Thursday 6 March 2014

Renungan / Khotbah Efesus 5:8-14, Minggu 30 Maret 2014 (Pasion IV)

Introitus : 
Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia (Yohanes 1:4)

Bacaan : 1 Samuel 16 : 1-13 ( Tunggal ); Khotbah : Efesus 5 : 8 - 14 (Tunggal)

Tema :
Hidup dalam terang tidak ada ketakutan (nggeluh ibas terang lalit kebiaren)

Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Surat Paulus kepada jemaat Efesus adalah berisikan bagaimana rencana Tuhan untuk mempersatukan seluruh ciptaan baik disurga maupun di bumi dan Yesus sebagai kepala. Paulus menjelaskan persatuan itu terjadi karena Allah yang telah memilih bangsaNya, mengampuninya dan membebaskannya di dalam Yesus dan diteguhkan di dalam Roh Kudus( Pasal 1-3 ). Paulus mengajak setiap orang Kristen supaya hidup dalam terang ( Pasal 4-6 ).Terang adalah sesuatu yang kelihatan jelas, tidak tersembunyi. Terang tidak pernah dikalahkan oleh gelap seperti cahaya kunang-kunang pada malam hari walaupun kecil tetap kelihatan atau seperti cahaya lilin pada saat mati lampu sangatlah berguna.

1.Apakah hidup dalam terang ?
Sebelum Paulus menjelaskan bagaimana hidup dalam terang, ia lebih dahulu menjelaskan hidup dalam kegelapan al : percabulan, rupa-rupa kecemaran, keserakahan, perkataan kotor yang kosong dan sembrono, penyembah berhala ( 5:3-5 ). Dikatakan semuanya itu mendatangkan murka Allah dan orang-orang yang demikian tidak mendapat bagian dalam kerajaan Allah. Tetapi hidup dalam terang adalah berbuahkan kebaikan, keadilan dan kebenaran ( Ayat 8-9 ). Kebaikan ( Yun : Agathosune ) yaitu hidup dengan kemurahan hati. Keadilan ( Yun: Dikaiosune ) yaitu memberi kepada kepada manusia apa yang menjadi haknya. Kebenaran ( Yun : Aletheia ) yaitu perbuatan moral yang tidak hanya sebatas untuk diketahui tetapi untuk dilaksanakan dalam kehidupan.

2. Bagaimana cara mengetahui terang ?
  • Ujilah apa yang berkenan bagi Tuhan ( Ayat 10 ). Untuk mengetahui satu barang tidak ada cacatnya sering diperiksa terlebih dahulu dibawah matahari atau dibawah cahaya lampu. Terang dapat membuka tabir kejahatan. Selama sesuatu dilakukan dengan sembunyi-sembunyi kejahatan itu akan berjalan terus, tetapi jika dibawa dalam terang Kristus maka perbuatan jahat itu akan dimusnahkan.
  • Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa ( Ayat 11 ). Perbuatan-perbuatan kegelapan bagi yang melakukan mungkin saja mendatangkan sukacita, kepuasan baginya tetapi hal itu bisa jadi mendatangkan kesusahan, kesedihan bagi sesama bahkan kedukaan kepada Allah. Perbuatan kegelapan hanya senang sesaat dan akan berakhir dengan hukuman walaupun mungkin tidak kini tapi nanti pasti. Telanjangilah perbuatan-perbuatan itu, sebagai anak-anak terang kita diajak untuk membuka dengan jelas perbuatan kegelapan bukan sebaliknya menutup-nutupinya. Semua jelas dihadapan Tuhan tidak ada yang tersembunyi. Disini dibutuhkan kejujuran dan keterbukaan bahkan keberanian mengungkapkannya kepada Tuhan. Terang Kristus menghindarkan perbuatan-perbuatan kegelapan. Perbuatan-perbuatan kegelapan diucapkan saja pun sesuatu yang memalukan apalagi melakukannya.

3. Mengapa kita harus hidup dalam terang? Ayat 8
Hidup dalam terang tidak ada ketakutan, tidak ada kebinasaan. Seperti ikan akan bahagia dan tetap hidup jika tetap dalam air. Tetapi sebaliknya dengan hidup dalam kegelapan. Bisa jadi ada orang yang telah terbuai oleh kejahatan menikmatinya bahkan telah menjadi candu dalam kehidupannya. Tetapi sebagai anak-anak terang jangan sampai tertidur dalam buaian perbuatan-perbuatan kegelapan. Bangunlah dan masuklah dalam kehidupan yang diliputi oleh cahaya terang Kristus. Dalam nats bacaan di katakan Tuhan menyuruh Samuel untuk memilih pengganti raja Saul. Penggantian Saul sebagai raja dikarenakan ia tidak mendengar suara Tuhan dengan mengambil jarahan dari raja Agag, orang Amalek dan melakukan yang jahat di mata Tuhan (Band. 1 Sam 15: 21). Walaupun hasil jarahan itu dipersembahkan kepada Tuhan sebagai korban bakaran dan korban sembelihan tapi Tuhan tidak berkenan. Karena Saul menolak firman Tuhan, maka Tuhanpun menolak Saul sebagai Raja. Samuel berani menegur Saul dalam ketidakbenaran dan juga menyampaikan pesan Tuhan kepadanya tanpa ada yang disembunyikan. Dalam pemilihan pengganti Saul menjadi Raja, Samuel berbuat apa yang difirmankan Tuhan. Samuel mengurapi orang yang disebutkan Tuhan kepadanya yaitu Daud. Samuel sungguh-sungguh mendengar apa yang difirmankan Tuhan.

Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Akhir-akhir ini dalam media televisi ada berita tentang oknum-oknum pejabat yang tersandung kasus korupsi. Menerima aliran dana yang tidak semestinya. Bukankah itu suatu indikasi adanya keserakahan untuk mendapat lebih dari yang semestinya. Akhirnya ditangkap, diadili, dipenjarakan, meninggalkan pencitraan diri tidak baik. Bahkan ada yang jatuh pingsan, sakit, tertekan kejiwaan tidak tenang, dsb. Hidup dalam ketakutan karena tidak benar, tetapi jika hidup dalam terang tidak ada ketakutan seperti tokoh Jusuf di dalam Alkitab, ia berani menolak godaan isteri potifar, ia tidak korupsi bahan pangan saat tujuh tahun masa menabung sebelum datang tahun kelaparan. Dalam usia yang muda ( 30 tahun ) menjadi penguasa di tanah Mesir (Band. Kej 41:37-57). Jusuf menjalani hidup tidak ada ketakutan karena ia benar. Walaupun Jusuf pernah dipenjara namun karena ia benar akhirnya ia menjadi pejabat dan menjadi berkat bagi keluarganya, bangsanya dan bangsa Mesir. Sekarang ini yang terjadi justru sebaliknya, menjadi pejabat dulu baru dipenjara karena bersalah.

Usulan ilustrasi :
Suatu hari ada kaisar yang berkunjung ke penjara untuk memberi pembebasan kepada tahanan. Dipenjara kaisar bertanya kepada 4 tahanan yang telah terbukti bersalah mengapa ia dipenjara. Jawaban ke 4 tahanan itu berbeda-beda : Tahanan 1 mengatakan karena hakim tidak adil, tahanan 2 mengatakan karena pengacaranya keliru, tahanan 3 mengatakan saya tidak bersalah. Namun berbeda dengan tahanan 4 yang mengatakan saya patut dihukum karena saya bersalah, saya adalah penjahat dan saya menyesal atas perbuatan saya. Mendengar pengakuan tahanan 4 itu akhirnya kaisarpun memilih membebaskan dia, karena ia berkata jujur mengatakan sebenarnya bukan membenarkan diri atau menyalahkan orang lain melainkan mengakui kesalahan dan mau berubah. Dari cerita ini dapat dikatakan dalam gelap terang sangat berarti. Walaupun terang itu kecil tetapi sangat berguna. Untuk itu hiduplah dalam terang, tidak ada ketakutan, hidup nyaman, aman dan tenang. Amin

Pdt. Karvintaria br Ginting, STh
GBKP Rg. Cijantung-HP: 08126359640


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment