Thursday 15 December 2011

Khotbah 1 Yohanes 3:1-6, Minggu 25 Desember 2011 (Natal I)

Introitus :
Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus AnakNya yang tunggal ke dalam dunia supaya kita hidup olehNya (1 Yohanes 4:9).

Bacaan : Mikha 5:1-5; Khotbah : 1 Yohanes 3:1-6

Tema :
Sekarang kita adalah anak-anak Allah melalui kelahirannya/Kita Enda Genduari Anak-anak Dibata Arah KetubuhenNa

PENGANTAR
Sudah berapa banyak kita merayakan Hari Natal dalam kehidupan kita sampai saat ini? Apakah 15 tahun, 20 tahun, 30 tahun bahkan lebih? Apakah selama merayakan Natal kita bisa merasakan makna Natal yang sebenarnya dalam setiap perayaan Natal yang kita ikuti? Atau tidak memberi arti apapun bagi kita setiap perayaan-perayaan Hari Natal datang. Natal adalah peristiwa terjalinnya hubungan yang baik antara Allah dengan manusia yang selama ini sudah rusak oleh dosa-dosa manusia. Sehingga status manusia kembali dipulihkan sebagai anak-anak Allah. Dan sebagai anak-anak Allah, apakah kita manusia sudah menunjukkan sikap dan prilaku kita sebagai anak-anak Allah??

PENDALAMAN NAS
  1. Pada akhir abad I merebaknya sebuah ajaran sesat mengenai Kristus, yaitu dikenal dengan ajaran Gnostisisme (segala benda adalah jahat). Mereka menyatakan bahwa Yesus tidak mungkin Allah, dan ada yang mengatakan bahwa Kristus adalah manusia tetapi bukan Allah. Melihat situasi yang demikian maka Yohanes berusaha untuk mengembalikan kebenaran tentang Kristus, bahwa Yesus Kristus adalah Allah. Agar orang-orang yang sudah setia kepada Kristus pada saat itu dan sebagai anak-anak Allah tidak tersesat oleh ajaran tersebut. Karena Yohanes menyadari bahwa kaum Gnostis bukan orang-orang Kristen yang sejati dan Yohanes menegaskan agar anak-anak Allah yang sebenarnya bisa menunjukkan cirri-ciri sebagai anak-anak Allah yang sejati.
  2. Ketika seseorang telah menjadi anak-anak Allah , maka dia akan menemukan kehidupan yang kekal dari Allah. Dia harus bisa hidup dalam terang, menyatakan kebenaran bukan dusta (ayat 6) tidak hidup dalam kegelapan. Hidup terang harus memiliki persekutuan yang baik dengan Allah. Sebab dunia tidak mengenal terang Allah dan anak-anak Allah. Tetapi sebagai manusia kita telah diangkat menjadi anak-anak Allah, kita tidak hanya mengenal Yesus Kristus sebagai Allah dan juruselamat tetapi kita juga bisa mengasihiNya dan mengasihi anak-anak Allah di duniai ini. Selain itu kita tidak akan terus melakukan dosa. Sebagai ciri-ciri anak-anak Allah menurut Yohanes, pertama: melakukan kebenaran (1 Yohanes 3:10). Salah satu cirri khas yang membedakan anak-anak Allah dengan anak-anak iblis adalah kebenaran. Anak-anak Allah seharusnya bertindak dan menjadi pelaku kebenaran di dalam hal apapun. Untuk bisa menjadi pelaku kebenaran tentunya kita harus memiliki dan mengerti kebenaran. Dan kebenaran yang paling mutlak adalah Firman Allah. Kedua: Mengasihi sesame (1 Yohanes 3:10). Tidak bisa dipungkiri dunia ini memerlukan kasih. Banyaknya kekecewaan, kepahitan, kebencian dan masalah-masalah yang terjadi karena manusia kehilangan kasih. Oleh sebab itu Allah snediiri turun menjadi sama dengan manusia untuk melakukan Kasih dan sebagai anak-anak Allah yang sudah diselamatkan kita juga harus menyatakan kasih, itu adalah hukum yang teruama
  3. Saat status kita sudah ‘berubah’ menjadi anak-anak Allah, maka jaminan keselamatan akan diperoleh bagi setiap orang yang percaya kepadaNya. Yang pasti pada saat kedatangannya kedua kali ke dunia ini . kita akan tinggal dengan Dia Yesus Kristus Anak Allah. Itulah pengharapan bagi orang-orang Kristen. Dalam proses menunggu hari itu maka semua anak-anak Allah harus bisa menjaga hidupnya tetap bersih tidak melakukan dosa sampai kedatanganNya, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah.

APLIKASI
Hari Natal menjadi perenungan bagi kita manusia, apakah selama hidup kita sudah menunjukkan sikap sebagai anak-anak Allah yang penuh pengharapan akan Kasih dan KuasaNya dan penuh kedamaian kebenaran sebab Yesus datang membawa perdamaian dan kebenaran bagi manusia. Natal membawa sukacita dalam kehidupan kita setiap saat, karena peristiwa Natal adalah peristiwa yang nyata adanya, sebab Allah sendiri telah ‘mendunia’ (turun menjadi manusia). Natal merangkum seluruh dunia ke dalam pelukanNya melintasi batas-batas benua dan kendala batas-batas budaya. Memang tidak seluruh dunia merayakan Natal, namun melalui Natal seluruh dunia dirayakan Allah. Tidak semua umat manusia menerima Natal, namun melalui Natal semua umat manusia diterima Allah, siapa saja dan dimanapun, sebab Natal tidak pernah memberi batasan-batasan. Hal ini terbukti ketika Allah memilih kota Betlehem kota yang kecil untuk menyambut kehadiran Raja diatas segala Raja yaitu Yesus Kristus (bnd. Mikha 5:1-5).

Graha Harapen, 1 Nopember 2011
Pdt.Mulianta Br.Purba

Catatan Sermon:
  1. Menjadi anak-anak Allah adalah anugrah, yang tidak ternilai dengan apapun.
  2. Bagaimana seharusnya sebagai anak-anak Allah? Analogi anak presiden tentu berbeda dengan anak-anak lain dalam hal pergaulan, rumahnya, cara makannya, dll. Dalam Efesus 1:4,5 = supaya kita kudus dan tidak bercacat. Pengorbanan, kepedulian, solidaritas perlu ditingkatkan. Kita perlu meneladani Tuhan Yesus. Statemen: berkorban supaya diberkati. Sebagai anak kita memperoleh: sebagai pembela, penebus dan pewaris.


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment