Tuesday 1 July 2014

Runungan / Khotbah Mazmur 145:8-14, Minggu 6 Juli 2014

Introitus : 
Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu (Yohanes 15:9)

Pembacaan : Wahyu 1:12-18 (Tunggal); Khotbah : Mazmur 145:8-14 (Responsoria)

Thema : 
Allah mengasihi semua orang/Dibata erkeleng Ate Man Isepe

Pembahasan
Firman Tuhan hari ini terambil dari Mazmur. Dalam perjanjian lama, pembacaan mazmur dilakukan secara luas, misalnya di tempat-tempat ibadah, lingkungan istana, lapangan, di jalan-jalan, dan juga di medan peperangan. Contoh misalnya pada zaman kerajaan, pembacaan mazmur dilakukan ketika orang memasuki halaman Bait Allah untuk mempersembahkan kurban; ketika bernazar; pada waktu membayar nazar; ketika orang mencari keadilan; ketika seseorang mencari perlindungan ataupun kesembuhan; dan lainnya. Mazmur yang digunakan pada setiap kesempatan dipilih sesuai dengan peristiwa yang dialami oleh umat atau seseorang.

Pada saat ini, yang menjadi teks Firman Tuhan terambil di pasal yang 145. Pasal ini umumnya dibacakan ketika umat merayakan perayaan-perayaan tahunan yang melibatkan seluruh umat bahkan seluruh makhluk untuk mengagungkan nama dan perbuatan-perbuatan Allah yang ajaib. Ini merupakan respon dari umat atau seseorang terhadap Tuhannya. Dan pembacaan ini semata-mata hanya ditujukan untuk kemuliaan dan kebesaran nama Tuhan.

Sesuai dengan judul hari ini, bahwa Allah memang sangat mengasihi umat-Nya, sehingga mau melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib dalam kehidupan manusia untuk menyatakan bahwa Ia adalah Allah yang berkuasa dan berdaulat. Berdasarkan teks Firman Tuhan tersebut,

a. Mengapa Allah mengasihi Manusia?

Pada dasarnya Tuhan itu kasih. Pada ayat 8-9, dikatakan TUHAN itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. TUHAN itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya. Teks ini menunjukkan bahwa manusia adalah ciptaan Allah sendiri. Allah menciptakan manusia serupa dan segambar dengan Allah. Tentu ini adalah sesuatu yang mulia, ada relasi yang erat di dalamnya yang tidak dapat dicerna pemikiran manusia secara mendalam. Tetapi, dapat dirasakan oleh manusia itu, ketika ia benar-benar merindukan Allah dalam seluruh kehidupannya dan menjadikan Allah yang utama dalam hidupnya. Sudah seberapa besar kita mengutamakan Tuhan daam hidup kita?

Saudara/saudari terkasih, ayat 8-9 tersebut adalah sebuah ungkapan yang ucapkan oleh pemazmur, bahwa betapa ia menyadari dan mengalami kasih dan penyertaan Tuhan dalam kehidupannya. Jelas bahwa dalam kehidupan si pemazmur tentu ada masa-masa gelap ataupun masa-masa sulit yang di alaminya. Tetapi bagaimana si pemazmur, melihat dan merasakan bahwa segala yang terjadi dalam kehidupannya semuanya memiliki tujuan yang telah ditetapkan Tuhan dalam kehidupannya, dan itu adalah untuk kebaikannya.

Bagaimana dengan kita ditempat ini? Pada situasi bagaimana dan atas alasan apa biasanya kita mengagungkan kebesaran Allah? Kenyataan menunjukkan bahwa kita mengagungkan dan memuji kebesaran Allah tergantung pada beberapa hal: pada waktu senang, ketika baru mengalami "berkat" Tuhan, atau karena kita menginginkan "berkat"-Nya. Pemazmur melihat bahwa keagungan dan kebesaran Allah tidak tergantung kepada suara pujian manusia dan tidak tertandingi oleh kuasa mana pun sepanjang masa. Apa yang dikatakan pemazmur merupakan suatu pengakuan yang berdasarkan pengetahuan saja, melainkan berdasarkan pengalamannya menyaksikan pekerjaan Allah yang ajaib dan besar.

b. Bagaimana Allah mengasihi manusia?

Allah mengasihi manusia melalui pertolongannya kepada semua orang yang membutuhkan. Tuhan ada kepada mereka yang membutuhkan Pada ayat 14, dikatakan bahwa Tuhan adalah penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua orang yang tertunduk. Kalimat ini jelas bahwa si pemazmur ingin menyatakan bahwa Allah adalah kasih terhadap mereka yang membutuhkan. Siapakah mereka yang membutuhkan itu? Mereka adalah kelompok minoritas yang termarginalkan. Dalam kehidupan, sering sekali kita lupa bahwa Allah juga ada untuk mereka yang sering luput dari tatapan orang banyak. Dalam ayat ini, dikatakan bahwa mereka yang membutuhkan adalah mereka yang jatuh (kemungkinan ini adalah mereka yang lemah, khususnya dalam bidang sosial ekonomi), kemudian mereka yang tertunduk (kaum minortas yang miskin, sehingga ia tak memiliki hak mereka sepenuhnya).

Dalam dunia perjanjian lama, nyata bahwa salah satu faktor kuat diberitakan atau diproklamasikannya Firman Tuhan oleh para nabi, yakni mereka kelompok yang termarginalkan. Mereka adalah salah satu alasan, diberiatakannya nubuat Tuhan. Mereka adalah orang-orang yang membutuhkan uluran kasih dari semua pihak. Contohnya, misalnya nabi Yesaya, memberitakan penghukuman terhadap orang-orang Yehuda, karena mereka tidak berlaku adil terhadap sii miskin, janda, anak yatim, budak dan sebagainya. Sekalipun mereka senantiasa memberikan persembahan yang semarak buat Tuhan, tapi Tuhan menyatakan bahwa Tuhan jijik akan persembahan yang demikian, sebab persembahan dan ritual yang demikian, adalah ritual yang berpura-pura di hadapan Tuhan (Yes. 1:4 – 13; 5:1-20; 10:1-2 dst.)

Hal ini memperlihatkan bahwa betapa besarnya Allah kita, yakni Allah yang mengasihi semua orang tanpa memandang bulu, kecil-besar, hitam-putih, kurus-gemuk, kaya-miskin, dan sebagainya, semua kita sama di hadapan Tuhan. Sebab kehendakan Allah adalah kasih persaudaraan di dalam satu komunitas. Seperti Tuhan Yesus yang rela meninggalkan domba-domba yang jumlahanya 99 demi untuk mencari domba yang satu, yang tersesat. Ini mengambarkan bahwa Allah sangat mengasihi umat-Nya, buatan tangan-Nya sendiri. Ia tidak membiarkan yang tersesat itu hilang begitu saja. Tetapi ia mencarinya dengan penuh kasih. Bagaimana dengan kita? Jika kita adalah yang pemilik dari domba-domba tersebut, ketika hari mulai gelap dan akan turun hujan, di tambah jalan pulang sangat jauh jaraknya, masihkah kita mencari domba yang hilang itu? Masihkah kita mencarinya dengan penuh sabar?
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, ini bukan hanya sebatas domba atau kambing saja, melainkan kehidupan kita di dalam bergereja, khususnya untuk kita para pendeta. Jika ada jemaat atau saudara kita yang tersesat, yang selama ini kita kenal memang bahwa dia adalah seseorang yang suka menjadi troublemaker di dalam gereja, masihkah kita mencarinya dengan kasih dan dengan pengharapan orang tersebut akan kembali lagi? Demikian, kasih Tuhan tidak terbatas dalam kelompok tertentu saja, melainkan kepada semua orang. Ia melihat setiap orang yang membutuhkan pertolongan-Nya, dan nyata bahwa pertolongan-Nya tidak pernah terlambat.

c. Karena Allah begitu mengasihi kita, pujilah Dia!

Ayat 10-13, merupakan ajakan dari si pemazmur untuk semua orang bahkan semua makhluk untuk mengagungkan Tuhan oleh karena besar kasih setia-Nya sampai selama-lamanya. Bukan pengakuan filosofis. Pengakuan pemazmur tentang Allah bukanlah suatu pengakuan filosofis (berdasarkan pengetahuan) melainkan bukti karya nyata Allah. Salah satunya dalam kehidupan nyata, kebesaran dan keagungan Allah itu nampak ketika Allah peduli terhadap keadaan manusia yang rapuh dan segala ciptaan lainnya.
Pemazmur menyatakan bahwa pekerjaan Allah yang ajaib dan besar itu akan berlangsung terus-menerus dari abad ke abad (13) Setiap generasi akan mengalami keajaiban pekerjaan Allah dan mereka akan terus memberitakannya (10-12). Inilah kesaksian dari pemazmur. Tujuannya adalah agar orang lain percaya dan yakin bahwa Allah senantiasa ada sampai selama-lamanya, sehingga memuji Pencipta itu. Cenderung manusia zaman sekarang, seperti halnya Tomas, jika tidak melihat dengan mata kepada sendiri, tidak akan percaya. Seharusnya setiap hari kita bisa melihat karya Tuhan, baik melalui hari-hari yang ada, saat kita masih bisa bangun pagi dan merasakan matahari yang bersinar, udara yang segar, air yang mengalir, dan sebagainya. Tanpa perlu kita memintanya Tuhan sudah menyediakannya, bukankah itu sebuah keajaiban? Memang dalam kehidupan kita, hal-hal yang kecil dan sederhana sering lewat begitu saja di hadapan kita. Dan kita tidak menyadarinya. Kita membayangkan bahwa keajaiban itu selalu hal-hal yang spectakuler, dan wow..

Ingat bahwa Tuhan kita bukan pesulap atau penghibur manusia semata, dan juga bukan seorang yang senantiasa harus memenuhi kemauan manusia. Dia adalah Tuhan yang seharusnya disembah oleh ciptaannya, sebab Dia adalah empunya segala masa, dan segala yang di bumi, Dia adalah Alpa dan Omega, Dia hidup, bahkan Dia pemegang kunci kerajaan maut (Wahy. 1:17-18). Sungguh luar biasa Allah kita, dikatakan bahwa kerajaan maut pun dibawah kendalinya. Oleh karena itu, hendaklah kita, seperti yang terdapat di dalam bacaan Wahyu 1:17, yang berkata: Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku sama seperti orang mati,... Inilah yang seharusnya dilakukan oleh orang yang mengaku percaya kepada Tuhan. Pernahkah kita mengucap syukur ketika mendengar bunyi gemuruh yang hebar dan kuat? Benar bahwa secara manusia, kita tentu takut terhadap gemuruh yang menggelegar itu. Tetapi pernahkan kita berpikir betapa hebat dan dahsyatnya Dia yang menjadikan gemuruh tersebut? Atau ketika kita pergi ke tempat yang pemandangannya indah, Pulau Dewata misalnya. Tidak sedikit orang yang menayatakan bahwa pulau Dewata begitu indah. Tetapi, pernahkah kita menyadari dan mensyukuri bahwa itu semua berasal dari Tuhan? seberapa kita bersyukur kepada Tuhan, atas kebaikan-Nya kepada kita?

Penutup

Ketika pemazmur menyadari dan mengalami lawatan dan kuasa Tuhan, maka pujian yang keluar dari mulut pemazmur adalah pujian yang lahir dari rasa aman dan syukur karena pengalaman dikasihi, dipelihara, dan dilindungi oleh Rajanya. Betapa damai dan berpengharapannya hidup ini kalau kita menyadari Allah kita adalah Raja yang berdaulat, penuh kuasa, dan sangat peduli atas hidup kita. Ingat dan hitunglah berbagai bentuk kebaikan dan rahmat Tuhan kepada Anda! Adakah melodi syukur mengumandang dalam hidup Anda sehari-hari?

Pdt.Andreas Joseph Tarigan, S.Th., M.Div


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment