mewujudkan kasihNya kepada umatNya. Yang terbaiklah yang selalu Ia nyatakan didalam kehidupan umatNya….. semuanya itu karena “Kita Berharga dimataNya”. Catatan perjalanan hidup manusia menunjukka bahwa manusialah yang selalu berubah-ubah di dalam menjalani kehidupannya termasuk di dalam kasihnya kepada Allah dan juga sesamanya. Sering sekali situasi dan kondisi yang kita hadapi mempengaruhi cara pandang kita, termasuk di dalamnya dalam mewujudkan kasih itu. Pengenalan akan Allah yang tidak pernah berubah di dalam bentuk kasihNya, seharusnya menjadikan kita hanya mengandalkan Allah di dalam kehidupan ini termasuk di tahun 2015. Artinya perlengkapan kita adalah keyakinan bahwa di dalam Allah kita akan mendapatkan apa yang kita harapkan, sekaligus keyakinan bahwa Dialah yang memampukan kita menjalani kehidupan ini dengan baik. Kita tidak tau apa yang akan terjadi di dalam kehidupan kita, yang pasti kita tau bahwa di dalam Dia kita akan lebih daripada pemenang, oleh karenanya berserah hanya kepada Tuhan adalah mutlak dimiliki setiap orang percaya.

Jesaya 40:21-23
Dalam nats Ini kita diingatkan tentang Kasih Allah yang dinyatakanNya melalui Jesaya terhadap umat pilihanNya untuk memulihkannya. Sekalipun bangsa Israel didalam situasi yang sulit (Pembuangan), Allah tetap peduli terhadap umatNya. Melalui nats ini kita bisa melihat/merasakan bahwa Allah tetap memperhatikan umatNya sekali apapun yang terjadi. Ungkapan di dalam teks ini merujuk kepada kemuliaan Allah yang harus diperlihatkan sehingga sadar atau tanpa kita sadari ada bentukan yang dinyatakan Allah kepada umatNya yaitu dari “pasrah menjadi Berserah”.

Dalam nats ini juga dapat kita artikan seberat apapun penderitaan bangsa Israel, tidak akan mampu menandingi kuasa Allah yang besar. Melalui Yesaya Allah menegaskan keberadaanNya yang menguasai langit dan bumi. Sehingga hanya Dialah yang patut disembah dan dipuji. Pembuangan hanyalah bagian dari rancangan Allah dalam membentuk umatNya Israel. Diharapkan agar bangsa Israel didalam situasi/beban yang berat tetap memiliki pengharapan yang teguh serta selalu percaya dalam pimpinan Tuhan.
Sebagai manusia yang tak luput dari pergumulan/persoalan hidup, seharusnya memiliki pondasi yang kuat yaitu berserah kepada Tuhan saja. Yang sering menjadi pertanyaan bagaimana kita melakukannya ? jawaban sederhananya adalah ketika kita tidak mengandalkan diri dan kemampuan kita, sadar atau tidak kita sadari ada otoritas Allah yang akan mengendalikannya.

Jesaya 40:21-23 menunjukkan bahwa Allah berjanji akan memulihkan Israel serta memenangkan umatNya. Penderitaan di dalam pembuangan tidak pernah luput dari pantauan Allah. Rancangan Allah untuk umatNya terus berjalan, sebab sekali apapun yang dihadapi/dialami umatNya, rancangan Tuhan bukanlah rancangan celaka melainkan rancangan damai sejahtera (Yer. 29:11).

Saudara yang dikasihi Tuhan…
Belajar dari penyataan Allah yang mengasihi umatNya di dalam kitab Jesaya 40:21-23 tersebut, kita dihantar untuk melihat perjalanan hidup kita kedepan mau seperti apa….
Perjalanan hidup Israel yang meninggalkan Allah menjadikan mereka hidup didalam kelemahan, kekalahan sekaligus penderitaan yang besar, sekalipun Allah tetap mengasihi mereka dengan memulihkannya, bukan berarti kita menunggu mendapatkan pemulihan oleh Allah di dalam konteks jaman kita ini, sebab kita telah dipulihkanNya dengan kasihNya yang besar melalui Yesus Kristus. Artinya hidup kita telah diperbaharui olehNya di dalam Kristus. Paulus menekankan bagaimana orang yang percaya telah dipilih oleh Kristus serta menjadikannya di dalam kekudusan dengan memberikan berkat rohani dari surga (Pembacaan : Efesus 1:3), Dan Kristus telah memilih umatNya untuk mendapatkan bagian yang dijanjikan (Ef 1:11). Jadi ketika kita menatap kedepan/masa depan, kita patut bersyukur sebagai anak Allah yang telah dipilihNya, selanjutnya tentu bagaimana kita menjalani kehidupan ini hanya mengandalkan DIa (Yesus). Kita tidak dapat mengandalkan diri sendiri, orang lain atau apa saja yang ada disekitar kita di dalam menjalani kehidupan ini, karena semua itu mempunyai keterbatasan, hanya di dalam Allahlah yang tidak mempunyai keterbatasan. Allah lah yang mampu menjaga dan menggembalakan kita menuju kemulianNya.


Pdt. Alexander. S. S.Th
081386498009; 087777100076;
singchall@yahoo.co.id; alex.singchall@gmail.com


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment