Thursday 27 December 2012

Khotbah Yesaya 52:7-10, Senin, 24 Desember 2012 (Malam Natal)

Introitus :
Bergembiralah, bersorak-sorailah bersama-sama, hai reruntuhan Yerusalem! Sebab Tuhan telah menghibur umatNya, telah menebus Yerusalem (Yesaya 52:9).

Pembacaan : Matius 1:18-25; Khotbah : Yesaya 52:7-10

Tema :
Natal Yang Membebaskan

Pendahuluan :
(1) Tema Umum Kitab Yesaya seputar hukuman dan keselamatan yang dibagi 3 (tiga) buku, yaitu:
  • Buku pertama Nabi Yesaya (Proto-Yesaya) pasal 1-39 tentang sejarah Israel dengan muatan celaan-celaan nabi atas dosa-dosa yang menolak Tuhan dengan menyembah ilah lain, serta cacian pedas terhadap para pemimpin yang mengandalkan kekuatan asing dan tidak percaya kepada Allah sebagai satu-satunya yang mampu menyelamatkan mereka.
  • Buku kedua Nabi Yesaya (Deutero-Yesaya) pasal 40-55 masa pembuangan di Babel dengan muatan janji-janji Allah bahwa mereka akan kembali dari pembuangan, tetapi juga kecaman keras bagi yang percaya kepada berhala dan tidak percaya kepada Allah Israel yang hidup.
  • Buku ketiga Nabi Yesaya (Trito-Yesaya) pasal 56-66 sesudah kembalinya dari pembuangan fokus kepada pembangunan kembali Bait Allah di Gunung Sion. Tetapi Allah lebih berkenan kepada keadilan dan kesetiaan daripada ibadat dan pembangunan Bait Allah.
(2) Jadi latar belakang dari Yesaya 52:7-10 yang menjadi bahan khotbah kita termasuk gagasan Deutero-Yesaya yang merenungkan ketegangan bagi bangsa yang berada dalam pembuangan. Mereka gelisah menantikan saat diperbolehkan kembali ke tanah asal untuk memulai hidup baru dalam suasana kemerdekaan, bebas dari penindasan dan penjajahan. Ada sebuah kerinduan agar tercipta kembali hubungan dengan Allah yang mencintai mereka sebagai bangsa. Mereka melihat Yahwe pulang ke Sion (Yes.52:8)

(3) Tahun 2012 bagi GBKP adalah Tahun Peningkatan Solidaritas Internal GBKP. Pertanyaan dan sekaligus barometer keberhasilan Tahun Solidaritas Internal: Apakah ada sebuah kerinduan agar tercipta hubungan yang baik secara internal ditengah-tengah GBKP? Hubungan baik yang ditandai dengan gerakan dan aksi nyata bahwa memang kita solider. Dengan hubungan yang baik secara internal, akan menjadi modal dasar untuk melangkah ke tahun depan 2013 sebagai Tahun Peningkatan Solidaritas Eksternal (Oikoumene Gereja dan Masyarakat).

Pendalaman teks:
  1. Perikop kita ini sebuah proklamasi kemerdekaan, sebuah kegembiraan atas kembalinya Allah ditengah-tengah bangsa. Hal ini nyata sekali dalam pembebasan mereka dari pembuangan Babel. Allah kembali memerintah.
  2. Kemerdekaan ini berarti memulai tugas yang baru. Kabar sukacita ini merupakan “daya dorong” untuk memulai kehidupan yang baru. Lembaran hidup baru untuk mulai membuat gerakan-gerakan yang layak atau pantas bagi orang-orang yang disebut merdeka. Suasana gairah kemerdekaan inilah yang ditawarkan sebagai bagian kabar sukacita natal.
  3. Pada zaman kuno, pembawa berita berlari dari satu tempat ke tempat lain. Kehadirannya sangat penting terutama saat genting dalam perang. Tentu caranya lain dengan kemajuan teknologi modern kini yang bisa dilakukan melalui HP. Tetapi “roh”-nya tetap sama yaitu bahwa berita itu sangat penting. Tentu dengan harapan merupakan “kabar baik”. Kalau kita perhatikan ayat 7 mengacu kepada orang yang memberitakan pembebasan kepada orang tawanan di Babel. Hal ini melambangkan pemberitaan keselamatan melalui Mesias yang akan datang. Allahmu itu Raja yaitu Kerajaan Allah datang ke bumi (band. Mrk.1:14-15)
  4. Ayat 8 Dengarlah suara orang-orang yang mengawal engkau. Orang-orang yang mengawal tembok-tembok Yerusalem melihat seorang pembawa berita datang dengan kabar baik, dan menyampaikan bahwa Tuhan sedang kembali ke Sion bersama umat-Nya. Jadi bukan katanya atau kata orang. Dengan mata kepala sendiri mereka melihat.
  5. Ayat 9 Bergembiralah, bersorak-sorailah bersama-sama. Kabar baik, berita kemenangan biasanya meluap dan meledak-ledak. Ada “daya dorong” untuk menggembar-gemborkan” kepada orang banyak. Beda dengan berita duka membuat orang sedih dan menyendiri serta menyepi. Bahkan menangis ditempat tersembunyi.
  6. Ayat 10 Maka segala ujung bumi melihat keselamatan yang dari Allah kita. Sentuhan dan karya Allah pasti membawa perubahan yang luar biasa. Kita masih ingat Kej.1:1 “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi”. Allah hadir, menyentuh dan berkarya membuat perubahan. Yang belum berbentuk menjadi berbentuk dan yang gelap gulita menjadi terang dan indah. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Dan bukan hanya Allah, tetapi orang lain dapat menyaksikan perubahan itu. Semua keluh kesah menjadi lenyap dan berganti dengan sorak-sorai sebagai ungkapan kegembiraan. Buah karya Allah ini dapat dilihat dan dinikmati orang banyak, masyarakat dan bangsa.
  7. Seperti dalam pembacaan Matius 1:18-25 yang menekankan karya penyelamatan Allah bagi manusia dalam diri Yesus Kristus. Melalui kelahiran Yesus Kristus dilukiskan garis kehidupan Yesus sebagai Anak Manusia di antara manusia artinya bukan sesuatu yang asing bagi manusia. Ia berasal dari Allah, namun berada ditengah-tengah kehidupan manusia, terlibat dalam kehidupan.
Penutup:
(1) Manusia kini diliputi dengan kabar buruk (kabar bahwa teroris masih berkeliaran, kabar bahwa tawuran masih tetap terjadi tidak hanya di komunitas anak-anak sekolah tapi juga antar masyarakat, bentrokan, kekerasan, penodongan, perampokan, pembunuhan, obat-obat terlarang, dlsb). Hidup penuh dengan adu domba, bukan adu ketangkasan. Manusia merasa capek, lelah, jenuh, semakin apatis dan pesimis. Ditengah suasana yang buruk ini, di proklamasikan kabar baik. Suasana tiba-tiba berubah menjadi segar, bergairah, optimis. Itulah berita natal tentang kelahiran Yesus Kristus yang disebut Immanuel, Allah menyertai kita. Berhubungan dengan pemberian nama ini bahwa Ia akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka. Nama Yesus berarti Allah menyelamatkan. Hal ini bukan saja program Allah, tetapi juga keterlibatan Allah terhadap kehidupan dan masa depan manusia.
 
(2) Nama Yesaya dalam bahasa Ibrani adalah Yesya-yahu artinya keselamatan dari Tuhan, sedangkan nama Yesus merupakan bentuk Latin terjemahan Yunani atas kata Yosua atau Yehosua dalam bahasa Ibrani, yang berarti “Keselamatan itu adalah Yahweh”. Itu berarti Nabi Yesaya menubutkan berita bahwa Natal kelahiran Yesus menyelamatkan, membebaskan manusia. Inilah karya Allah yang luar biasa, dan tidak hanya buat kita-kita, tetapi juga karya penyelamatan Allah bernilai universal, kasih Allah akan dunia ini. (Band.Yoh.3:16). Natal menjadi landasan peningkatan solidaritas eksternal (Oikoumene Gereja dan Masyarakat). Oikoumene ( Oikos = rumah, Meno = tinggal) artinya sebenarnya kita tinggal dalam satu rumah yakni dunia yang diciptakan dan dikasihi Allah untuk saling berbagi, saling memperhatikan, solider satu dengan yang lain. Gerakan ini sangat relevan ditengah masyarakat majemuk Indonesia.

(3) Pengalaman Yusuf dalam kisah natal Matius 1:18-25, menjadi pengalaman gereja perdana, yang gelisah dan harus mencari kehendak Allah. Usaha Yusuf adalah menerima Maria sebagai ibu Yesus dan menjaganya sehingga tetap menjadi milik Allah. Kita sebagai pengikut-Nya yang setia tetap gelisah dan harus mencari kehendak Allah dan menerimanya serta menjaganya. Karena “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya”. Luk.11:28 (EP)


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment