Monday, 1 July 2013

Khotbah Yohanes 15:9-17, Minggu 21 Juli 2013

Introitus : 
“Barang siapa menuruti segala perintahNya, ia diam di dalam Allah dan Allah diam di dalam dia” (1 Yohanes 3:24a ).

Bacaan : 1 Yohanes 3 : 19 – 24 (Tunggal); Khotbah : Yohanes 15 : 9 – 17 (Anthiponal)

Thema : “Tetap hidup dalam kasih Allah”

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus
Setiap orang butuh dikagumi. Kita butuh di cintai,butuh dipelihara,butuh dijaga, disembuhkan dan dikasihi. Selanjutnya kita juga butuh ditemani, diterima, diampuni, didamaikan, didampingi, dimengerti, ditolong, diakui, disambut dan di hargai. Kita juga butuh di bimbing, dihibur, diarahkan, di topang, diberi petunjuk dan diberi kebebasan. Semua itu merupakan kebutuhan dasariah kita. Untuk memperoleh semuanya itu Allah menyapa kita dengan mengingatkan kita lewat FirmanNya hari ini untuk, tetap hidup dalam kasih Allah (Thema). Bagaimanakah sikap setiap orang yang hidup dalam kasih Allah?

Dalam yohanes 15:9-17, Yesus memberi perintah untuk saling mengasihi. Tuhan lebih dahulu telah mengasihi kita,setiap orang yang hidup dalam kasih Allah, berarti meyakini dan mensyukuri kasih Allah yang telah kita terima dan alami. Seturut dengan itu kita juga di tuntut untuk meneladani kasih Allah tersebut dengan mengasihi sesama. Melakukan kasih memang tidaklah semudah mengatakan dan seindah mengungkapkannya, namun kasih membutuhkan hati yang tulus dan menuntut pengorbanan yang bukan segampang yang kita bayangkan. Yesus mengajarkan kasih yang sesungguhnya yaitu kasih yang bersetandar “agave”. Kasih agave adalah kasih yang tak bersyarat. Kasih agave adalah sifat inti Allah, karena Allah adalah kasih. (1Yohanes 4:7-12 ; 1 Kor.13:1-13). Kasih agave bukan sekedar sebuah gerakan hati yang lahir dari perasaan, melainkan gerakan kehendak, pilihan yang sengaja di lakukan. Kasih yang berhubungan dengan ketaatan dan komitmen, dan tidak selalu dengan perasaan dan emosi. Mengasihi seseorang adalah mentaati Tuhan dan perintahNya, demi kebaikan orang lain, mengupayakan berkat dan keuntungan orang lain untuk jangka panjang. Sikap seperti inilah yang semestinya dimiliki setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus.

Ditengah Zaman dan situasi seperti sekarang ini,kecendrungan manusia hidup egois, mementingkan diri sendiri, mau menang sendiri dan seterusnya. Melalui siaran TV hampir di setiap tayangan menyoroti tentang korupsi, tindakan kekerasan, pembunuhan, pemerkosaan, perselingkuhan, perceraian, ketidak adilan, dalam memberikan Bantuan langsung sementara (BLSM) tidak tepat sasaran dan tidak merata, dan sebagainya. Kebanyakan orang kini kehilangan hati nurani untuk berbuat baik. Apalagi yang disebut dengan “Kasih”, seakan-akan merupakan suatu kebodohan dan hanya sebatas obrolan doang. Kondisi seperti ini sudah menjadi kenyataan yang kita hadapi. Bagaimanakah kasih itu dapat kita wujudkan?

Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus
Sadar kita atau tidak sadar, setuju atau tidak setuju, Yesus memerintahkan kita untuk mengasihi dan tinggal di dalam kasihNya. Tuhan mengasihi kita sebagaimana kita juga harus mengasihi sesama. Allah mengaruniakan Roh Nya bagi kita untuk memampukan kita dalam melakukan kasih tersebut (Band.Bacaan 1 Yoh.3:23-24). Allah memberikan berkat bagi setiap orang yang mengasihi sesamanya. Berdasarkan nats khotbah hari ini, Yesus menjanjikan 4 (empat) berkat bagi orang yang melakukan kasih yaitu:
Pertama, Kamu akan bersukacita dan sukacitamu akan penuh (ay.11). Suka cita yang dimaksukan oleh Yesus bukanlah sukacita dunia yang sifatnya sementara, tapi sukacita Rohani yang kekal yang dikaruniakan oleh Tuhan. Kedua, Kamu akan menjadi Sahabat Ku, bukan lagi hamba (ay.14). Orang yang menjadi sahabat Yesus adalah orang yang telah menerima karunia dari padaNya. Kita tidak akan bias menjadi sahabatNya kecuali Dia sendiri telah lebih dahulu mengasihi kita.(Yakobus 2:23). Dan juga menjadi sahabat Yesus dapat menikmati kehadiran Nya dalam situasi kehidupan ( Pahit atau manis, senang atau susah, sukses atau gagal ), ia tetap kuat, tekun, benar dan makin berkenan hidupnya bagi Tuhan. Tuhan adalah sahabat yang selalu hadir menyertai, menghibur, menolong, menguatkan, memelihara kehidupan saudara dan saya yang sungguh-sungguh menjadi sahabat Allah yang sejati (band. Masmur25:14).Ketiga, dipanggil untuk melayani Dia.(ay.16). Dalam seluruh keterbatasan , ketidak sempurnaan, kita dilayakkan, dipilih, ditetapkan dan dipercakan oleh Yesus untuk melakukan perintahNya. Menjadi saksi Tuhan mengabarkan Kabar Baik dan untuk menghasilkan buah yang baik. Keempat, Kamu akan diberkati untuk memberkati. Yesus percayakan hidup kita untuk menjadi berkat bagi orang lain. Orang yang mendapat kebahagiaan sejati adalah orang yang dapat membahagiakan orang lain. Ketika kita berusaha membahagiakan orang lain, kita pun akan bahagia. Jika kita menyengsarakan orang lain, sebetulnya secara tidak sadar, kita juga sedang menyengsarakan diri sendiri. Manusia selalu dikenang dari apa yang ia berikan dari pada yang ia terima sepanjang hidup. Semakin banyak konstribusi positif yang diberikan seorang kepada yang lain, semakin besar pula kesuksesan yang akan ia dapatkan.

Senantiasalah kita tetap hidup di dalam kasih Allah dan menjadi pelaku kasih untuk mengasihi Tuhan dan mengasihi sesame agar kita memperoleh berkat dan sukacita dari padaNya.”Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita”(Kol. 3:17 ). Amin.

Rg.GBKP Tambun
Pdt. Terima Tarigan


Catatan Sermon//asbrahm
  1. Bagaimana supaya kita tetap hidup dalam kasih Allah? Pertama: Perasan/keyakinan bahwa kita sudah di kasihi, orang yang sesungguhnya tidak pantas dikasihi, Agave Allah, ayat 13, Yoh.3:16, 1 Yoh 3:16 = iman; Yang kedua: Bersekutu; Ketiga: berdoa; Keempat: membaca Firman dan Kelima: melayani (berbuah).


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment