Thursday 15 December 2011

Khotbah Lukas 12:35-40, Sabtu 31 Desember 2011 (Tutup dan Buka Tahun)

Introitus :
Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga (Matius 24: 44)

Bacaan : Keluaran 13: 20-22; Khotbah : Lukas 12: 35-40

Thema:
Tetaplah Berjaga-jaga dan Bersinarlah/Bercahayalah Hidupmu (Tetaplah Erjaga-jagalah Ras Ersinalsallah Geluhndu).

Pendahuluan
Menunggu/menanti adalah salah satu pekerjaan yang membosankan. Apalagi yang ditunggu atau yang dinanti-nantikan tidak jelas kapan datangnya. Satu jam serasa satu hari, sehari serasa seminggu, dst. Namun demikian kita tetap disuruh harus menunggu/menanti. Bagaimana sikap kita dalam menunggu itu seharusnya? Disini kita dituntut dalam menunggu itu harus berjaga-jaga. Yang dimaksudkan berjaga-jaga di sini adalah dengan sikap aktif, siaga, peduli, tidak bisa tidur, bukan berpangku tangan, pasrah tidak menentu atau nrimo saja, supaya tidak kecolongan.

Sebagai orang beriman, hendaklah terus mengikat pinggang menunggu kedatangan Yesus ke dua kali ke dunia ini atau tetap berjaga-jaga kalau kita secara pribadi dipanggil Tuhan menghadapNya. Sudahkah kita demikan? Bagaimana buktinya dan apa konsekuensinya kalau kita berjaga-jaga (bersiap) dan juga kalau tidak berjaga-jaga? Inilah yang menjadi renungan kita pada saat ini.

Uraian Nats

Ayat 35-38
Dalam ayat 35 pengikut-pengikut Yesus diajak supaya seakan-akan hidup dengan “pinggang berikat”, yaitu siap sedia untuk bertindak dan bekerja. Sebab supaya jangan menghalangi di waktu berjalan dan bekerja, maka jubah itu disingkirkan dan diikat dengan ikat pinggang. Demikian juga haruslah “pelita-pelita menyala”, artinya murid-murid itu tidak boleh hidup seakan-akan mereka tidur (yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi dalam jaman itu dengan pelita-pelita yang dipadamkan), tetap harus berjaga-jaga, siap sedia untuk bertindak, kalau perlu, siap sedia untuk menolong kalau pertolongan diminta.

Perumpamaan dalam ayat 36-38 ini adalah lain daripada yang terdapat dalam Matius 25: 1-13. Yang dimaksudkan disina adalah bahwa seseorang pergi mengunjungi suatu pesta perkawinan atau pesta perjamuan (ia sendiri bukanlah mempelai laki-laki)/ Hamba-hamba / pembantu-pembantu di rumah itu tidak tahu jam berapa tuan mereka akan pulang malam itu; barangkali “tengah malam”; atau barangkali pada “dini hari”. Menurut kebiasaan pada jaman tersebut, seorang budak diharapkan bahwa ia tidak akan tidur, melainkan terus berjaga-jaga sampai tuannya pulang. Celakalah budak yang ketiduran. Apa beberapa penyebab budak/ pelayan tidak berjaga-jaga, antara lain adalah:
  • Menyalahgunakan kebebasan sewaktu tuannya / tuan rumah tidak di rumah, seolah-olah menurut dia tuannya tidak pulang.
  • Menurut budak tersebut masih banyak waktu, sebelum tuannya puang, masih sempat dikerjakan pekerjaannya. Karena keasikan dengan diri sendiri, dia lupa apa sebenarnya tugas utamanya, akhirnya dia tertidur sebab keletihan akibat kesibukannya sendiri.

Namun, mujurlah (“berbahagialah”= Yun: makarios) budak yang kedapatan bangun berjaga-jaga untuk menyambut tuannya.

Dari ayat 37 ini dapat kita hubungkan dengan Yesus Kristus sendiri, dimana Dia datang untuk melayani orang lain (bnd: Luk 22:24-27, Mrk 10: 45 dan Yoh 13:1-20)

Ayat 39-40
Sesudah perumpamaan dari ayat 36-38, maka ayat 39 ini memuat sebuah perumpamaan baru. Maksudnya memang bukan untuk mengatakan bahwa tuan rumah harus tetap bangun / berjaga-jaga untuk menantikan pencuri. Perumpamaan ini hanyalah bertujuan mengenai: Sama seperti tuan rumah yang tidak tahu sama sekali jam berapa datang pencuri, demikianlah juga tidak dapat ditentukan sama sekali kapan “Anak Manusia” itu akan datang. Ayat 40 maksudnya: hendaklah kamu hidup dengan Tuhanmu! (bnd. Amos 4: 12). Dan dalam hubungan ini kita boleh mengingat kepada “Hari Tuhan” seperti dibicarakan dalam Alkitab, tetapi juga kepada hari kematian kita! Berbahagialah mereka yang sedemikian rupa siap sedia, hingga ia tidak usah terkejut dan takut apabila saat genting itu sudah tiba.

Aplikasi
Tidak terasa sebentar lagi akan kita tinggalkan tahun 2011 dan kita memasuki tahun baru 2012. Begitu banyak suka dan duka kita lalui, yang kadang kala kita ceria dan bahagia, bahkan mungkin mengalami kepahitan atau penderitaan. Namun semuanya itu bisa kita lewati, siapa yang memampukan kita untuk melewatinya? Dari sisi positif menyegarkan kembali ingatan akan masa lalu merupakan sesuatu yang penting dalam hidup. Hal ini dilakukan khususnya di saat memasuki suatu tahap yang baru dalam perjalanan hidup. Mengingat kembali masa lalu akan memberikan suatu pelajaran yang sangat berharga untuk melanjutkan kehidupan, dimana pelajaran itu akan memberikan sumbangsih kepada manusia masa kini untuk mengatasi ataupun memahami peristiwa yang sedang dan akan dihadapi. Untuk itu, jangan pernah melupakan masa lalu, karena masa lalu adalah pelajaran yang sangat berharga untuk masa kini demi masa depan yang lebih baik.
Dengan demikian, kita dalam memasuki tahun yang baru, tahun 2012, hendaklah senantiasa kita siap sedia dan berjaga-jaga dengan takut akan Tuhan aga apapun yang sampai kepada kita, tidak membuat kita jatuh atau terpuruk, baik dalam suka maupun dalam penderitaan. Untuk itu tetaplah pinggang kita berikita dan pelita kita tetap menyala. Supaya kondisi ini tetap berjalan, haruslah kita lakukan dengan cara:
  1. Tetap tekun berdoa (bnd. Yakobus 4: 2b)
  2. Tetap tekun membaca Firman Tuhan
  3. Tetap tekun beribadah dengan benar menurut Tuhan Yesus
  4. Tetap tekun bersaksi menurut Terang Kristus.
Menurut Introitus (Matius 24:44) kita diajak untuk lebih memperhatikan soal keselamatan masa depan yaitu hidup yang kekal. Jadi, selagi masih ada kesempatan, janganlah disia-siakan, sebab ada kalanya kesempatan itu berlalu dari kita/ sudah lewat (bnd. Efesus 5: 16). Untuk itu berdoalah dengan tekun sebelum anda didoakan orang banyak, bernyanyilah dengan riang sebelum anda diberi nyanyian karena berada di rumah sakit, dan membaca Firman Tuhan dengan tekunlah sebelum anda dibacakan Firman Tuhan sebagai ayat liturgi penguburan anda (kita semua).

Dalam bacaan (Keluaran 13: 20-22) diceritakan bagaimana Allah menyertai perjalanan bangsa Israel keluar dari Mesir menuju tanah Kanaan. Selama bangsa ini berjalan di padang gurun, mereka diberikan tuntungan, yaitu tiang awan pada siang hari dan tiang api pada malam hari. Itu semua diberikan Allah agar bangsa ini tidak merasakan panas yang luar biasa pada siang hari dan gelap gulita pada malam hari apabila mereka sedang berjalan. Inilah bukti kasih Allah bagi umatnya sepanjang mereka bergantung padaNya. Allah tetap menuntun perjalanan bangsaNya sampai mereka tiba pada tujuannya (tanah Kanaan). Begitu juga dengan kita, Allah juga menuntun langkah kita lepas dari tahun 2011 dan tetap membawa kita berjalan sepanjang tahun 2012 menuju ke arah lebih baik, terlebih-lebih membawa kita ke Kanaan yang baru, yaitu, hidup yang kekal (keselamatan), asal kita tetap bersiap dan berjaga-jaga dengan berserah kepadaNya sebagai tuntunan hidup kita.

Thema: Tetaplah berjaga-jaga dan bercahayalah hidupmu; menyuruh kita supaya tetap eksis dan berbuat. Tantangan pasti kita jumpai, tapi jangan itu membuat kita jatuh. Sebab musuh kita, iblis (bnd. I Pet. 5: 8) selalu mengintai kita. Semua yang tidak benar sepanjang tahun 2011 yang kita lakukan, tinggalkan, dan mari melihat ke depan, sesuatu yang baru, yang penuh harapan dan sukacita. Tunjukkan pelita tetap menyala dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang berguna, baik untuk diri kita, untuk orang lain, terutama menjadi kemuliaan bagi Allah di tempat Maha Tinggi. Kita yakini dengan iman serta diaminkan bahwa tahun 2012 adalah tahun berkat bagi kita semua, sepanjang kita hidup meneladani Kristus. Berkat-berkat akan, sedang dan sudah kita peroleh di dunia ini dan kita menantikan berkat yang sesungguhnya yaitu hidu yang kekal sewaktu kedatanganNya kedua kali (Eskatologis).

Kesimpulan
  1. Setiap orang percaya diminta untuk siaga secara rohani setiap saat dan menantikan kedatangan Tuhan Yesus.
  2. Orang percaya harus sedemikian terikat dengan Tuhannya sebagai harta terbesar mereka, sehingga pengharapan dan kerinduan mereka hanyalah kedatangan Yesus.
  3. Orang percaya harus berpakian dan siap menantikan waktu kedatangan Kristus yang tidak diketahui saatnya.
  4. Kedatangan Kristus itu sudah dekat, Ia dapat datang setiap waktu.
  5. Suatu berkat khusus, yaitu kehadiran dan perhatian Kristus disediakan bagi mereka yang dengan kesiagaan dan kesetiaan sepenuhnya menanti-nantikan dan berjaga-jaga untuk kedatangan Tuhan kembali.
  6. Hamba Allah harus selalu siap dan taat secara rohani karena Tuhan akan datang pada saat yang tidak tentu

GBKP Depok-Lenteng Agung
Pdt. Abdi E. Sebayang, M. Th
08126514400

SELAMAT MENYONGSONG TAHUN BARU 2012


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment