Saturday 9 March 2013

Khotbah Filipi 2:5-11, Minggu 24 Maret 2013

Introitus : 
Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan (Matius 5:7).

Bacaan : Yohanes 12:1-8,12-13; Khotbah : Pilipi 2:5-11

Tema : 
Allah mengasihi ciptaanNya dengan mengorbankan diriNya (Dibata ngkelengi tinepaNa alu mereken diriNa)

Pendahuluan
Kasih dan mengasihi adalah teladan yang diberikan oleh Allah kepada ciptaanNya.Wujud dari kasih itu jelas tertulis dalam Yohenes 3:16 ”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggak, agar setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal”. Dan tentu saja kita sebagai orang yang percaya kepada Tuhan disuruh untuk mewujudkan Kasih itu dalam kehidupan kita terhadap manusia dan lingkungan. Sebab pada saat ini kita tidak bisa menutup mata terhadap realita kehidupan yang terjadi,banyak sekali timbul persoalan ditengah kehidupan manusia baik dalam keluarga, lingkungan kerja bahkan di gereja sekalipun karena kasih mulai terkikis oleh kemajuan zaman, kepentingan pribadi dan kepentingan kelompok. Padahal hampir semua orang mendambakan kehidupan ini dipenuhi oleh kasih. Tapi pada kenyataannya walaupun banyak orang yang ingin mewujudkan kasih itu mengapa kasih itu terasa hambar, bahkan kadang tidak berarti? Melalui teks bacaan dan khotbah kita hari ini, kita akan belajar dari Sang Raja Kasih itu sendiri yaitu Yesus, bagaimana cara Dia mengasihi ciptaanNya.

Pendalaman Nas
Kasih tidak terlepas dari ketaatan, dan ketaatan tidak terlepas dari iman. Bisa saja ketaatan didasari atas motivasi tertentu tapi tidak ada cara lain untuk mewujudkan kasih dan iman kecuali dengan ketaatan. Didalam teks bacaan dan khotbah kita akan lihat bagaimana cara Yesus dan maria serta Yudas mewujudkan kasih dan kesetiaanya:

A. Kasih dan kesetiaan Yesus
  1. Yesus hadir kedunia ini, terlibat secara nyata dalam waktu dan peristiwa di kehidupan manusia.Kita tahu bahwa kehadiranNya kedunia ini bukan karena kebaikan dan kelayakan manusia. Tapi karena kasih kepada manusia serta ketaatan kepada Allahlah yang menggerakkan Yesus, sehingga walaupun dengan rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan itu sebagai milik yang harus dipertahankan. Kehadiran Yesus kedunia ini bukan karena Dia mengharapkan sesuatu yang menguntungkan diriNya dari manusia itu sendiri.
  2. Yesus datang kedunia ini dengan mengosongkan diriNya sendiri agar menjadi sama dengan manusia, bahkan lebih sederhana dari itu Ia mengambil rupa seperti seorang hamba, supaya kehadiranNya bisa dimengerti dengan pikiran dan kehidupan secara manusia, bahkan Yesus telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati di kayu salib.
  3. Kasih dn ketaatan Yesus tidak dipengaruhi oleh penderitaan yang dialamiNya. Ditengah banyak orang yang menghindari penderitaan yang muncul akibat dari banyaknya masalah. Yesus justru membuktikan kasih dan ketaatanNya ditengah penderitaanNya. Yesus tidak berhenti mengasihi sekalipun banyak tekanan yang dialamiNya karena tujuan hidupNya tidak terfokus terhadap penderitaan yang ada tapi Dia berfokus pada kesetiaan untuk mencapai apa yang dikehendaki Bapa dalam hidupNya, maka tidaklah mengherankan mengapa Allah sangat mengasihi Dia, karena Yesus begitu setia.
  4. Kasih Yesus tidak berubah karena ketidak setiaan para Murid. Ada banyak orang yang kagum kepada Yesus, sehingga kemanapun Yesus pergi selalu ada orang yang mengikutiNya. Mereka kagum akan pengajaran dan mujizat yang dilakukan Yesus. Tetapi keadaan mulai berubah ketika Yesus berbicara dengan keras dan berterus terang kepada orang banyak tentang motivasi orang banyak yang mengikut Dia (Yoh 6:25-59) banyak orang yang mengundurkan diri karena merasa bahwa harapan mereka akan Yesus tidak sejalan dengan apa yang Yesus berikan kepada mereka yang mengikut Dia, dan pada saat itu walaupun orang banyak meninggalkan Yesus tapi murid-muridNya masih setia mengikutinya. Tapi ketika Yesus akan segera memulai saat-saat penderitaanNya dimulai Ia mendapati muridNya Petrus tidak lagi setia juga ketika Yesus pergi untuk berdoa ketaman Getsmane ia mendapati para murid sedang tertidur padahal saat itulah sebenarnya para Murid harus berjaga-jaga. Tapi ketaatan Yesus tidak berubah ketika mendapati ketidk setiaan para murid. Secara umum sangat kontras dengan kita manusia ketaatan kita berubah ketika mendapati orang lain tidak setia
B. Kasih dan Ketaatan Maria.
Bagi maria untuk menunjukkan kasih dan hormat kepada Yesus,dia mengambil setengah kati minyak narwastu yang mahal harganya, lalu ia meminyaki kaki Yesus, kaki adalah bagian anggota tubuh yang diangap hina pada waktu itu, bahkan bagian tubuh yang paling hina itu disekanya dengan rambutnya, rambut adalah mahkota kehormatan bagi wanita pada waktu itu. Bagi Maria tidak ada yang hina untuk dikasihi dan tidak ada kehormataan yang harus dipertahankan sehingga menghalangi untuk mewujudkan kasih itu, hal ini juga secara umum kontras dengan kita manusia sering sekali kasih itu terhalang karena kita terlalu menjaga gengsi, wibawa dan merasa lebih tinggi dari yang lain.

C. Kasih dan ketaatan Yudas
Yudas juga sebenarnya tahu tentang pentingnya kasih dan kesetiaan, tapi Yudas adalah orang yang penuh perhitungan dalam melakukan kasih itu. Ia merasa bahwa tindakan yang dilakukan maria adalah sesuatu yang mubazir (berlebihan, sia-sia). Dengan kalimat yang manis dia bertanya mengapa minyak yang mahal itu tidak dijual dan uangnya yang 300 dinar bisa dibagikan kepada orang miskin. Yudas memakai prinsip untung rugi didalam melakukan kasih memberi kan kepada orang miskin bukan berdasarkan motivasi yang baik tapi untuk mengamankan diri,menanggap diri benar dan tindakan maria sama sekali tidak berarti karena dia memakai logika, sehingga pembenaran dirilah yang selalu dia katakan.

Penutup
Apa yang menjadi tujuan hidup kita secara tidak langsung pasti akan mempengaruhi bagaimana cara kita meraih tujuan hidup itu sendiri. Ketika kita mewujudkan kasih jadi bagian dari tujuan hidup kita, maka dengan sendirinya kita sudah dibebaskan dari banyak tekanan yang kita jumpai dalam kehidupan ini, karena orang yang hidup di dalam kasih tidak akan merasa terbeban dalam menjalani hidup, sama seperti Yesus kasih dan kesetiaan yang Dia berikan kepada ciptaananNya tidak dipengaruhi oleh keadaan yang dijumpaiNya.

Kasih memerlukan pengorbanan dan kerendah-hatian, Pengorbanan Yesus di kayu salib adalah contoh yang terutama. Berkorban berarti tidak mementingkan diri sendiri tapi mampu juga melihat kebutuhan orang lain. Sebab orang yang tidak mau berkorban, melihat keperluan orang lain pasti akan mendapati dirinya sendiri, yang dia jumpai dan pikirkan hanya dirinya sendiri, oleh karena itu biasanya orang yang hanya memikirkan diri sendiri selalu merasa kesepian. Tetapi bagi orang yang banyak berkorban akan mendapati dirinya dengan kehidupan yang berkualitas dengan hubungan yang baik dengan orang lain maupun lingkungannya (bnd introitus). Oleh karena itu dalam kita merenungkan kasih dan pengorbanan Yesus dalam minggu passion ini kita juga bisa berbuat didalam kasih tidak hanya untuk keluarga, jemaat kita tetapi pada seluruh ciptaaanNya.

GBKP Rg Bandung Timur
Pdt Rena Tetty Ginting


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment