Thursday 13 June 2013

Khotbah Lukas 7:40-50, Minggu 16 Juni 2013

Introitus : 
Lalu Ia berkata kepada perempuan itu:”Dosamu telah diampuni”. (Lukas 7:48). 

Bacaan : 2 Samuel 12:10-14 (tunggal); Khotbah : Lukas 7: 40-50 mulai ayat 36 (Tunggal). 

Tema : “Orang yang mengakui dosanya, diampuni!” 

Saudara-saudara yang kekasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Mengaku dosa secata terbuka(di depan umum) jauh lebih sulit daripada mengaku dosa secara tertutup (pribadi di depan Allah), karena mengaku dosa secara terbuka tentunnya mendapat resiko yaitu menanggung malu, sedangkan mengaku dosa secara tertutup hanya Tuhan saja yang tahu dan diri sendiri. Selain mendapat malu, mengaku dosa secara terbuka juga dianggap sesuatu yang rendah, sehingga ada orang yang tidak mau mengakui kekurangannya atau meminta maaf kepada orang lain. 

Apakah yang dimaksud dengan dosa? Dosa adalah melakukan apa yang dilarang Tuhan dan tidak melakukan apa yang diperintahkan Tuhan. kalau demikian , mengaku dosa adalah pengakuan bahwa dirinya telah melaksanakan apa yang dilarang Tuhan atau mengakui apa yang diperintahkan Tuhan, namun tidak dilaksanakan. Banyak orang mendefinisikan dosa hanya merlakukan apa yang dilarang Tuhan saja, namun tidak sampai kepada pengertian bahwa tidak melakukan apa yang diperintahkan Tuhan juga adalah dosa (mengetahui apa yang baik namun tidak melakukannya juga adalah dosa). Dalam Nats khotbah Lukas 7: 40-50 sangat jelas pemisahan hal tersebut. 

Nats khotbah Likas 7:40-50, dapat dibagi : 
Pertama, Yesus diundang maka Ia hadir (ayat sebelum khotbah 36-39). Rupa-rupanya Yesus dapat tampil mengajar dimana saja. Ia hadir di Pesta Perkawinan di Kana, khotbah di atas bukit, dan dalam nats khotbah kita Yesus hadir di rumah seorang Farisi. Kehadiran-Nya adalah untuk memenuhi undangan orang Farisi yang melakukan perjamuan makan. Kita ingat saudara –saudara, orang Farisi adalah suatu golongan dari para rabi dan ahli Taurat yang sangat berpengaruh. Mereka sangat berpegang pada Taurat Musa dan pada “adat-istiadat nenek moyang” (Mat. 15:2), seluruh hukum hukum dan peraturan mereka taati secara mutlak). Mereka adalah merupakan orang-orang penentang pengajaran Tuhan Yesus, namun Yesus menghadiri undangan jamuan makan mereka. Ini menjadi berita sukacita bagi kita karenaYesus hadir bila kita mengundang-Nya (kapan saja, dimana saja, apapun situasi dan keadaan kita = kehadiran-Nya tidak menurut layaknya seseorang). Timbul pertanyaan saudara-saudara, bagaimana kalau seseorang mengundang saudara, namun yang mengundang saudara tidak saudara senangi? Apakah saudara menghadirinya? Untuk saudara, untuk saya, Yesus diundang, maka Ia hadir. 

Kedua, kehadiran tamu tak diundang (perempuan yang terkenal seorang berdosa). Terkenal seseorang dapat disebabkan oleh dua perbuatan, yaitu perbuatan baik atau perbuatan tidak baik. Perempuan itu terkenal karena karena perbuatan dosanya. Tidak disebutkan apa perbuatan dosanya, tetapi yang pasti ia adalah seorang pelawan dosa titah (sepuluh perintah Allah). Perempuan tersebut mendengar Yesus sedang makan di rumah orang Farisi, datanglah ia membawa buli-buli berisi minyak wangi. Lima tindakan perempuan terkenal seorang berdosa tersebut: 
  1. Sambil menangisberdiri di belakang Yesus dekat kakiNya. 
  2. Membasuh kaki Yesus dengan air matanya. 
  3. Menyekanya dengan rambutnya. Mencium kaki Yesus. 
  4. Meminyakinya dengan minyak wangi. 

Apa yang dilakukan oleh perempuan terkenal seorang berdosa itu dimata orang Farisi (Petrus), tidak layak, sebab Yesus yang suci sementara perempuan terkenal seorang berdosa. Seharusnya Yesus menolak atau memarahi perempuan yang terkenal seorang berdosa itu. 

Apa yang dilakukan perempuan yang terkenal seorang berdosa itu sungguh-sungguh memerlukan kebulatan hati. Ia tidak memikirkan apa kata orang, tekadnya hanya mengakui dosa-dosanya di depan Yesus dengan penuh kerendahan hati. Dia melakukan apa yang seharusnya dilakukan tuan rumah (orang Farisi/Simon) bila Yesus datang bertamu, tetapi yang seharusnya dilakukan tuan rumah, dilakukan oleh perempuan terkenal karena dosanya. Yang diperoleh perempuan tersebut adalah ay. 48. Dosamu telah diampuni dan Yesus berkata:”Imanmu telah menyelamatkan engkau.’ “pergilah dengan selamat. (ay. 50) 

Saudara-saudara yang kekasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus, 
Ketiga, Yesus membandingkan perbuatan perempuan terkenal seorang berdosa dengan perbuatan Simon (ay. 40-47). Untuk memperlihatkan kebenaran yang dilakukan perempuan terkenal seorang berdosa itu, Tuhan Yesus menceritakan perumpamaan dua orang yang berhutang terhadap pelepas uang (ay. 41-42) seorang berhutang 500 dinar ( 1 Dinar= $ 17 sen = $ 85), seorang lagi berhutang 50 dinar ( 1 Dinar= $ 17 sen.= $ 8,5). Mereka tidak sanggup membayar, maka pelepas uang menghapuskan utang tersebut. Yesus bertanya: Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia? Simon menjawab: ”Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya.” 

Sambil berpaling kepada perempuan yang terkenal berdosa itu, Yesus berkata kepada Simon: “Engkau lihat perempuan ini? 
  • Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki –Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya (ay.44). Mengabaikan penyucian kaki tamu merupakan pelanggaran serius terhadap etiket, dan Yesus menganggap suatu penghinaan, namun Yesus mengabaikan kelalaian (mengampuni/memaafkan) Simon. 
  • Engkau Tidak mencium. Sekarang di Indonesia + Timur menyalami dengan cium pipi kiri/ cium pipi kanan ( Cipika-Cipiiki) pria-pria, wanita-wanita sudah biasa kita lihat. Pada zaman Tuhan Yesus merupakan salam sopan di antara sahabat (Roma 16:16 bersalam-salamanlah kamu dengan cium kudus) 
  • Meminyaki kepala. Ucapan dengan diiringi meminyaki kepala dengan minyak wangi tentu merupakan bagian dari permulaan pesta, tetapi simon mengabaikan kebiasaan yang tak mahal ini. 


Yesus membandingkan sikap kurang hormat Petrus (termasuk orang farisi) dangan pengabdian yang dilakukan perempuan terkenal berdosa tersebut, dengan hasil bahwa Simon belum memahami pengampunan dosa yang mendalam. 

Saudara-saudara yang kekasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Nats khotbah Minggu ini memberi peneguhan kepada kita: 
Pertama, kesadaran bahwa kita orang yang berdosa dihadapan Yesus harus semakin besar dalam diri kita masing-masing, sehingga kebutuhan kita akan penebusan Yesus juga semakin besar (kasih agape = Ef. 2: 8-9), sehingga kasih kita juga semakin besar kepadaNya dengan bukti nyata yaitu mengasihi sesama manusia yang merupakan pengabdian bagi Yesus. Seperti kebutuhan kita yang begitu besar terhadap pengampunan dosa, kita juga rela untuk mengampuni orang yang berdosa kepada kita (bd. Doa Bapa Kami). 

Kedua, yang terpenting bukan kita tidak pernah jatuh ke dalam dosa, tetapi bagaimana setelah kita jatuh ke dalam dosa. ( tidak perlu kita menginap dalam dosa, membangun rumah tinggal dalam dosa bd, Daud: memakai waktu yang seharusnya memikirkan perang dengan berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari istana seorang perempuan sedang mandi, perempuan itu sangat elok rupanya (Batyseba) isteri Uria (melihat, bertanya tentang perempuan, menyuruh datang, Batsyeba mengandung, menyuruh Uria menghadap, menyuruh Uria ke rumah, membunuh Uria). Dosa pertama Daud adalah tidak memakai waktu berperang, malah memakai waktu berperang untuk menyenangkan tubuh. Kedua, waktu melihat Betsyeba mandi dan memikirkannya…, ketiga menyuruh orang untuk mengambul isteri Uria. Keempat, membunuh Uria. Dosa berkembang terus seperti penyakit Tumor/kangker yang meluas terus dan akhirnya membunuh tuannya. 

Ketiga, Seperti perempuan yang terkenal seorang yang berdosa melayani Tuhan Yesus dengan membasahi kaki Yesus deengan air matanya. Mungkin kita juga di tengah-tengah kehidupan kita harus menangis/meneteskan air mata oleh karena dosa .kita atau dosa orang lain Tetesan air mata kita merupakan ungkapan iman kita kepada Allah sebagai bagian mengambil penderitaan Tuhan Yesus. Berlimpah-limpah dalam kesengsaraan dan penghiburan berlimpah-limpah (2 Korintus 1:5), persekutuan dalam penderitaan Tuhan Yesus (Flp. 3:10), Rasul Paulus mencucurkan;air mata sebagai tanda besar kasihnya kepada Jemaat Korintus (2 Korintus 2:4). 

Cileungsi Simalem, 12 Juni 2013 
Pdt. Rasmidi Sembiring M.Th. 

Catatan sermon: 
  1. Tidak cukup hanya mengaku, tapi nampak dalam perilaku tidak lagi melakukan dosa. Akibat dosa ada harga yang harus dibayar walaupun sudah mengaku dosa dan Allah mengampuni. 
  2. Pengakuan tidak hanya dalam bentuk kontemporer, tapi terus-menerus/kontinu yg nampak dalam perubahan perilaku. 
  3. Memang ada dosa yang tidak diampuni yakni dosa mengjujat Roh Kudus.


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment